Magelang (ANTARA) - Sebanyak 103 warga Desa Sidogede, Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, terpapar COVID-19, tiga di antaranya meninggal dunia.

Camat Grabag Sri Utari di Magelang, Sabtu, menyebutkan dari sejumlah kasus di Desa Sidogede tersebut, 28 kasus berada di Dusun Kalangan, 73 kasus di Dusun Pagonan, dan dua kasus di Dusun Kaligintung.

Ia menyampaikan awal kasus COVID-19 di Desa Sidogede ini diduga setelah ada warga yang meninggal dunia dan terjadi kerumunan warga.

"Selang beberapa hari kami mendapatkan laporan bahwa banyak masyarakat yang sakit, akhirnya kami mengambil langkah bersama satuan tugas untuk melakukan tes usap PCR di Desa Sidogede ini," katanya.

Ia menyampaikan dari tes usap pertama diikuti 120 orang, yang dinyatakan positif COVID-19 sebanyak 97 orang. Hingga saat ini di Desa Sidogede terdapat 103 kasus COVID-19.

"Dari sejumlah kasus tersebut, tiga orang di antaranya meninggal dunia dan saat ini ada lima orang yang menjalani perawatan di rumah sakit dan sisanya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing," katanya.

Baca juga: Aktivitas masyarakat di Kabupaten Magelang mulai abaikan prokes

Dia mengatakan sejumlah pamong Desa Sidogede, termasuk kepala desa, juga terpapar COVID-19. Hanya dua pamong desa yang tidak terpapar COVID-19.

"Oleh karena itu, pelayanan tatap muka di Kantor Desa Sidogede untuk sementara ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan," katanya.

Ia menuturkan antisipasi pandemi di Desa Sidogede, antara lain membuka posko untuk membantu masyarakat yang positif COVID-19 dengan menyuplai bahan pangan (sembako).

Dia mengatakan bantuan sembako bagi warga yang terpapar COVID-19, antara lain menggunakan Dana Desa, bantuan masyarakat, dan BPBD.

"Kami terus memberikan sosialisasi setiap dua jam sekali yang dilakukan para relawan untuk berkeliling mengingatkan apa yang perlu dilakukan warga yang menjalani isolasi mandiri," katanya.

Utari menuturkan dengan merebaknya kasus COVID-19 di Desa Sidogede maka diterapkan penutupan lokal di dua dusun, yakni Pagonan dan Kalangan.

"Di dua dusun itu kami menerapkan 'mikro lokcdown' (penguncian wilayah secara mikro) dengan hanya menggunakan akses satu pintu sehingga kami bisa mengontrol setiap masyarakat yang keluar masuk dua dusun tersebut," katanya. 

Baca juga: Kab. Magelang siapkan dua RS untuk isolasi pasien COVID-19
Baca juga: Diduga dari klaster sunatan, 31 warga Kabupaten Magelang positif COVID-19

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024