Kudus (ANTARA) - Lingkungan Sekolah Dasar (SD) 1 Tumpangkrasak, Kabupaten Kudus, Jateng dilakukan penyemprotan disinfektan oleh pemerintah desa setempat untuk mencegah penyebaran COVID-19 setelah empat guru dan satu siswa terpapar virus corona jenis baru itu, Selasa.
"Penyemprotan memang inisiatif kami karena bangunan SD 1 yang kebetulan bersebelahan dengan kantor Balai Desa Tumpangkrasak," kata Kepala Desa Tumpangkrasak, Sarjoko Saputra, di Kudus, Selasa.
Selain itu, kata dia, siswanya juga banyak yang berasal dari desa setempat sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi. Penyemprotran disinfektan juga dilakukan di lingkungan balai desa serta perkampungan warga karena sebelumnya juga ada warga positif COVID-19.
Khusus untuk penyemprotan wilayah perkampungan warga dilaksanakan selama tiga hari serta ada pembagian masker kepada warga desa setempat yang memang masih membutuhkan tambahan masker.
Dari empat guru yang terpapar COVID-19, katanya, warga luar Desa Tumpangkrasak, sedangkan jumlah warganya yang terpapar sejak Januari hingga 25 Mei 2021 sebanyak 26 kasus, sembuh 21 kasus, dan meninggal dua kasus, selebihnya isolasi mandiri dan perawatan. Hasil penelusuran kontak ada 108 terkonfirmasi COVID-19.
Camat Jati Andreas Wahyu Adi menambahkan pihaknya sudah memerintahkan semua pemerintah desa melakukan langkah antisipasi penyebaran COVID-19, termasuk penyemprotan disinfektan di lingkungan warga maupun lokasi, untuk memutus mata rantai penularan virus.
"Hal terpenting, tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada membenarkan empat guru terpapar COVID-19 di SD 3 dan 1 Tumpangkrasak yang saat ini dimerger menjadi SD 1, dua di antaranya dirawat di rumah sakit dan dua isolasi mandiri. Di SD 1 Tumpangkrasak ada satu siswa yang juga terpapar karena tertular dari ibunya yang juga positif COVID-19.
Hasil penelusuran kontak terhadap sembilan guru lainnya, dinyatakan negatif, sedangkan aktivitas di dua SD tersebut untuk sementara diliburkan karena setiap harinya guru tetap masuk sekolah meskipun tidak ada kegiatan belajar mengajar tatap muka.
"Penyemprotan memang inisiatif kami karena bangunan SD 1 yang kebetulan bersebelahan dengan kantor Balai Desa Tumpangkrasak," kata Kepala Desa Tumpangkrasak, Sarjoko Saputra, di Kudus, Selasa.
Selain itu, kata dia, siswanya juga banyak yang berasal dari desa setempat sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi. Penyemprotran disinfektan juga dilakukan di lingkungan balai desa serta perkampungan warga karena sebelumnya juga ada warga positif COVID-19.
Khusus untuk penyemprotan wilayah perkampungan warga dilaksanakan selama tiga hari serta ada pembagian masker kepada warga desa setempat yang memang masih membutuhkan tambahan masker.
Dari empat guru yang terpapar COVID-19, katanya, warga luar Desa Tumpangkrasak, sedangkan jumlah warganya yang terpapar sejak Januari hingga 25 Mei 2021 sebanyak 26 kasus, sembuh 21 kasus, dan meninggal dua kasus, selebihnya isolasi mandiri dan perawatan. Hasil penelusuran kontak ada 108 terkonfirmasi COVID-19.
Camat Jati Andreas Wahyu Adi menambahkan pihaknya sudah memerintahkan semua pemerintah desa melakukan langkah antisipasi penyebaran COVID-19, termasuk penyemprotan disinfektan di lingkungan warga maupun lokasi, untuk memutus mata rantai penularan virus.
"Hal terpenting, tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada membenarkan empat guru terpapar COVID-19 di SD 3 dan 1 Tumpangkrasak yang saat ini dimerger menjadi SD 1, dua di antaranya dirawat di rumah sakit dan dua isolasi mandiri. Di SD 1 Tumpangkrasak ada satu siswa yang juga terpapar karena tertular dari ibunya yang juga positif COVID-19.
Hasil penelusuran kontak terhadap sembilan guru lainnya, dinyatakan negatif, sedangkan aktivitas di dua SD tersebut untuk sementara diliburkan karena setiap harinya guru tetap masuk sekolah meskipun tidak ada kegiatan belajar mengajar tatap muka.