Solo (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berharap pemberian vaksin untuk staf hotel dapat meningkatkan okupansi yang selama pandemi COVID-19 ini mengalami penurunan cukup signifikan.
"Alhamdulilah beberapa waktu lalu kami sudah diberikan vaksin oleh Pemkot Surakarta, ini diikuti oleh staf perhotelan dan restoran di Solo," kata Perwakilan Humas PHRI Surakarta Sistho A Srestho di Solo, Senin.
Dengan demikian, dikatakannya, saat ini jumlah staf perhotelan dan restoran yang sudah divaksin sekitar 3.000 orang. Ia mengatakan dengan adanya program tersebut artinya melengkapi sertifikat CHSE yaitu kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan yang dimiliki oleh perhotelan.
"Jadi tamu yang berkunjung ke Solo maupun masyarakat luar kota yang berencana memiliki aktivitas di Solo tingkat kepercayaannya makin tinggi. Harapannya ini dapat memperbaiki tingkat okupansi," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini untuk di Soloraya pemberian vaksin bagi pelaku bisnis perhotelan dan restoran baru dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena itu, pihaknya berharap langkah serupa juga dilakukan oleh pemerintah daerah yang lain.
"Kebetulan baru di Solo, nanti di Sukoharjo, Karanganyar. Harapannya ini bisa didukung oleh pemda masing-masing, mereka bisa mengikuti program tersebut," katanya.
Sementara itu, diakuinya, saat ini tingkat okupansi hotel di Soloraya masih sangat rendah. Bahkan, menurut dia periode Lebaran yang biasanya menjadi angin segar bagi bisnis perhotelan, akibat pandemi COVID-19 ini angka okupansi tidak sesuai harapan.
"Lebaran kemarin jadi antiklimaks, okupansi tidak lebih dari 20 persen. Bahkan pada hari H ada hotel yang okupansinya di bawah 10 persen," katanya.
Ia juga mengakui selama pandemi COVID-19 ini ada sekitar 15 hotel yang ada di Soloraya yang tutup karena tidak sanggup untuk bertahap di tengah lesunya ekonomi.
"Mudah-mudahan setelah ini tidak ada lagi," katanya.
"Alhamdulilah beberapa waktu lalu kami sudah diberikan vaksin oleh Pemkot Surakarta, ini diikuti oleh staf perhotelan dan restoran di Solo," kata Perwakilan Humas PHRI Surakarta Sistho A Srestho di Solo, Senin.
Dengan demikian, dikatakannya, saat ini jumlah staf perhotelan dan restoran yang sudah divaksin sekitar 3.000 orang. Ia mengatakan dengan adanya program tersebut artinya melengkapi sertifikat CHSE yaitu kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan yang dimiliki oleh perhotelan.
"Jadi tamu yang berkunjung ke Solo maupun masyarakat luar kota yang berencana memiliki aktivitas di Solo tingkat kepercayaannya makin tinggi. Harapannya ini dapat memperbaiki tingkat okupansi," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini untuk di Soloraya pemberian vaksin bagi pelaku bisnis perhotelan dan restoran baru dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena itu, pihaknya berharap langkah serupa juga dilakukan oleh pemerintah daerah yang lain.
"Kebetulan baru di Solo, nanti di Sukoharjo, Karanganyar. Harapannya ini bisa didukung oleh pemda masing-masing, mereka bisa mengikuti program tersebut," katanya.
Sementara itu, diakuinya, saat ini tingkat okupansi hotel di Soloraya masih sangat rendah. Bahkan, menurut dia periode Lebaran yang biasanya menjadi angin segar bagi bisnis perhotelan, akibat pandemi COVID-19 ini angka okupansi tidak sesuai harapan.
"Lebaran kemarin jadi antiklimaks, okupansi tidak lebih dari 20 persen. Bahkan pada hari H ada hotel yang okupansinya di bawah 10 persen," katanya.
Ia juga mengakui selama pandemi COVID-19 ini ada sekitar 15 hotel yang ada di Soloraya yang tutup karena tidak sanggup untuk bertahap di tengah lesunya ekonomi.
"Mudah-mudahan setelah ini tidak ada lagi," katanya.