Semarang (ANTARA) - Pepatah Jawa kuno Witing tresno jalaran soko kulino yang kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti Cinta tumbuh karena terbiasa. Pepatah itu setidaknya sedikit menggambarkan kehidupan I Gede Darmayusa yang telah berkecimpung dengan dunia telekomunikasi sejak lulus kuliah.

Ketertarikannya pada bidang telekomunikasi berawal ketika melihat orang lain yang terlihat keren dan cool saat memegang handphone besar saat itu.

Baginya, telekomunikasi merupakan bidang yang tanpa batas, terus berkembang, serta sarat dengan nilai lebih bagi semua orang karena semua hal tidak dapat terlepas dari telekomunikasi, termasuk aktivitas memesan makan hingga dunia bisnis.

"Saya tumbuh di kampung yang rata-rata petani, hampir 80 persen penduduknya petani dan tidak ada keluarga yang kerja di bidang telekomunikasi. Murni saya memilih telekonomunikasi setelah kuliah. Saya merasa dulu melihat orang pakai hp besar kok kayaknya keren. Jadi telekomunikasi sesuatu yang cool dan keren," katanya menceritakan  ketertarikannya kepada dunia telekomunikasi yang tidak ada hubunganya dengan latar belakang keluarga.

Ketertarikan dengan telekomunikasi berbuah manis, Darmayusa pun mengawali dunia kerjanya sebagai transmission engineer di perusahaan multinasional peralatan telekomunikasi Lucent Technologies (1996-2001); masih dengan posisi yang sama sebagai transmission engineer, tahun 2001-2004 Darmayusa bergabung dengan Nokia Network.

Mulai saat itu, posisi Darmayusa pun terus naik dimana pada 2004- Juni 2011 dirinya ditunjuk sebagai Project Manager Nokia Siemens Network dan masih di tahun yang sama Juni 2011-Agustus 2011 menempati posisi sebagai Lead Account Manager Services Nokia Siemens Network dan September 2011-April 2014 menjabat sebagai Project Manager Tower Bersama Group.


Bergabung di XL Axiata
Karier Darmayusa terus moncer, tepat bulan Juni 2014, pria kelahiran Bali Oktober 1973 ini bergabung ke XL Axiata dengan posisi Service Partnership Management. Jabatan awal ini kemudian menjadi batu loncatannya karena Juni 2017, Darmayusa dipercaya menjadi Group Head Program Management dan Agustus 2019 menjadi Group Head Technology Strategy and Architecture, dan puncaknya sejak Oktober 2020 sampai sekarang Darmayusa menjabat sebagai Director/Chief Technology Officer XL Axiata.

Banyaknya pengalaman yang dikantonginya, Darmayusa mengaku tidak pernah puas dan mengaku terus belajar segaris dengan telekomunikasi yang juga terus berkembang. Contohnya, lanjut Darmayusa, jika dulunya konsumen sudah puas dengan voice suara bening, kini masyarakat justru lebih tertarik dengan data.

"Telekomunikasi ilmu yang pesat dan tidak ada yang expert jika tidak belajar terus, karena terus terang yang saya pelajari dari bangku kuliah kepakainya 10 persen. Belajar sangat diperlukan karena IT dan teknologi makin dekat, sedangkan pengalaman selama bekerja membantu membentuk karakter dan cara berpikir," kata Darmayusa.

Sebagai Director/Chief Technology Officer XL Axiata, Darmayusa mengaku sangat terbantu dengan tim yang memiliki keahlian masing-masing, sehingga semakin mempermudah dan memperkaya terhadap apa yang dikerjakan serta bisa lebih maksimal dalam memberikan solusi di XL Axiata.

"Semua karena tim yang luar biasa. Budaya kerja di XL adalah kerja tim," kata Darmayusa merendah saat ditanya soal prestasi yang diraihnya.

Ia mengakui di awal pandemi COVID-19, diperlukan banyak langkah luar biasa, seperti menghadapi tantangan karyawan yang tidak bisa bekerja dari kantor, sementara kualitas layanan ke konsumen harus tetap terjaga, namun seluruhnya bisa teratasi.

Bagi Darmayusa, di bidang telekomunikasi tidak hanya menghadapi kondisi saat ini, tetapi harus bisa memperkirakan jauh ke depan, sehingga diperlukan adanya tool untuk menganalisa kebutuhan dan daya beli customer agar layanan sesuai.

"Layanan yang baik adalah investasinya juga harus pas. Investasi disesuaikan dengan kebutuhan customer," kata Darmayusa.

XL Axiata sebagai trendsetter
Memperkirakan terhadap kebutuhan customer jauh ke depan, lanjut Darmayusa, menjadikan XL Axiata berhasil melakukan langkah besar yang kemudian sebagai trendsetter bagi yang lain dalam pengembangan telekomunikasi.

Salah satu langkah besar tersebut yakni fiberisasi yang sebelumnya menjadi hal yang mustahil dilakukan, karena mahalnya investasi. Namun, karena strategi yang tepat dengan menggandeng stakeholder terkait, fiberisasi dapat terwujud, bahkan diikuti yang lain.

"Fiberaisasi dibilang mahal, karena itu kami tidak buat sendiri, tetapi kerja sama. Industri semakin berkembang dan banyak reveneu yang didapatkan dengan bergerak bersamaan. Karena kalau nunggu yang lain akan kelamaan," kata Darmayusa.

Ada banyak langkah berani yang diambil XL Axiata, lanjut Darmayusa, di saat yang lain belum berani dan hal tersebut yang menjadi XL Axiata sebagai operator pertama yang berhasil menyeimbangkan antara kebutuhan bisnis ekspansi dan efisiensi.

"Kalau ditanya mimpi saya untuk company, saya ingin XL tidak sekadar menghubungkan satu dengan lainnya, tetapi mampu menjadi perusahaan yang menjadi beyond trendsetter. Orang datang ke XL bisa mendapatkan solusi dan bisa dikenal sebagai penyedia solusi di Indonesia," tutup Darmayusa.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024