Banjarnegara (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mendorong agar santri dibekali keterampilan hidup (life skill) untuk menopang kehidupan ekonomi mereka setelah selesai mengenyam pendidikan di pondok pesantren.
Saat berkunjung ke Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, Banjarnegara, Rabu malam, Wagub mengapresiasi santri yang memiliki keahlian khusus, sehingga tidak hanya pandai dalam hal agama juga apik dalam keahlian lain.
Bahkan dalam kunjungan tersebut, dia berkesempatan menikmati secangkir kopi racikan santri yang memiliki keterampilan sebagai barista.
Baca juga: Jateng masifkan edukasi dan sosialisasi pentingnya donor konvalesen
Baca juga: Jateng anggarkan Rp26,8 miliar Bosda madrasah aliyah2021
"Santri tidak hanya pandai mengaji saja, tetapi dari barista ini santri juga memiliki nilai lebih. Saya sangat mengapresiasi. Saya sudah coba kopinya dan tidak kalah dengan barista kelas nasional," katanya.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu mengatakan selain dilatih menjadi barista, santri Ponpes Tanbihul Ghofilin juga mendapat pelatihan keterampilan fotografi dan video, teknologi informasi, kuliner hingga ketrampilan mengelas.
Menurut dia, langkah-langkah yang diterapkan oleh Ponpes Tanbihul Ghofilin perlu ditiru pesantren lainnya.
"Jadi nanti santri kalau sudah pulang, mereka punya keahlian yang bisa menopang ekonomi mereka," kata Wagub menegaskan.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Tanbihul Ghofilin M Hamzah Hasan mengatakan selain mengajarkan salafi, pesanten asuhannya juga menyelenggarakan pendidikan formal mulai dari tingkat madrasah tsanawiyah (MTs) hingga perguruan tinggi.
Menurut dia, pihaknya juga menekankan penanaman mental agar santri memiliki nilai lebih, salah satunya memiliki mental wirausaha
"Usaha kan lebih pada mental bukan hanya modal. Nah, dengan kami membekali mental dan mereka bisa mandiri setelah pulang ke rumah," katanya.
Baca juga: Kepala daerah se- Jateng diminta perbarui data kemiskinan
Saat berkunjung ke Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, Banjarnegara, Rabu malam, Wagub mengapresiasi santri yang memiliki keahlian khusus, sehingga tidak hanya pandai dalam hal agama juga apik dalam keahlian lain.
Bahkan dalam kunjungan tersebut, dia berkesempatan menikmati secangkir kopi racikan santri yang memiliki keterampilan sebagai barista.
Baca juga: Jateng masifkan edukasi dan sosialisasi pentingnya donor konvalesen
Baca juga: Jateng anggarkan Rp26,8 miliar Bosda madrasah aliyah2021
"Santri tidak hanya pandai mengaji saja, tetapi dari barista ini santri juga memiliki nilai lebih. Saya sangat mengapresiasi. Saya sudah coba kopinya dan tidak kalah dengan barista kelas nasional," katanya.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu mengatakan selain dilatih menjadi barista, santri Ponpes Tanbihul Ghofilin juga mendapat pelatihan keterampilan fotografi dan video, teknologi informasi, kuliner hingga ketrampilan mengelas.
Menurut dia, langkah-langkah yang diterapkan oleh Ponpes Tanbihul Ghofilin perlu ditiru pesantren lainnya.
"Jadi nanti santri kalau sudah pulang, mereka punya keahlian yang bisa menopang ekonomi mereka," kata Wagub menegaskan.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Tanbihul Ghofilin M Hamzah Hasan mengatakan selain mengajarkan salafi, pesanten asuhannya juga menyelenggarakan pendidikan formal mulai dari tingkat madrasah tsanawiyah (MTs) hingga perguruan tinggi.
Menurut dia, pihaknya juga menekankan penanaman mental agar santri memiliki nilai lebih, salah satunya memiliki mental wirausaha
"Usaha kan lebih pada mental bukan hanya modal. Nah, dengan kami membekali mental dan mereka bisa mandiri setelah pulang ke rumah," katanya.
Baca juga: Kepala daerah se- Jateng diminta perbarui data kemiskinan