Solo (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surakarta menindak tegas warga yang menyalakan petasan saat bulan Ramadhan mengingat situasi masih di tengah pandemi COVID-19.

"Mengenai petasan, beberapa kemarin kami amankan, ada 27 anak yang kami amankan untuk kemudian dilakukan pembinaan, orang tua juga dipanggil," kata Kepala Satpol PP Kota Surakarta Arif Darmawan di Solo, Senin.

Ia mengatakan anak-anak yang diamankan tersebut bertempat tinggal di beberapa daerah, di antaranya Karangasem, Mojosongo, dan Gandekan.

Baca juga: Polresta Pekalongan sita ratusan balon dan petasan

Ia mengatakan petasan yang dinyalakan oleh anak-anak tersebut merupakan petasan rakitan yang dibuat mereka sendiri. Meski demikian, pihaknya tetap terus melakukan penyisiran kepada penjual kembang api dan petasan.

"Namun dari hasil penyisiran ini kebanyakan jualnya kembang api. Meski demikian patroli linmas terus kami tingkatkan," katanya.

Ia juga menerima keluhan masyarakat terkait aktivitas menyalakan petasan ini. Menurut dia, Satpol PP akan langsung mendatangi lokasi selama masyarakat yang melaporkan memiliki bukti seperti foto atau video.

Baca juga: Polisi sita ratusan kilogram bahan petasan di Magelang

Sementara itu, penertiban juga dilakukan kepada pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) yang biasanya mendatangi pembagian takjil dan sedekah selama bulan Ramadhan.

"Biasanya mereka datang di sepuluh hari kedua bulan Ramadhan, rombongan dari luar kota ini masuk ke Kota Solo. Kami sudah melakukan antisipasi di rumah-rumah kos untuk jangan sampai diinapi para pemburu ini," katanya.

Untuk kelompok POGT ini dalam setiap penertiban diamankan sekitar 10-20 orang dalam satu harinya. Terkait dengan sedekah tersebut, pihaknya meminta agar disalurkan melalui lembaga resmi, seperti Lazis.

Baca juga: Polresta Pekalongan intensifkan razia petasan dan balap liar

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024