Semarang (ANTARA) -
"Sebenarnya Gerakan Cinta Zakat ini adalah program yang sangat luar biasa, cuma masih banyak masyarakat belum 'ngeh', belum paham, belum tahu, maka perlu diangkat," katanya di Semarang, Kamis.
Ganjar mengungkapkan dirinya sudah sejak lama mengajak para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng untuk berzakat melalui Badan Amil Zakat Nasional, meskipun sempat muncul pro dan kontra.
Baca juga: Baznas dorong unit pengumpul zakat jadi penggerak zakat di desa
Bahkan, zakat tiap bulan selama 2020 dari ASN Pemprov Jateng terkumpul Rp55 miliar yang bisa digunakan untuk banyak hal.
"Dengan cara itu ternyata ini jadi spirit bersama untuk mencintai gerakan cinta zakat ini sehingga ini sudah berjalan beberapa tahun, Alhamdulillah bisa kita laksanakan dan satu lagi, yang masyarakat banyak belum tahu, bahkan ASN, bahkan pemerintah daerah mungkin seperti kami, ini manfaatnya banyak," ujarnya.
Manfaat yang dimaksud, lanjut Ganjar, antara lain adalah cara eksekusi yang cepat dari Baznas membuat penyelesaian persoalan bisa lebih cepat sehingga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar memaksimalkan fungsi-fungsi Baznas pada pengentasan kemiskinan.
"Itu ternyata manfaatnya hebat. Orang sakit di rumah sakit gak bisa bayar, cepat diselesaikan. anak gak bisa bayar sekolah, cepat diselesaikan. Mungkin mereka belum tercatat di Dinsos bantuan cepat, bahkan sudah ada yang produktif, ada yang sertifikasi, pelatihan umkm itu cepat banget, jadi artinya kita bisa membuat banyak hal dari zakat ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Baznas Jateng Kiai Haji Ahmad Darodji menambahkan penerimaan zakat dari ASN Pemprov Jatenhlg pada 2020 mencapai nilai Rp55 miliar dan nilai tersebut belum termasuk dari Baznas kabupaten/kota yang totalnya sekitar Rp400 miliar.
Dari jumlah zakat ASN Pemprov Jateng yang terkumpul, l 60 persen diantaranya digunakan untuk pengentasan kemiskinan, baik untuk bantuan maupun program pelatihan.
"Insyaallah tujuan kita memang kita utamakan pengentasn kemiskinan. Jadi kita zakat ini mengubah mustahiq penerima, menjadi muzakih pemberi. Itu tujuan utama kita," ujarnya.
Baca juga: SG salurkan zakat karyawan kepada mustahik dan kaum rentan
Baca juga: Bank Jateng Cabang Banjarnegara distribusikan zakat untuk 100 mustahik
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo optimistis Gerakan Cinta Zakat akan banyak memberikan banyak manfaat bagi masyarakat terutama dalam mengatasi masalah kemiskinan.
"Sebenarnya Gerakan Cinta Zakat ini adalah program yang sangat luar biasa, cuma masih banyak masyarakat belum 'ngeh', belum paham, belum tahu, maka perlu diangkat," katanya di Semarang, Kamis.
Ganjar mengungkapkan dirinya sudah sejak lama mengajak para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng untuk berzakat melalui Badan Amil Zakat Nasional, meskipun sempat muncul pro dan kontra.
Baca juga: Baznas dorong unit pengumpul zakat jadi penggerak zakat di desa
Baca juga: Waketum MUI Jateng: Bayar zakat dulu baru belanja Lebaran
Saat ini gerakan zakat di ASN Pemprov Jateng sudah tersistematisasi dengan pemotongan langsung pada pendapatan tiap bulan.
Saat ini gerakan zakat di ASN Pemprov Jateng sudah tersistematisasi dengan pemotongan langsung pada pendapatan tiap bulan.
Bahkan, zakat tiap bulan selama 2020 dari ASN Pemprov Jateng terkumpul Rp55 miliar yang bisa digunakan untuk banyak hal.
"Dengan cara itu ternyata ini jadi spirit bersama untuk mencintai gerakan cinta zakat ini sehingga ini sudah berjalan beberapa tahun, Alhamdulillah bisa kita laksanakan dan satu lagi, yang masyarakat banyak belum tahu, bahkan ASN, bahkan pemerintah daerah mungkin seperti kami, ini manfaatnya banyak," ujarnya.
Manfaat yang dimaksud, lanjut Ganjar, antara lain adalah cara eksekusi yang cepat dari Baznas membuat penyelesaian persoalan bisa lebih cepat sehingga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar memaksimalkan fungsi-fungsi Baznas pada pengentasan kemiskinan.
"Itu ternyata manfaatnya hebat. Orang sakit di rumah sakit gak bisa bayar, cepat diselesaikan. anak gak bisa bayar sekolah, cepat diselesaikan. Mungkin mereka belum tercatat di Dinsos bantuan cepat, bahkan sudah ada yang produktif, ada yang sertifikasi, pelatihan umkm itu cepat banget, jadi artinya kita bisa membuat banyak hal dari zakat ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Baznas Jateng Kiai Haji Ahmad Darodji menambahkan penerimaan zakat dari ASN Pemprov Jatenhlg pada 2020 mencapai nilai Rp55 miliar dan nilai tersebut belum termasuk dari Baznas kabupaten/kota yang totalnya sekitar Rp400 miliar.
Dari jumlah zakat ASN Pemprov Jateng yang terkumpul, l 60 persen diantaranya digunakan untuk pengentasan kemiskinan, baik untuk bantuan maupun program pelatihan.
"Insyaallah tujuan kita memang kita utamakan pengentasn kemiskinan. Jadi kita zakat ini mengubah mustahiq penerima, menjadi muzakih pemberi. Itu tujuan utama kita," ujarnya.
Baca juga: SG salurkan zakat karyawan kepada mustahik dan kaum rentan
Baca juga: Bank Jateng Cabang Banjarnegara distribusikan zakat untuk 100 mustahik