Rembang (ANTARA) - PT Semen Gresik (SG) sukses menggelar Webinar Virtual Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) yang diikuti ratusan pelajar SMA/SMK dan mahasiswa Prodi K-3 se- Jawa Tengah, pada Jumat (19/3).
Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-7 SG dan Bulan K-3 Nasional Tahun 2021.
Kegiatan bertajuk “Ada Apa dengan K-3? Penguatan SDM Unggul dan Berbudaya K3 pada Sektor Industri" itu di luar dugaan mendapatkan minat dan respons sangat tinggi dari peserta.
Ini tak lepas dari aktualitas tema webinar dan dikemas menarik dengan selingan kuis berhadiah puluhan juta rupiah.
Webinar yang mengupas tuntas K-3 ini bertujuan mengedukasi kaum muda tentang pentingnya K-3 di setiap aktivitas keseharian, serta memberikan gambaran dan pemahaman terkait protokol K-3 pada perusahaan, demi tercapainya masa depan industri atau perusahaan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Dalam siaran persnya yang dikeluarkan SG, Sabtu (20/3), webinar menghadirkan secara virtual Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Ir Sakina Rosellasari MSi MSc dan Certified QSHE Auditor & Trainer Linda Saraswati ST MM.
Menurut Sakina, K-3 berperan penting karena merupakan kebutuhan dalam melindungi pekerja dan aset, sebagai upaya meminimalisasi kerugian akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Selain itu menciptakan tempat kerja yang sehat, aman dan produktif..
Ditambahkan Sakina,setiap tahun kesadaran perusahaan di Jateng dalam implementasi K-3, terus meningkat. Indikatornya kini ada 359 perusahaan yang mengelola Sistem Manajemen K-3, 58 perusahaan menerapkan P2-HIV/AIDS dan 156 korporasi yang mencapai zero accident atau nol kecelakaan.
‘’Saat ini, di masa pandemi COVID-19, semua industri diwajibkan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,’’ tambahnya.
Di bagian lain, Linda Saraswati menilai tantangan terbesar pengelolaan K-3 ada pada kebiasaan, pola pikir dan budaya meniru (role model) Sebagai solusi, kata dia, harus ada pemaksaan untuk mengubah perilaku masyarakat dengan edukasi yang intens, bahwa kebiasaan yang tidak aman dan sehat akan menimbukan celaka dan kerugian material dan imaterial.
‘’Bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin terjun dalam dunia industri, bersiaplah membekali diri dengan budaya K-3 lewat pelatihan-pelatihan,’’ katanya.
Di bagian lain, Direktur Keuangan dan SDM Semen Gresik Muchamad Supriyadi menyampaikan terima kasih atas sinergi, atensi dan dukungan atas webinar ini. Dia setuju K-3 harus menjadi gaya hidup.
PT Semen Gresik – Pabrik Rembang, kata dia, telah berhasil dalam pengelolaan K-3, sebagai penerapkan PP 50 tahun 2012. Hal ini dibuktikan sepanjang tahun 2020 tidak terjadi kecelakaan kerja dan nilai LTIFR atau Rasio Hari Kerja Hilang Akibat Cedera yang cukup bagus.
Selain itu, korporasi mampu mengendalikan penularan COVID-19 baik untuk karyawan maupun lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan.
’’Ayo, siapa dari kalian yang tertantang bergabung dengan Semen Gresik? Kami tunggu,’’ katanya.***
Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-7 SG dan Bulan K-3 Nasional Tahun 2021.
Kegiatan bertajuk “Ada Apa dengan K-3? Penguatan SDM Unggul dan Berbudaya K3 pada Sektor Industri" itu di luar dugaan mendapatkan minat dan respons sangat tinggi dari peserta.
Ini tak lepas dari aktualitas tema webinar dan dikemas menarik dengan selingan kuis berhadiah puluhan juta rupiah.
Webinar yang mengupas tuntas K-3 ini bertujuan mengedukasi kaum muda tentang pentingnya K-3 di setiap aktivitas keseharian, serta memberikan gambaran dan pemahaman terkait protokol K-3 pada perusahaan, demi tercapainya masa depan industri atau perusahaan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Dalam siaran persnya yang dikeluarkan SG, Sabtu (20/3), webinar menghadirkan secara virtual Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Ir Sakina Rosellasari MSi MSc dan Certified QSHE Auditor & Trainer Linda Saraswati ST MM.
Menurut Sakina, K-3 berperan penting karena merupakan kebutuhan dalam melindungi pekerja dan aset, sebagai upaya meminimalisasi kerugian akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Selain itu menciptakan tempat kerja yang sehat, aman dan produktif..
Ditambahkan Sakina,setiap tahun kesadaran perusahaan di Jateng dalam implementasi K-3, terus meningkat. Indikatornya kini ada 359 perusahaan yang mengelola Sistem Manajemen K-3, 58 perusahaan menerapkan P2-HIV/AIDS dan 156 korporasi yang mencapai zero accident atau nol kecelakaan.
‘’Saat ini, di masa pandemi COVID-19, semua industri diwajibkan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,’’ tambahnya.
Di bagian lain, Linda Saraswati menilai tantangan terbesar pengelolaan K-3 ada pada kebiasaan, pola pikir dan budaya meniru (role model) Sebagai solusi, kata dia, harus ada pemaksaan untuk mengubah perilaku masyarakat dengan edukasi yang intens, bahwa kebiasaan yang tidak aman dan sehat akan menimbukan celaka dan kerugian material dan imaterial.
‘’Bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin terjun dalam dunia industri, bersiaplah membekali diri dengan budaya K-3 lewat pelatihan-pelatihan,’’ katanya.
Di bagian lain, Direktur Keuangan dan SDM Semen Gresik Muchamad Supriyadi menyampaikan terima kasih atas sinergi, atensi dan dukungan atas webinar ini. Dia setuju K-3 harus menjadi gaya hidup.
PT Semen Gresik – Pabrik Rembang, kata dia, telah berhasil dalam pengelolaan K-3, sebagai penerapkan PP 50 tahun 2012. Hal ini dibuktikan sepanjang tahun 2020 tidak terjadi kecelakaan kerja dan nilai LTIFR atau Rasio Hari Kerja Hilang Akibat Cedera yang cukup bagus.
Selain itu, korporasi mampu mengendalikan penularan COVID-19 baik untuk karyawan maupun lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan.
’’Ayo, siapa dari kalian yang tertantang bergabung dengan Semen Gresik? Kami tunggu,’’ katanya.***