Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mendorong para petani memanfaatkan produk biogas yang diinisiasi oleh warga Desa Amongrogo, Kecamatan Limpung untuk pemupukan lahan pertanian.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Batang Triossy Juniarto di Batang, Senin, mengatakan bahwa pemkab akan terus bergerak maju untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam mengenalkan tokoh inspiratif yang bisa menggugah generasi muda menjadi wirausahawan yang handal.
"Melalui media 'podcast' kami akan menghadirkan tokoh yang bisa menggugah semangat generasi muda sekaligus memberdayakan warga desa. Oleh karena, kami akan terus mendorong warga menggunakan produk biogas yang diinisiasi oleh warga Desa Amongrogo ini," katanya.
Baca juga: Limbah Pasar Ternak Kudus dimanfaatkan untuk biogas
Menurut dia, 'podcast' yang dimiliki Diskominfo ini merupakan bukti inovasi yang dikembangkan secara bertahap sesuai arahan dari Bupati Batang Wihaji.
"Ini bagus karena menghadirkan tokoh yang bisa menggugah semangat generasi muda bisa meniru bahkan berkreatif dan berinovasi untuk menciptakan produk lain yang dapat bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Pemerhati lingkungan Turjangun mengatakan bahwa inisiasi untuk membuat biogas ini berawal dengan banyak kotoran sisa hewan hewan ternak dan limbah hasil pembuangan yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Biogas yang dikembangkan ini, kata dia, telah banyak memberi manfaat bagi warga setempat melalui sisa limbah yang diubah menjadi biogas.
"Saya mulai mengelola limbah menjadi lebih bermanfaat serta ramah lingkungan. Biogas itu diproduksi berasal dari sisa kotoran sapi, ayam, kambing, dan limbah tahu," katanya.
Turjangun mengatakan untuk menghasilkan produk biogas yang maksimal, perlu melalui berbagai tahapan yaitu dengan mencampurkan sisa kotoran sapi sebanyak satu kilogram dan satu liter air ke dalam alat pengaduk, kemudian dimasukkan ke reaktor biogas digester.
"Kami membutuhkan waktu selama sehari semalam agar campuran itu berubah menjadi biogas, warna apinya tetap biru dan tidak berbahaya seperti gas pada umumnya. Adapun limbah biogasnya ada yang berbentuk padat yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk dan ternak cacing serta yang cair untuk pupuk cair," katanya.
Baca juga: Jateng Dorong Pemanfaatan Kotoran Sapi Untuk Biogas
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Batang Triossy Juniarto di Batang, Senin, mengatakan bahwa pemkab akan terus bergerak maju untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam mengenalkan tokoh inspiratif yang bisa menggugah generasi muda menjadi wirausahawan yang handal.
"Melalui media 'podcast' kami akan menghadirkan tokoh yang bisa menggugah semangat generasi muda sekaligus memberdayakan warga desa. Oleh karena, kami akan terus mendorong warga menggunakan produk biogas yang diinisiasi oleh warga Desa Amongrogo ini," katanya.
Baca juga: Limbah Pasar Ternak Kudus dimanfaatkan untuk biogas
Menurut dia, 'podcast' yang dimiliki Diskominfo ini merupakan bukti inovasi yang dikembangkan secara bertahap sesuai arahan dari Bupati Batang Wihaji.
"Ini bagus karena menghadirkan tokoh yang bisa menggugah semangat generasi muda bisa meniru bahkan berkreatif dan berinovasi untuk menciptakan produk lain yang dapat bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Pemerhati lingkungan Turjangun mengatakan bahwa inisiasi untuk membuat biogas ini berawal dengan banyak kotoran sisa hewan hewan ternak dan limbah hasil pembuangan yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Biogas yang dikembangkan ini, kata dia, telah banyak memberi manfaat bagi warga setempat melalui sisa limbah yang diubah menjadi biogas.
"Saya mulai mengelola limbah menjadi lebih bermanfaat serta ramah lingkungan. Biogas itu diproduksi berasal dari sisa kotoran sapi, ayam, kambing, dan limbah tahu," katanya.
Turjangun mengatakan untuk menghasilkan produk biogas yang maksimal, perlu melalui berbagai tahapan yaitu dengan mencampurkan sisa kotoran sapi sebanyak satu kilogram dan satu liter air ke dalam alat pengaduk, kemudian dimasukkan ke reaktor biogas digester.
"Kami membutuhkan waktu selama sehari semalam agar campuran itu berubah menjadi biogas, warna apinya tetap biru dan tidak berbahaya seperti gas pada umumnya. Adapun limbah biogasnya ada yang berbentuk padat yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk dan ternak cacing serta yang cair untuk pupuk cair," katanya.
Baca juga: Jateng Dorong Pemanfaatan Kotoran Sapi Untuk Biogas