Kudus, (Antaranews Jateng) - Limbah dari kotoran hewan ternak yang dijual di Pasar Ternak Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dimanfaatkan menjadi biogas sebagai energi alternatif bagi masyarakat setempat.
"Kami berharap, biogas yang dihasilkan nantinya tidak dikomersialkan," kata Bupati Kudus Musthofa usai meresmikan Pasar Ternak di Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Minggu.
Ia berharap, nantinya disediakan pipa jaringan untuk menyalurkan pipa biogas ke rumah-rumah warga sekitar.
Selain untuk disalurkan kepada warga sekitar, energi alternatif tersebut juga bisa digunakan untuk kebutuhan di lingkungan pasar.
Setidaknya, limbah dari kotoran hewan ternak yang dijual di pasaran tidak sekadar menjadi sampah dan dibuang begitu saja, melainkan diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengingatkan, agar kebersihan pasar ternak yang baru tersebut dijaga serta pengamanan lingkungan pasar juga harus maksimal agar tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif seperti tempat yang lama.
Terkait lokasi pasar yang berada di Jalan Lingkar Selatan Kudus, akta dia, untuk memudahkan para pedagang hewan ternak di pantura tertarik menjual hewannya di pasar tersebut, terutama sapi dan kambing.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perdagangan Kudus Arief Budianto menambahkan, bahwa luas pasar ternak sekitar 24.500 meter persegi, namun lahan yang dimanfaatkan baru 8.700 meter persegi.
Pasar ternak yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp16,2 miliar itu, bisa menampung sapi hingga 400-an ekor serta kerbau hingga 120 ekor.
Untuk hewan ternak kambing sekitar 250-an ekor di area seluas 360 meteri persegi.
Rencananya, kata dia, pembangunan akan dilanjutkan kembali, karena masih ada beberapa fasilitas yang perlu ditambah, seperti hotel hewan.
"Pedagang hewan ternak dari luar kota bisa memanfaatkannya, sehingga bobot hewan bisa terjaga karena hewannya dibuat rileks," ujarnya.
Biasanya, kata dia, hewan ternak seperti sapi dan kerbau setelah diangkut dari jarak yang cukup jauh mudah stres, sehingga membutuhkan tempat singgah untuk beristirahat.
Hewan ternak yang hendak dijual, lanjut dia, juga harus diperiksa kesehatan hingga bobotnya.
"Kami berharap, biogas yang dihasilkan nantinya tidak dikomersialkan," kata Bupati Kudus Musthofa usai meresmikan Pasar Ternak di Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Minggu.
Ia berharap, nantinya disediakan pipa jaringan untuk menyalurkan pipa biogas ke rumah-rumah warga sekitar.
Selain untuk disalurkan kepada warga sekitar, energi alternatif tersebut juga bisa digunakan untuk kebutuhan di lingkungan pasar.
Setidaknya, limbah dari kotoran hewan ternak yang dijual di pasaran tidak sekadar menjadi sampah dan dibuang begitu saja, melainkan diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengingatkan, agar kebersihan pasar ternak yang baru tersebut dijaga serta pengamanan lingkungan pasar juga harus maksimal agar tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif seperti tempat yang lama.
Terkait lokasi pasar yang berada di Jalan Lingkar Selatan Kudus, akta dia, untuk memudahkan para pedagang hewan ternak di pantura tertarik menjual hewannya di pasar tersebut, terutama sapi dan kambing.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perdagangan Kudus Arief Budianto menambahkan, bahwa luas pasar ternak sekitar 24.500 meter persegi, namun lahan yang dimanfaatkan baru 8.700 meter persegi.
Pasar ternak yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp16,2 miliar itu, bisa menampung sapi hingga 400-an ekor serta kerbau hingga 120 ekor.
Untuk hewan ternak kambing sekitar 250-an ekor di area seluas 360 meteri persegi.
Rencananya, kata dia, pembangunan akan dilanjutkan kembali, karena masih ada beberapa fasilitas yang perlu ditambah, seperti hotel hewan.
"Pedagang hewan ternak dari luar kota bisa memanfaatkannya, sehingga bobot hewan bisa terjaga karena hewannya dibuat rileks," ujarnya.
Biasanya, kata dia, hewan ternak seperti sapi dan kerbau setelah diangkut dari jarak yang cukup jauh mudah stres, sehingga membutuhkan tempat singgah untuk beristirahat.
Hewan ternak yang hendak dijual, lanjut dia, juga harus diperiksa kesehatan hingga bobotnya.