Banjarnegara (ANTARA) - Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru menilai bahwa Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata.

"Banjarnegara memiliki banyak potensi alam, sejarah, budaya dan industri kreatif yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.

Sebagian potensi wisata di wilayah tersebut, berada di perdesaan sehingga dapat dikembangkan sebagai desa wisata.

"Pemerintah Kabupaten Banjarnegara perlu melakukan langkah-langkah yang mendukung pertumbuhan desa wisata. Ada lima langkah yang dapat dilakukan," katanya.

Pertama, kata dia, meningkatkan aksesibilitas menuju desa wisata, baik berupa jalan, jembatan dan sarana transportasi.

"Selain aksesibilitas fisik, juga perlu aksesibilitas komunikasi bagi wisatawan yaitu kemudahan bagi wisatawan untuk mendapatkan jaringan internet di desa wisata. Mengingat wisatawan saat ini didominasi oleh kaum milenial yang selalu akan mengunggah kunjungan wisatanya ke media sosial saat itu juga," katanya.

Kedua, kata dia, perlu disiapkan amenitas penunjang pariwisata. Diantaranya, penginapan atau 'homestay' yang dikelola oleh masyarakat setempat. Misalnya, rumah makan yang bersih dan kios cendera mata yang menawarkan hasil kerajinan khas Banjarnegara.

Ketiga, kata dia, desa wisata perlu menyuguhkan atraksi seni budaya bagi wisatawan yang berkunjung.

Baca juga: Sektor pariwisata di Banyumas mulai bangkit pasca-PPKM

"Pemerintah daerah dapat memfasilitasi dan melakukan pembinaan kepada kelompok seni budaya yang ada di desa untuk turut menjadi bagian dari paket desa wisata. Hal ini dapat memberi kontribusi ekonomi kepada pelaku seni budaya sekaligus mendukung proses pelestarian budaya di daerah," katanya.

Keempat, kata dia, desa wisata dapat tumbuh dan berkembang jika didukung oleh kelembagaan yang ada di desa. Peran pemerintah daerah, kata dia, diperlukan untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan lembaga sosial ekonomi yang ada di desa, seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Dengan demikian, menurut dia, masyarakat dapat merasakan perkembangan pariwisata di desanya.

"Pokdarwis dan Bumdes dapat dilibatkan dalam perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan kepemilikan saham desa wisata," katanya.

Kelima, tambah dia, desa wisata dapat berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kelompok komunitas milenial, pegiat media sosial, biro perjalanan wisata, maupun perguruan tinggi.

"Kelompok komunitas milenial dan pegiat media sosial diperlukan untuk membantu promosi desa wisata secara digital. Biro perjalanan wisata perlu digandeng untuk ikut memasarkan desa wisata dan menjadikannya sebagai bagian dari paket wisata," katanya.

Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa perguruan tinggi diperlukan untuk kepentingan riset, pelatihan, maupun pemberdayaan masyarakat tentang desa wisata.

Baca juga: Pemkab bantu pembenahan pengelolaan objek wisata di Temanggung

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024