Semarang (ANTARA) - Universitas Negeri Semarang menganugerahi gelar doktor kehormatan atau honoris causa dalam bidang industri olahraga kepada Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nurdin Halid.

Upacara penganugerahan gelar doktor honoris causa terhadap mantan Ketua Umum PSSI tersebut digelar di auditorium kampus Unnes, Kamis, dengan diwarnai aksi protes mahasiswa Unnes.

Nurdin Halid merupakan tokoh ketiga yang memperoleh gelar kehormatan honoris causa dari Unnes dalam kurun kurang dari setahun terakhir ini.

Gelar kehormatan sebelumnya diberikan kepada anggota Dewan Pertimbangan Presiden Habib Lutfi dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dalam kesempatan itu, mantan terpidana kasus tindak pidana korupsi itu menyampaikan orasi ilmiah yang bertema "Penguatan Industri Olahraga Berbasis Koperasi Multipihak".

Nurdin menyampaikan terima kasih kepada Rektor Unnes dan seluruh senat akademik perguruan tinggi tersebut atas gelar yang diberikan.

"Karena Bapak (Rektor Unnes, red) saya ada di sini. Karena saya mungkin Bapak juga di-bully. Tapi iti bagian dari hidup dan kehidupan," katanya.

Menurut dia, pemberian gelar kehormatan ini bukanlah abal-abal yang digelontorkan tanpa dasar.

Ia menambahkan masa lalu seseorang tidak boleh mengekang masa depan yang lebih baik.

"Masa lalu tidak boleh membatasi hak-hak keperdataan saya," katanya.

Ia menegaskan pemberian gelar ini bukan diberikan kepada orang yang salah, namun kepada orang yang benar dan tepat.

Mahasiswa kecam rektor

Sementara itu, upacara penganugerahan gelar honoris causa tersebut diwarnai dengan demonstrasi yang digelar mahasiswa Unnes di depan auditorium.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa mengecam Rektor dan Senat Akademik Unnes yang dinilai telah mengobral gelar kehormatan honoris causa.

Juri bicara BEM Unnes Arof Afrulloh menilai pemberian gelar kehormatan kepada Nurdin Halid dinilai kurang tepat.

Menurut dia, mantan Ketua Umum PSSI iti memiliki rekam jejak yang dinilai tidak layak untuk mendapat gelar honoris causa.

"Seharusnya gelar kehormatan tersebut diberikan kepada sosok yang penuh prestasi dan kontribusi luar biasa bagi bangsa dan negara," katanya.

Oleh karena itu, mahasiswa mendesak Rektor dan Nenat Akademik Unnes untuk membatalkan penganugerahan gelar honoris causa tersebut.

"Pemberian gelar tersebut dinilai sangat politis dan penuh kepentingan politik," katanya.
***2***

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024