Banyumas (ANTARA) - Warga Tionghoa dari berbagai wilayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan sekitarnya bersiap menyambut Tahun Baru Imlek 2572 yang kali ini merupakan tahun kerbau logam atau kerbau emas.
Dari pantauan di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kelenteng Boen Tek Bio, Banyumas, Jumat, sejumlah warga Tionghoa dibantu simpatisan dan warga sekitar mulai membersihkan lingkungan maupun peralatan ibadah serta memandikan "kimsin" (rupang) atau patung para suci yang tersimpan di kelenteng itu.
Selain "kimsin", mereka juga membersihkan altar Mbah Kuntjung yang berada di salah satu sudut Kelenteng Boen Tek Bio sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur masyarakat Kejawen tersebut.
Baca juga: Gubernur Ganjar sepakat tak ada libur Imlek cegah lonjakan kasus COVID-19
Dalam hal ini, Mbah Kuntjung diyakini telah membantu para leluhur (kongco) warga Tionghoa di Banyumas dalam memberikan berkah bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Saat ditemui wartawan, juru bicara Kelenteng Boen Tek Bio Sobitananda mengatakan seiring dengan situasi pandemi COVID-19, pihaknya harus saling menyadari dan mawas diri.
"Oleh karena itu, dalam menyambut Tahun Baru Imlek 2572 yang jatuh pada tanggal 12 Februari 2021, kegiatan kami di TITD Boen Tek Bio Banyumas sangat terbatas dan sangat sederhana, yaitu hanya beberapa orang yang peduli dengan kegiatan ini untuk melakukan jamasi (jamasan, red.)," katanya.
Menurut dia, jamasan atau pencucian "kimsin" serta peralatan ibadah lainnya direncanakan selesai dalam tiga hari sebelum ditempatkan kembali ke altar masing-masing dan sejak saat itu lilin, hio, maupun lampu meja altar mulai dinyalakan.
Sementara saat malam pergantian tahun, kata dia, penyalaan lilin pengharapan yang biasanya dilakukan oleh para tamu, pada malam Tahun Baru Imlek 2572 akan diwakilkan kepada pengurus Kelenteng Boen Tek Bio.
Dengan demikian, lanjut dia, sebagian besar umat dan simpatisan tidak datang ke Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas saat malam pergantian tahun.
"Selanjutnya saat sembahyang Sia An pada tanggal 14 Februari yang ditujukan untuk menyambut turunnya para suci dari langit, maupun sembahyang Khing Tie Kong atau sembahyang Tuhan dilakukan oleh pribadi beberapa pengurus, tidak melibatkan umat dan simpatisan," katanya.
Menurut dia, kegiatan sembahyang Ciswak massal dan ruwatan putra sulung juga diwakilkan kepada pengurus kelenteng tanpa mengundang massa.
Ia mengatakan pihaknya telah memberikan imbauan dan informasi kepada umat dan simpatisan Kelenteng Boen Tek Bio jika tidak ada sembahyang massal.
Kendati demikian, dia mengatakan bagi umat dan simpatisan yang ingin melakukan sembahyang secara pribadi tetap dipersilakan asalkan tidak bergerombol karena pihaknya tidak ingin Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas menjadi klaster penyebaran COVID-19.
Dalam hal ini, kata dia, sembahyang yang diwakilkan kepada pengurus juga dilakukan secara bergantian dengan jumlah peserta dibatasi maksimal 10 orang per kelompok.
"Terakhir, perayaan Cap Go Meh kami tiadakan, hanya akan ada sembahyangan Cap Go Meh untuk mengucap syukur atas berkah datangnya Tahun Baru Imlek. Kami bersyukur dengan datangnya tahun yang baru karena di tahun yang lalu dikasih kesehatan, keselamatan, dan rezeki yang baik," katanya.
Sobitananda mengharapkan pada tahun kerbau emas, bangsa Indonesia menjadi lebih kuat, makin semangat dalam bekerja dan berusaha untuk memperbaiki kehidupan keluarga maupun kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
"Kami punya harapan yang luar biasa di tahun kerbau emas ini, bahwa tahun ini adalah tahun bekerja keras sesuai dengan visi dan misi Bapak Presiden Joko Widodo, kerja, kerja, dan kerja. Semoga ini juga menginspirasi kita semua untuk bisa memperbaiki ketertinggalan kita selama satu tahun mengalami pandemi ini, secara ekonomi, secara kehidupan sosial, kita pun mengalami keterpurukan, di tahun ini seiring dengan penanganan pandemi mengunakan vaksin dan protokol kesehatan yang makin ketat, semoga pandemi bisa dikendalikan kemudian kehidupan kita makin baik," katanya menjelaskan.
Baca juga: Perayaan Imlek di Solo 2021 ditiadakan
Dari pantauan di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kelenteng Boen Tek Bio, Banyumas, Jumat, sejumlah warga Tionghoa dibantu simpatisan dan warga sekitar mulai membersihkan lingkungan maupun peralatan ibadah serta memandikan "kimsin" (rupang) atau patung para suci yang tersimpan di kelenteng itu.
Selain "kimsin", mereka juga membersihkan altar Mbah Kuntjung yang berada di salah satu sudut Kelenteng Boen Tek Bio sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur masyarakat Kejawen tersebut.
Baca juga: Gubernur Ganjar sepakat tak ada libur Imlek cegah lonjakan kasus COVID-19
Dalam hal ini, Mbah Kuntjung diyakini telah membantu para leluhur (kongco) warga Tionghoa di Banyumas dalam memberikan berkah bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Saat ditemui wartawan, juru bicara Kelenteng Boen Tek Bio Sobitananda mengatakan seiring dengan situasi pandemi COVID-19, pihaknya harus saling menyadari dan mawas diri.
"Oleh karena itu, dalam menyambut Tahun Baru Imlek 2572 yang jatuh pada tanggal 12 Februari 2021, kegiatan kami di TITD Boen Tek Bio Banyumas sangat terbatas dan sangat sederhana, yaitu hanya beberapa orang yang peduli dengan kegiatan ini untuk melakukan jamasi (jamasan, red.)," katanya.
Menurut dia, jamasan atau pencucian "kimsin" serta peralatan ibadah lainnya direncanakan selesai dalam tiga hari sebelum ditempatkan kembali ke altar masing-masing dan sejak saat itu lilin, hio, maupun lampu meja altar mulai dinyalakan.
Sementara saat malam pergantian tahun, kata dia, penyalaan lilin pengharapan yang biasanya dilakukan oleh para tamu, pada malam Tahun Baru Imlek 2572 akan diwakilkan kepada pengurus Kelenteng Boen Tek Bio.
Dengan demikian, lanjut dia, sebagian besar umat dan simpatisan tidak datang ke Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas saat malam pergantian tahun.
"Selanjutnya saat sembahyang Sia An pada tanggal 14 Februari yang ditujukan untuk menyambut turunnya para suci dari langit, maupun sembahyang Khing Tie Kong atau sembahyang Tuhan dilakukan oleh pribadi beberapa pengurus, tidak melibatkan umat dan simpatisan," katanya.
Menurut dia, kegiatan sembahyang Ciswak massal dan ruwatan putra sulung juga diwakilkan kepada pengurus kelenteng tanpa mengundang massa.
Ia mengatakan pihaknya telah memberikan imbauan dan informasi kepada umat dan simpatisan Kelenteng Boen Tek Bio jika tidak ada sembahyang massal.
Kendati demikian, dia mengatakan bagi umat dan simpatisan yang ingin melakukan sembahyang secara pribadi tetap dipersilakan asalkan tidak bergerombol karena pihaknya tidak ingin Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas menjadi klaster penyebaran COVID-19.
Dalam hal ini, kata dia, sembahyang yang diwakilkan kepada pengurus juga dilakukan secara bergantian dengan jumlah peserta dibatasi maksimal 10 orang per kelompok.
"Terakhir, perayaan Cap Go Meh kami tiadakan, hanya akan ada sembahyangan Cap Go Meh untuk mengucap syukur atas berkah datangnya Tahun Baru Imlek. Kami bersyukur dengan datangnya tahun yang baru karena di tahun yang lalu dikasih kesehatan, keselamatan, dan rezeki yang baik," katanya.
Sobitananda mengharapkan pada tahun kerbau emas, bangsa Indonesia menjadi lebih kuat, makin semangat dalam bekerja dan berusaha untuk memperbaiki kehidupan keluarga maupun kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
"Kami punya harapan yang luar biasa di tahun kerbau emas ini, bahwa tahun ini adalah tahun bekerja keras sesuai dengan visi dan misi Bapak Presiden Joko Widodo, kerja, kerja, dan kerja. Semoga ini juga menginspirasi kita semua untuk bisa memperbaiki ketertinggalan kita selama satu tahun mengalami pandemi ini, secara ekonomi, secara kehidupan sosial, kita pun mengalami keterpurukan, di tahun ini seiring dengan penanganan pandemi mengunakan vaksin dan protokol kesehatan yang makin ketat, semoga pandemi bisa dikendalikan kemudian kehidupan kita makin baik," katanya menjelaskan.
Baca juga: Perayaan Imlek di Solo 2021 ditiadakan