Purbalingga (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mengintensifkan program revitalisasi industri kecil dan menengah (IKM) guna mendorong perekonomian di wilayah setempat.

"Ada empat program revitalisasi industri kecil dan menengah (IKM) yang akan dilakukan oleh Pemkab Purbalingga," kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Purbalingga, Senin.

Dia mengatakan empat program tersebut di antaranya program revitalisasi sentra IKM gula kelapa, pengolahan nanas, batik dan program penguatan IKM industri logam.

Bupati menambahkan pihaknya juga telah mengupayakan dukungan dari Kementerian Perindustrian terkait empat program revitalisasi tersebut.

Baca juga: Dua IKM di Purbalingga raih sertifikasi keamanan pangan

"Kami berharap sinergi dan dukungan dari Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), tujuannya agar upaya pemkab dalam melakukan pemberdayaan dan pengembangan IKM di Kabupaten Purbalingga dapat berjalan optimal," katanya.

Dia mengatakan pihaknya telah melakukan kunjungan kerja secara langsung ke Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin untuk memperoleh dukungan tersebut.

Menurut Bupati dukungan terhadap empat sektor IKM tersebut diperlukan mengingat adanya kendala-kendala yang dihadapi.

"Untuk IKM gula kelapa, misalnya tingkat produksi dari kelompok usaha bersama masih rendah yakni 5 hingga 50 ton per bulan, sulit dilakukan kontrol standarisasi manajemen dan mutu untuk produk ekspor dan keterbatasan sarana dan prasarana peralatan," katanya.

Sementara terkait pogram revitalisasi sentra IKM gula kelapa, yang bisa dilakukan menurutnya dengan cara penguatan kelompok usaha bersama dan pendampingan serta membangun gedung produksi yang sesuai standar dan fasilitas peralatan.

Sementara untuk IKM nanas di Purbalingga, tambah dia, hal yang perlu dilakukan salah satunya adalah pengembangan alat atau teknologi pengalengan.

"Pada saat ini pengalengan masih dilakukan di luar daerah sehingga memperbesar biaya produksi yang berdampak kepada harga jual yang tinggi, hal itu mengakibatkan harga jual kurang bersaing di pasar ekspor," katanya.

Sementara untuk sentra IKM batik di Purbalingga, kata dia, juga membutuhkan dukungan karena selama ini masih menghadapi beberapa kendala.

"Misalnya pangsa pasar masih terbatas, produktivitas dan diversifikasi produk masih rendah, sarana prasarana yang dimiliki IKM masih terbatas sehingga perlu revitalisasi bangunan untuk gerai batik dan juga pemasaran serta edukasi," katanya.

Terkait IKM pembangunan industri logam, kata dia, yang dibutuhkan adalah bantuan penguatan mesin dan juga peralatan yang memadai.

Bupati berharap revitalisasi tersebut akan berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi perekonomian lokal di wilayah Purbalingga.

Baca juga: Pemkot Surakarta dorong penggunaan produk lokal buatan IKM


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024