Cilacap (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melakukan lifting (pengangkatan, red.) perdana produk Pertalite di Kilang Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, sebagai upaya untuk meningkatkan stok bahan bakar minyak ramah lingkungan bagi masyarakat.
Lifting produk Pertalite tersebut ditandai dengan transfer perdana dari tangki di kompleks Kilang RU IV melalui pipa menuju Fuel Terminal Lomanis, Cilacap, yang dihadiri General Manager Pertamina RU IV Cilacap Joko Pranoto dan Executive General Manager Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah Sylvia Grace Yuvena di Gedung Patra Graha, Cilacap, Kamis.
Dalam keterangan pers di Cilacap, General Manager Pertamina RU IV Cilacap Joko Pranoto mengatakan Pertamina berkomitmen untuk terus menyediakan BBM berkualitas dan ramah lingkungan bagi masyarakat.
Baca juga: Pertamina Cilacap kembali serahkan bantuan logistik COVID-19
Menurut dia, Pertalite yang diproduksi Pertamina RU IV Cilacap merupakan bahan bakar khusus (BBK) dengan Research Octane Number (RON) sebesar minimal 90 dan kandungan sulfur maksimal 500 parts per million (ppm).
"Bahan bakar Pertalite memiliki kualitas yang lebih ramah lingkungan dengan RON sebesar minimal 90 dibandingkan dengan produk Premium yang memiliki RON minimal 88," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan produk Pertalite yang diolah di RU IV menjadi bukti komitmen Pertamina untuk mematuhi Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 0486.K/10/DJM/2017 tanggal 23 November 2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Selain itu, kata dia, produk Pertalite tersebut semakin menegaskan komitmen Pertamina RU IV untuk menyediakan produk-produk yang ramah lingkungan bagi masyarakat, sehingga seluruh produk bahan bakar khusus (BBK) berupa Pertamax Turbo, Pertamax, dan Pertalite bisa diproduksi di Kilang Cilacap.
Lebih lanjut, Joko mengatakan produk Pertalite diproduksi di kilang Fuel Oil Complex (FOC) I, FOC II, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Light Naphtha Hydrotreating, dan Isomerization (LNHT/ISOM), yang menghasilkan produk High Octane Mogas Component (HOMC).
"Selanjutnya dilakukan blending dengan Low Octane Mogas Component (LOMC) berspesifikasi RON min 90 dan Reid Vapor Pressure sebesar maksimal 69 kilopascal (Kpa). Kapasitas produksi Pertalite di RU IV per bulannya sebesar 2,1 juta barrel atau setara 334 juta liter," katanya.
Terkait dengan kehadiran produk Pertalite dari Kilang Pertamina RU IV Cilacap, dia mengajak masyarakat untuk turut peduli lingkungan dengan penggunaan BBM ramah lingkungan karena Pertalite mempunyai berbagai keunggulan di antaranya memiliki kemampuan pembakaran yang lebih baik.
Selain bisa lebih efisien, kata dia, performa kendaraan yang menggunakan Pertalite pun menjadi lebih baik dan bertenaga.
Sementara itu, Executive General Manager Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah Sylvia Grace Yuvena mengaku optimistis dengan optimalisasi produksi Pertalite di RU IV Cilacap, stok dan penyaluran produk tersebut di wilayah Jawa Bagian Tengah semakin aman.
"Saat ini, sesuai data yang kami miliki, konsumsi produk BBM gasoline jenis Pertalite mendominasi penyaluran di seluruh SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) Jawa Bagian Tengah dengan persentase rata-rata per hari sebesar 75 persen atau sekitar 9.000 kiloliter per hari," katanya.
Ia mengatakan berbagai program dilakukan oleh Subholding Commercial and Trading dalam penggunaan produk ramah lingkungan, antara lain pelaksanaan Program Langit Biru di beberapa kota/kabupaten wilayah kerja Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah mulai bulan November 2020.
Menurut dia, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang konsumsi bahan bakar khususnya (Pertalite dan Pertamax series, red.) lebih tinggi dibanding provinsi lain.
"Kami sangat menyambut baik 'lifting' perdana Pertalite ini karena membantu memperkuat ketahanan stok kami," katanya.
Saat memberikan sambutan secara virtual, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono memeberikan apresasi atas kerja keras seluruh perwira Pertamina di RU IV, sehingga lifting perdana Pertalite tersebut dapat terwujud.
Menurut dia, pencapaian tersebut menjadi catatan prestasi penting di awal tahun 2021.
"Seluruh pekerja RU IV Cilacap dengan bangga mempersembahkan produk Pertalite ini untuk masyarakat Indonesia, dan pencapaian ini menjadi catatan prestasi penting di awal 2021," kata dia yang hadir secara virtual bersama Direktur Feedstock and Product Optimization PT KPI Yoki Firnandi.
Baca juga: Pertamina Cilacap catatkan rekor penyaluran Program Kemitraan terbesar
Baca juga: PWP Pertamina RU IV Cilacap kembali salurkan bantuan pendidikan
Lifting produk Pertalite tersebut ditandai dengan transfer perdana dari tangki di kompleks Kilang RU IV melalui pipa menuju Fuel Terminal Lomanis, Cilacap, yang dihadiri General Manager Pertamina RU IV Cilacap Joko Pranoto dan Executive General Manager Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah Sylvia Grace Yuvena di Gedung Patra Graha, Cilacap, Kamis.
Dalam keterangan pers di Cilacap, General Manager Pertamina RU IV Cilacap Joko Pranoto mengatakan Pertamina berkomitmen untuk terus menyediakan BBM berkualitas dan ramah lingkungan bagi masyarakat.
Baca juga: Pertamina Cilacap kembali serahkan bantuan logistik COVID-19
Menurut dia, Pertalite yang diproduksi Pertamina RU IV Cilacap merupakan bahan bakar khusus (BBK) dengan Research Octane Number (RON) sebesar minimal 90 dan kandungan sulfur maksimal 500 parts per million (ppm).
"Bahan bakar Pertalite memiliki kualitas yang lebih ramah lingkungan dengan RON sebesar minimal 90 dibandingkan dengan produk Premium yang memiliki RON minimal 88," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan produk Pertalite yang diolah di RU IV menjadi bukti komitmen Pertamina untuk mematuhi Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 0486.K/10/DJM/2017 tanggal 23 November 2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Selain itu, kata dia, produk Pertalite tersebut semakin menegaskan komitmen Pertamina RU IV untuk menyediakan produk-produk yang ramah lingkungan bagi masyarakat, sehingga seluruh produk bahan bakar khusus (BBK) berupa Pertamax Turbo, Pertamax, dan Pertalite bisa diproduksi di Kilang Cilacap.
Lebih lanjut, Joko mengatakan produk Pertalite diproduksi di kilang Fuel Oil Complex (FOC) I, FOC II, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Light Naphtha Hydrotreating, dan Isomerization (LNHT/ISOM), yang menghasilkan produk High Octane Mogas Component (HOMC).
"Selanjutnya dilakukan blending dengan Low Octane Mogas Component (LOMC) berspesifikasi RON min 90 dan Reid Vapor Pressure sebesar maksimal 69 kilopascal (Kpa). Kapasitas produksi Pertalite di RU IV per bulannya sebesar 2,1 juta barrel atau setara 334 juta liter," katanya.
Terkait dengan kehadiran produk Pertalite dari Kilang Pertamina RU IV Cilacap, dia mengajak masyarakat untuk turut peduli lingkungan dengan penggunaan BBM ramah lingkungan karena Pertalite mempunyai berbagai keunggulan di antaranya memiliki kemampuan pembakaran yang lebih baik.
Selain bisa lebih efisien, kata dia, performa kendaraan yang menggunakan Pertalite pun menjadi lebih baik dan bertenaga.
Sementara itu, Executive General Manager Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah Sylvia Grace Yuvena mengaku optimistis dengan optimalisasi produksi Pertalite di RU IV Cilacap, stok dan penyaluran produk tersebut di wilayah Jawa Bagian Tengah semakin aman.
"Saat ini, sesuai data yang kami miliki, konsumsi produk BBM gasoline jenis Pertalite mendominasi penyaluran di seluruh SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) Jawa Bagian Tengah dengan persentase rata-rata per hari sebesar 75 persen atau sekitar 9.000 kiloliter per hari," katanya.
Ia mengatakan berbagai program dilakukan oleh Subholding Commercial and Trading dalam penggunaan produk ramah lingkungan, antara lain pelaksanaan Program Langit Biru di beberapa kota/kabupaten wilayah kerja Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah mulai bulan November 2020.
Menurut dia, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang konsumsi bahan bakar khususnya (Pertalite dan Pertamax series, red.) lebih tinggi dibanding provinsi lain.
"Kami sangat menyambut baik 'lifting' perdana Pertalite ini karena membantu memperkuat ketahanan stok kami," katanya.
Saat memberikan sambutan secara virtual, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono memeberikan apresasi atas kerja keras seluruh perwira Pertamina di RU IV, sehingga lifting perdana Pertalite tersebut dapat terwujud.
Menurut dia, pencapaian tersebut menjadi catatan prestasi penting di awal tahun 2021.
"Seluruh pekerja RU IV Cilacap dengan bangga mempersembahkan produk Pertalite ini untuk masyarakat Indonesia, dan pencapaian ini menjadi catatan prestasi penting di awal 2021," kata dia yang hadir secara virtual bersama Direktur Feedstock and Product Optimization PT KPI Yoki Firnandi.
Baca juga: Pertamina Cilacap catatkan rekor penyaluran Program Kemitraan terbesar
Baca juga: PWP Pertamina RU IV Cilacap kembali salurkan bantuan pendidikan