Solo (ANTARA) - Perusahaan Wong Solo Group mampu menembus pasar Arab Saudi dengan modal syariah Islam dalam menjalankan usahanya.
"Kami pakai hukum Islam semua sejak berdiri tahun 1991. Dari awal berdiri seluruh karyawan sudah berhijab, kalau dulu mungkin aneh tetapi saat ini sebagian orang (konsumen) justru takut kalau karyawan tidak berhijab, takut (restoran) tidak halal," kata pemilik Wong Solo Group Puspo Wardoyo saat mengisi webinar bertema "Revolusi Berwirausaha" di Solo, Senin.
Bahkan, sedekah sebesar 30 persen dari keuntungan juga diterapkan hingga saat ini karena menurut dia upaya tersebut sebagai salah satu cara untuk memperlancar usahanya.
"Itu bagian dari rejeki. Itu kunci sukses, dijamin oleh Allah SWT," katanya.
Baca juga: TaniHub gandeng Wong Solo pasok hasil pertanian
Sebagai bagian dari upayanya tersebut, saat ini pendiri makanan dengan pengemasan berbasis teknologi modern Makanku ini berhasil menembus pasar luar negeri, di antaranya Arab Saudi, Singapura, dan Malaysia.
Bahkan, dikatakannya, tiga cabang rumah makan miliknya yang ada di Jeddah mampu melayani jasa katering untuk 750 orang/hari.
"Selain itu ada satu di Singapura dan 12 di Malaysia. Kalau di Indonesia sudah ada ratusan cabang," katanya.
Baca juga: Ingin sukses berbinis kuliner di masa pandemi, ini lima kiatnya
Ia mengatakan untuk berhasil menembus pasar Arab Saudi dibutuhkan waktu selama sepuluh tahun. Pada tahun 2007 pria asal Solo ini mulai menjajal pasar tersebut dan eksis di 2017.
Menurut dia, salah satu kunci mampu menembus pasar tersebut yaitu tidak mudah putus asa. Karena itu, para pengusaha muda yang baru merintis harus kuat dalam menjalani proses panjang yang tidak mudah, baik dari sisi modal hingga menjalankan usaha dengan sistem kerja sama.
"Justru di masa sekarang ini menjadi tantangan bagi pengusaha di bidang kuliner bisa mengembangkan usahanya dari tradisional ke jalur modern, termasuk usaha saya Makanku ini," katanya.
"Kami pakai hukum Islam semua sejak berdiri tahun 1991. Dari awal berdiri seluruh karyawan sudah berhijab, kalau dulu mungkin aneh tetapi saat ini sebagian orang (konsumen) justru takut kalau karyawan tidak berhijab, takut (restoran) tidak halal," kata pemilik Wong Solo Group Puspo Wardoyo saat mengisi webinar bertema "Revolusi Berwirausaha" di Solo, Senin.
Bahkan, sedekah sebesar 30 persen dari keuntungan juga diterapkan hingga saat ini karena menurut dia upaya tersebut sebagai salah satu cara untuk memperlancar usahanya.
"Itu bagian dari rejeki. Itu kunci sukses, dijamin oleh Allah SWT," katanya.
Baca juga: TaniHub gandeng Wong Solo pasok hasil pertanian
Sebagai bagian dari upayanya tersebut, saat ini pendiri makanan dengan pengemasan berbasis teknologi modern Makanku ini berhasil menembus pasar luar negeri, di antaranya Arab Saudi, Singapura, dan Malaysia.
Bahkan, dikatakannya, tiga cabang rumah makan miliknya yang ada di Jeddah mampu melayani jasa katering untuk 750 orang/hari.
"Selain itu ada satu di Singapura dan 12 di Malaysia. Kalau di Indonesia sudah ada ratusan cabang," katanya.
Baca juga: Ingin sukses berbinis kuliner di masa pandemi, ini lima kiatnya
Ia mengatakan untuk berhasil menembus pasar Arab Saudi dibutuhkan waktu selama sepuluh tahun. Pada tahun 2007 pria asal Solo ini mulai menjajal pasar tersebut dan eksis di 2017.
Menurut dia, salah satu kunci mampu menembus pasar tersebut yaitu tidak mudah putus asa. Karena itu, para pengusaha muda yang baru merintis harus kuat dalam menjalani proses panjang yang tidak mudah, baik dari sisi modal hingga menjalankan usaha dengan sistem kerja sama.
"Justru di masa sekarang ini menjadi tantangan bagi pengusaha di bidang kuliner bisa mengembangkan usahanya dari tradisional ke jalur modern, termasuk usaha saya Makanku ini," katanya.