Solo (ANTARA) - Klaster kantor di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta menyumbang penambahan kasus COVID-19 yang saat ini secara kumulatif mencapai 3.033.

Berdasarkan data dari Pemkot Surakarta, Selasa, ada penambahan jumlah kasus sebanyak 42 terkonfirmasi COVID-19. Dari jumlah 3.033 tersebut, 1.710 di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

Selanjutnya, pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 202 orang dan yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 981 orang. Untuk jumlah meninggal dunia  sebanyak 140 orang.

Baca juga: Pemkab Pekalongan mengecek APD pemilu antisipasi klaster baru

Terkait klaster perkantoran tersebut, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo membenarkan. Bahkan, ada beberapa pejabat yang terkonfirmasi COVID-19, di antaranya Kepala Bagian Hukum dan Kepala Bagian Organisasi Setda Surakarta.

"Sebelumnya kan Kabag Organisasi (yang terpapar), kemudian di-tracing lagi dan saat ini seluruhnya (pegawai Pemkot Surakarta yang terpapar COVID-19) bekerja dari rumah (WFH)," katanya.

Ia mengaku dirinya juga masuk dalam penelusuran kontak dari kasus COVID-19 di klaster perkantoran tersebut. Meski demikian, untuk tes usap yang diikutinya menunjukkan hasil negatif. "Sekda juga negatif, kemarin kan kami sempat di-tracing," katanya.

Baca juga: Gubernur Jateng minta sekolah yang jadi klaster COVID-19 ditutup

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Surakarta sekaligus Ketua Satuang Tugas Penanganan COVID-19 setempat Ahyani mengatakan sejauh ini kondisi tersebut tidak mempengaruhi operasional di Pemerintah Kota Surakarta.

"Ya sedikit mengganggu aktivitas kantor karena pasti pekerjaannya jadi lebih repot, tetapi tidak mengganggu pelayanan kepada masyarakat," katanya.

Mengenai penularan, dikatakannya, kemungkinan berasal dari staf yang sebelumnya melakukan perjalanan dari luar kota. Selanjutnya, staf tersebut menulari rekan yang lain. "Tetapi ya memang sekitar 50 persen pegawai kan dari luar kota, masih ada yang dari kerumunan-kerumunan," katanya.

Baca juga: Kapolda Metro: Ada klaster COVID-19 di Petamburan
Baca juga: Klaster keluarga mendominasi penambahan kasus COVID-19 di Solo

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024