Solo (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan merger atau penggabungan Himpunan Bank Negara (Himbara) yang bergerak di sektor syariah bisa meningkatkan pangsa pasar.
"Adanya merger, akan ada bank syariah besar di Indonesia. Pemerintah juga komitmen menambah modal sehingga menjadi BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) IV," kata Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Minggu.
Dengan demikian, kata dia, diharapkan pangsa pasar perbankan syariah di dalam negeri bisa terus meningkat secara signifikan. Ia mengatakan hingga saat ini OJK mencatat pangsa pasar perbankan syariah di dalam negeri masih di kisaran 6 persen.
"Tahun lalu juga berkisar itu, peningkatannya hanya tipis karena memang awalnya kecil. Walaupun meningkatnya kecil tetapi kan konvensional juga ikut naik," katanya.
Ia berharap dengan adanya merger tersebut paling tidak pangsa pasar bank syariah bisa mencapai angka 10 persen.
Sementara itu mengenai inklusi dan literasi keuangan syariah di Provinsi Jawa Tengah, kata dia, sejauh ini masih fluktuatif. Terakhir pada tahun 2019 OJK mencatat indeks literasi keuangan syariah Provinsi Jawa Tengah sebesar 11,78 persen atau meningkat jika dibandingkan tahun 2016 sebesar 11,2 persen.
Meski demikian untuk indeks inklusi keuangan syariah justru mengalami penurunan, yaitu jika pada tahun 2016 indeks inklusi keuangan syariah di Jawa Tengah sebesar 13,8 persen untuk tahun 2019 turun menjadi 12,57 persen.
Mengenai rencana merger, Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Soloraya Dody Rukadi mengatakan upaya tersebut memungkinkan bank syariah melakukan ekspansi pasar yang lebih luas lagi.
"Kalau untuk segmentasi pasar yang menjadi prioritas masih disusun, kalau saat ini yang paling besar masih di bidang pengolahan dan perdagangan," katanya.
Baca juga: OJK mendorong peningkatan inklusi keuangan masyarakat
Baca juga: OJK ajak UMKM Batang bangun bisnis era digital
"Adanya merger, akan ada bank syariah besar di Indonesia. Pemerintah juga komitmen menambah modal sehingga menjadi BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) IV," kata Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Minggu.
Dengan demikian, kata dia, diharapkan pangsa pasar perbankan syariah di dalam negeri bisa terus meningkat secara signifikan. Ia mengatakan hingga saat ini OJK mencatat pangsa pasar perbankan syariah di dalam negeri masih di kisaran 6 persen.
"Tahun lalu juga berkisar itu, peningkatannya hanya tipis karena memang awalnya kecil. Walaupun meningkatnya kecil tetapi kan konvensional juga ikut naik," katanya.
Ia berharap dengan adanya merger tersebut paling tidak pangsa pasar bank syariah bisa mencapai angka 10 persen.
Sementara itu mengenai inklusi dan literasi keuangan syariah di Provinsi Jawa Tengah, kata dia, sejauh ini masih fluktuatif. Terakhir pada tahun 2019 OJK mencatat indeks literasi keuangan syariah Provinsi Jawa Tengah sebesar 11,78 persen atau meningkat jika dibandingkan tahun 2016 sebesar 11,2 persen.
Meski demikian untuk indeks inklusi keuangan syariah justru mengalami penurunan, yaitu jika pada tahun 2016 indeks inklusi keuangan syariah di Jawa Tengah sebesar 13,8 persen untuk tahun 2019 turun menjadi 12,57 persen.
Mengenai rencana merger, Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Soloraya Dody Rukadi mengatakan upaya tersebut memungkinkan bank syariah melakukan ekspansi pasar yang lebih luas lagi.
"Kalau untuk segmentasi pasar yang menjadi prioritas masih disusun, kalau saat ini yang paling besar masih di bidang pengolahan dan perdagangan," katanya.
Baca juga: OJK mendorong peningkatan inklusi keuangan masyarakat
Baca juga: OJK ajak UMKM Batang bangun bisnis era digital