Solo (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus aktif mendorong peningkatan inklusi keuangan di kalangan masyarakat, di antaranya melalui kerja sama dengan industri jasa keuangan (IJK) dan Bank Indonesia (BI).
"Selama satu bulan pelaksanaan inklusi keuangan yang belum lama ini kami selenggarakan, sejauh ini hasilnya cukup baik," kata Ketua OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Sabtu.
Berdasarkan data, dikatakannya, terdapat sebanyak 25.580 pembukaan rekening di BPR dan BPRS dengan saldo sebesar Rp285,56 miliar, termasuk di antaranya sebanyak 2.935 pembukaan rekening simpanan pelajar (simpel) dengan saldo sebesar Rp1,45 miliar.
Selain itu, terdapat realisasi kredit atau pembiayaan sebanyak 9.934 rekening debitur BPR dan BPRS dengan plafon sebesar Rp1,93 triliun.
"Kami juga menyelenggarakan 'business matching' untuk paguyuban atau komunitas yang dilaporkan oleh BPR dan BPRS sebanyak 2.825 rekening dengan nominal sebesar Rp29,75 miliar. Selain itu, terdapat sebanyak 513 polis asuransi umum dengan nominal polis sebesar Rp1,13 miliar," katanya.
Sementara itu, pada penyelenggaraan tersebut, dikatakannya, terdapat realisasi kredit atau pembiayaan sebanyak 565 rekening debitur perusahaan pembiayaan dengan plafon sebesar Rp11,06 miliar.
"Selain itu, terdapat pula pembukaan 313 rekening di pasar modal dengan nominal transaksi sebesar Rp2,86 miliar," katanya.
Sebelumnya, dikatakannya, mengenai pelaksanaan inklusi keuangan OJK melakukan berbagai kegiatan, salah satunya berkolaborasi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Solo mengadakan webinar dengan pedagang dan lurah pasar tradisional di Solo dengan tema "Tips Mengelola Keuangan dan Investasi di masa pandemi".
"Selain itu, kami juga melakukan kegiatan yang sama dengan pelaku UMKM terkait 'Digitalisasi marketing dan akses pembiayaan UMKM' serta webinar edukasi pasar modal," katanya.
"Selama satu bulan pelaksanaan inklusi keuangan yang belum lama ini kami selenggarakan, sejauh ini hasilnya cukup baik," kata Ketua OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Sabtu.
Berdasarkan data, dikatakannya, terdapat sebanyak 25.580 pembukaan rekening di BPR dan BPRS dengan saldo sebesar Rp285,56 miliar, termasuk di antaranya sebanyak 2.935 pembukaan rekening simpanan pelajar (simpel) dengan saldo sebesar Rp1,45 miliar.
Selain itu, terdapat realisasi kredit atau pembiayaan sebanyak 9.934 rekening debitur BPR dan BPRS dengan plafon sebesar Rp1,93 triliun.
"Kami juga menyelenggarakan 'business matching' untuk paguyuban atau komunitas yang dilaporkan oleh BPR dan BPRS sebanyak 2.825 rekening dengan nominal sebesar Rp29,75 miliar. Selain itu, terdapat sebanyak 513 polis asuransi umum dengan nominal polis sebesar Rp1,13 miliar," katanya.
Sementara itu, pada penyelenggaraan tersebut, dikatakannya, terdapat realisasi kredit atau pembiayaan sebanyak 565 rekening debitur perusahaan pembiayaan dengan plafon sebesar Rp11,06 miliar.
"Selain itu, terdapat pula pembukaan 313 rekening di pasar modal dengan nominal transaksi sebesar Rp2,86 miliar," katanya.
Sebelumnya, dikatakannya, mengenai pelaksanaan inklusi keuangan OJK melakukan berbagai kegiatan, salah satunya berkolaborasi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Solo mengadakan webinar dengan pedagang dan lurah pasar tradisional di Solo dengan tema "Tips Mengelola Keuangan dan Investasi di masa pandemi".
"Selain itu, kami juga melakukan kegiatan yang sama dengan pelaku UMKM terkait 'Digitalisasi marketing dan akses pembiayaan UMKM' serta webinar edukasi pasar modal," katanya.