Purwokerto (ANTARA) - Salah satu kunci penting dalam mencegah penyebaran COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan, antara lain memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Protokol kesehatan pada masa pandemi harus menjadi bagian dari gaya hidup bagi semua pihak, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Kendati demikian, agar anak-anak terbiasa menerapkan protokol kesehatan dalam kesehariannya, perlu bimbingan dan edukasi dari keluarga. Keluarga sebagai wahana pertama dan utama dalam mendidik karakter anak.
Orang tua, perlu menjadi teladan dan menginspirasi anak-anak mereka dalam menerapkan protokol kesehatan. Orang tua juga dapat menyampaikan informasi kepada anak mereka mengenai COVID-19, termasuk tentang risiko dan dampaknya. Peran orang tua berarti peran secara bersama-sama antara ibu dan ayah.
Dengan demikian, ayah memiliki peran yang tidak terpisahkan dalam upaya memberikan teladan, melalui sikap, ucapan, dan perbuatan, termasuk dalam menginspirasi anak menerapkan protokol kesehatan.
Hanan Wiyoko (39), warga Karang Lewas Lor, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memberi contoh sebagai seorang ayah yang secara rutin memberikan edukasi protokol kesehatan kepada buah hatinya.
Dalam setiap kesempatan, ia mengajak anaknya berbicara dengan gaya bahasa sederhana yang mudah dipahami, mengenai bahaya COVID-19, cara penyebaran dan mengantisipasi penularannya.
Dia juga rutin memberikan edukasi mengenai pentingnya protokol kesehatan. Edukasi yang dilakukan bukan hanya dengan kata-kata melainkan juga melalui contoh nyata.
Misalkan, ketika pulang dari beraktivitas di luar rumah, dia selalu mencuci tangan lalu dilanjutkan dengan mandi dan membersihkan diri, sebelum berinteraksi dengan anak dan istrinya.
Sebagai anggota KPU Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dia memang banyak beraktivitas di luar rumah. Namun, dia selalu disiplin memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak fisik, serta menghindari kerumunan.
"Selain itu jika ada keperluan mendesak dan harus keluar rumah mengajak anak dan istri, maka selalu mengingatkan anak agar memakai masker dan menjaga jarak, selain itu saat kembali ke rumah harus mengingatkan anak mencuci tangan dan dilanjutkan mandi," katanya.
Dia dan istrinya selalu mengajak anak disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga hal-hal yang dia lakukan tersebut secara tidak langsung menjadi inspirasi bagi putri kecilnya, Malika Yasmin, yang kini berusia tujuh tahun.
Selain menggiatkan sosialisasi mengenai pentingnya protokol kesehatan bagi keluarganya, dia juga selalu menyempatkan diri menemani aktivitas anaknya saat belajar.
Dia juga banyak menyiapkan buku-buku bacaan untuk putrinya agar betah di rumah selama masa pandemi COVID-19.
"Agar anak tidak bosan saat harus sering di rumah saja dan belajar dari rumah, maka orang tua juga harus memberikan contoh dengan menunjukkan pada anak bahwa orang tua juga senang berada di rumah dan melakukan banyak aktivitas di rumah," katanya.
Menurut dia, orang tua harus mampu menjadi teman yang baik bagi anak, misalnya mendampingi anak mewarnai gambar, mendampingi saat anak belajar, dan harus menunjukkan bahwa orang tua juga bahagia menghabiskan banyak waktu di rumah.
"Mendidik anak dalam masa pandemi memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua, karena orang tua berperan ganda menjadi guru. Meskipun demikian, orang tua harus sabar dalam menemani anak belajar. Harus memiliki cara komunikasi yang sesuai dan lain sebagainya yang berdampak baik bagi sang anak," katanya.
Peran Ayah
Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Wisnu Widjanarko mengatakan sosialisasi dan edukasi mengenai upaya pencegahan penularan COVID-19 memang perlu dimulai dari keluarga.
Kendati demikian, Wisnu yang merupakan dosen komunikasi keluarga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman itu, mengatakan orang tua harus memperhatikan pilihan kata yang digunakan agar anak dapat mudah memahami tanpa membuat anak merasa cemas.
Selain mengampaikan informasi mengenai COVID-19, kata dia, orang tua juga dapat mengajak anak-anaknya untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dalam aktivitas sehari-hari.
Misalkan orang tua dapat mengingatkan anak untuk sering cuci tangan, menjaga kebersihan, mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi, serta istirahat yang cukup.
Orang tua juga perlu memberikan penjelasan yang mudah dimengerti anak, termasuk memberikan pemahaman mengapa harus lebih banyak berada di rumah selama masa pandemi.
Ia juga menambahkan bahwa selain menyampaikan informasi dan edukasi mengenai COVID-19, orang tua juga perlu mencari strategi agar anak tidak cepat bosan saat harus beraktivitas, bermain, dan belajar dari rumah.
Caranya dengan memberikan tantangan kepada anak sehingga bisa tetap kreatif dan produktif. Bisa juga dengan menawarkan suatu ide awal untuk memantik gagasan anak.
"Orang tua juga perlu memberi kepercayaan pada anak untuk mengeksplorasi ide dengan cara berdiskusi. Sekaligus melatih diri untuk tidak mengintervensi, tapi sebatas membersamai sehingga anak juga semakin terasah kepercayaan dirinya, bahwa dia bisa melakukan hal-hal baru yang boleh jadi terlihat sederhana," katanya.
Menurut dia, peran ayah sangat penting untuk menjadi inspirasi penerapan protokol kesehatan bagi keluarga serta memberi penguatan emosional kepada anak, agar tidak cemas dan lelah menghadapi situasi sekarang.
Cara yang bisa dilakukan ayah, dengan meluangkan waktu untuk berinteraksi dan bertukar cerita, bersama dengan anggota keluarganya, termasuk membahas mengenai pentingnya protokol kesehatan.
"Ayah juga perlu menjadi teladan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar dapat dicontoh oleh anak-anaknya dan ayah juga perlu lebih banyak bermain dengan anak di rumah agar anak merasa senang," katanya.
Ayah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menghadirkan keluarga yang selaras harus dapat mengajarkan bahwa rumah adalah merupakan tempat ternyaman dan teraman dalam situasi saat ini, sehingga belajar dan beribadah dari rumah bukan sebuah tekanan tapi sebuah penyesuaian.
Dan yang terpenting bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan memberikan teladan dan sikap, ucapan, dan perbuatan. Memberikan pengayoman di saat-saat sulit sekaligus menjadi tempat untuk berbagi rasa dan pemikiran pada anak.
Upaya meningkatkan peran ayah tersebut tentu juga selaras dengan peringatan Hari Ayah Nasional yang jatuh setiap 12 November. Peringatan Hari Ayah tentunya dapat menjadi momentum tepat bagi orang tua, khususnya ayah, dalam mengekspresikan perhatian dan rasa sayang kepada anak.
Oleh karena itu, bagi para ayah, manfaatkanlah momentum ini untuk lebih intensif mengekspresikan perhatian dan rasa sayang kepada anak karena dukungan dan rasa penyertaan tersebut penting bagi anak dalam berproses.
Optimalkanlah peran ayah sebagai sahabat bagi anak karena yang dibutuhkan adalah kenyamanan dan rasa percaya bahwa sang ayah akan selalu ada dan mau mendengar.
Baca juga: Akademisi sebut ayah penting jadi inspirasi penerapan protokol kesehatan
Baca juga: Google Peringati Hari Ayah Nasional
Protokol kesehatan pada masa pandemi harus menjadi bagian dari gaya hidup bagi semua pihak, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Kendati demikian, agar anak-anak terbiasa menerapkan protokol kesehatan dalam kesehariannya, perlu bimbingan dan edukasi dari keluarga. Keluarga sebagai wahana pertama dan utama dalam mendidik karakter anak.
Orang tua, perlu menjadi teladan dan menginspirasi anak-anak mereka dalam menerapkan protokol kesehatan. Orang tua juga dapat menyampaikan informasi kepada anak mereka mengenai COVID-19, termasuk tentang risiko dan dampaknya. Peran orang tua berarti peran secara bersama-sama antara ibu dan ayah.
Dengan demikian, ayah memiliki peran yang tidak terpisahkan dalam upaya memberikan teladan, melalui sikap, ucapan, dan perbuatan, termasuk dalam menginspirasi anak menerapkan protokol kesehatan.
Hanan Wiyoko (39), warga Karang Lewas Lor, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memberi contoh sebagai seorang ayah yang secara rutin memberikan edukasi protokol kesehatan kepada buah hatinya.
Dalam setiap kesempatan, ia mengajak anaknya berbicara dengan gaya bahasa sederhana yang mudah dipahami, mengenai bahaya COVID-19, cara penyebaran dan mengantisipasi penularannya.
Dia juga rutin memberikan edukasi mengenai pentingnya protokol kesehatan. Edukasi yang dilakukan bukan hanya dengan kata-kata melainkan juga melalui contoh nyata.
Misalkan, ketika pulang dari beraktivitas di luar rumah, dia selalu mencuci tangan lalu dilanjutkan dengan mandi dan membersihkan diri, sebelum berinteraksi dengan anak dan istrinya.
Sebagai anggota KPU Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dia memang banyak beraktivitas di luar rumah. Namun, dia selalu disiplin memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak fisik, serta menghindari kerumunan.
"Selain itu jika ada keperluan mendesak dan harus keluar rumah mengajak anak dan istri, maka selalu mengingatkan anak agar memakai masker dan menjaga jarak, selain itu saat kembali ke rumah harus mengingatkan anak mencuci tangan dan dilanjutkan mandi," katanya.
Dia dan istrinya selalu mengajak anak disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga hal-hal yang dia lakukan tersebut secara tidak langsung menjadi inspirasi bagi putri kecilnya, Malika Yasmin, yang kini berusia tujuh tahun.
Selain menggiatkan sosialisasi mengenai pentingnya protokol kesehatan bagi keluarganya, dia juga selalu menyempatkan diri menemani aktivitas anaknya saat belajar.
Dia juga banyak menyiapkan buku-buku bacaan untuk putrinya agar betah di rumah selama masa pandemi COVID-19.
"Agar anak tidak bosan saat harus sering di rumah saja dan belajar dari rumah, maka orang tua juga harus memberikan contoh dengan menunjukkan pada anak bahwa orang tua juga senang berada di rumah dan melakukan banyak aktivitas di rumah," katanya.
Menurut dia, orang tua harus mampu menjadi teman yang baik bagi anak, misalnya mendampingi anak mewarnai gambar, mendampingi saat anak belajar, dan harus menunjukkan bahwa orang tua juga bahagia menghabiskan banyak waktu di rumah.
"Mendidik anak dalam masa pandemi memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua, karena orang tua berperan ganda menjadi guru. Meskipun demikian, orang tua harus sabar dalam menemani anak belajar. Harus memiliki cara komunikasi yang sesuai dan lain sebagainya yang berdampak baik bagi sang anak," katanya.
Peran Ayah
Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Wisnu Widjanarko mengatakan sosialisasi dan edukasi mengenai upaya pencegahan penularan COVID-19 memang perlu dimulai dari keluarga.
Kendati demikian, Wisnu yang merupakan dosen komunikasi keluarga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman itu, mengatakan orang tua harus memperhatikan pilihan kata yang digunakan agar anak dapat mudah memahami tanpa membuat anak merasa cemas.
Selain mengampaikan informasi mengenai COVID-19, kata dia, orang tua juga dapat mengajak anak-anaknya untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dalam aktivitas sehari-hari.
Misalkan orang tua dapat mengingatkan anak untuk sering cuci tangan, menjaga kebersihan, mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi, serta istirahat yang cukup.
Orang tua juga perlu memberikan penjelasan yang mudah dimengerti anak, termasuk memberikan pemahaman mengapa harus lebih banyak berada di rumah selama masa pandemi.
Ia juga menambahkan bahwa selain menyampaikan informasi dan edukasi mengenai COVID-19, orang tua juga perlu mencari strategi agar anak tidak cepat bosan saat harus beraktivitas, bermain, dan belajar dari rumah.
Caranya dengan memberikan tantangan kepada anak sehingga bisa tetap kreatif dan produktif. Bisa juga dengan menawarkan suatu ide awal untuk memantik gagasan anak.
"Orang tua juga perlu memberi kepercayaan pada anak untuk mengeksplorasi ide dengan cara berdiskusi. Sekaligus melatih diri untuk tidak mengintervensi, tapi sebatas membersamai sehingga anak juga semakin terasah kepercayaan dirinya, bahwa dia bisa melakukan hal-hal baru yang boleh jadi terlihat sederhana," katanya.
Menurut dia, peran ayah sangat penting untuk menjadi inspirasi penerapan protokol kesehatan bagi keluarga serta memberi penguatan emosional kepada anak, agar tidak cemas dan lelah menghadapi situasi sekarang.
Cara yang bisa dilakukan ayah, dengan meluangkan waktu untuk berinteraksi dan bertukar cerita, bersama dengan anggota keluarganya, termasuk membahas mengenai pentingnya protokol kesehatan.
"Ayah juga perlu menjadi teladan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar dapat dicontoh oleh anak-anaknya dan ayah juga perlu lebih banyak bermain dengan anak di rumah agar anak merasa senang," katanya.
Ayah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menghadirkan keluarga yang selaras harus dapat mengajarkan bahwa rumah adalah merupakan tempat ternyaman dan teraman dalam situasi saat ini, sehingga belajar dan beribadah dari rumah bukan sebuah tekanan tapi sebuah penyesuaian.
Dan yang terpenting bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan memberikan teladan dan sikap, ucapan, dan perbuatan. Memberikan pengayoman di saat-saat sulit sekaligus menjadi tempat untuk berbagi rasa dan pemikiran pada anak.
Upaya meningkatkan peran ayah tersebut tentu juga selaras dengan peringatan Hari Ayah Nasional yang jatuh setiap 12 November. Peringatan Hari Ayah tentunya dapat menjadi momentum tepat bagi orang tua, khususnya ayah, dalam mengekspresikan perhatian dan rasa sayang kepada anak.
Oleh karena itu, bagi para ayah, manfaatkanlah momentum ini untuk lebih intensif mengekspresikan perhatian dan rasa sayang kepada anak karena dukungan dan rasa penyertaan tersebut penting bagi anak dalam berproses.
Optimalkanlah peran ayah sebagai sahabat bagi anak karena yang dibutuhkan adalah kenyamanan dan rasa percaya bahwa sang ayah akan selalu ada dan mau mendengar.
Baca juga: Akademisi sebut ayah penting jadi inspirasi penerapan protokol kesehatan
Baca juga: Google Peringati Hari Ayah Nasional