Solo (ANTARA) - SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI untuk mewakili SD di Kota Surakarta dalam kegiatan pendampingan kurasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahap I Putaran 5.

Staf Pendamping Kurasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud RI, Elah Nurelah, di Solo, Jumat, mengatakan pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan, Puskurbuk, Kemendikbud RI berlangsung di SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, selama dua hari mulai tanggal 22 hingga 23 Oktober 2020.

Elah Nurelah mengatakan pendampingan kurasi kurikulum dilakukan dalam rangka melaksanakan tugas penyiapan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan kurikulum.

Baca juga: Siswa SD Muhammadiyah Surakarta diimunisasi campak saat pandemi

Beberapa agenda yang dilakukan, seperti telaah, wawancara, dan diskusi kelompok terpumpun (FGD) terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Kegiatan tersebut, kata Elah Nurelah, dihadiri oleh kepala sekolah, guru senior, perwakilan guru tiap jenjang kelas, serta didampingi oleh pengawas sekolah dan staf Puskurbuk Kemendikbud RI.

Menurut dia, kegiatan pendampingan kurasi kurikulum tingkat satuan pendidikan tahap 1 putaran 5 ini, menitikberatkan pada kegiatan pemaparan kurikulum dan juga FGD tentang analisis konteks, dokumen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) baik kelas atas maupun kelas bawah.

Dia mengatakan tujuan utama pendampingan kurasi kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah dan perbaikan dalam pelaksanaan kurikulum.

"Setelah kegiatan pendampingan kurasi ini, Kemendikbud berharap akan mendapatkan praktik baik dari sekolah yang ditunjuk dan akan menjadi model serta rujukan bagi sekolah di seluruh Indonesia," katanya.

Selain itu, kata dia, hasil akhir dari pendampingan kurasi ini, penyusunan panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), model KTSP Kontekstual, dan diversifikasi kurikulum sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kearifan lokal.

"Kota Solo ditetapkan oleh Kemendikbud sebagai daerah pengembangan ekonomi kreatif, sehingga isi kurikulum di sekolah-sekolah harus memuat pengembangan ekonomi kreatif tersebut," katanya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta Esti Ambarwati menjelaskan bangga dan senang atas penunjukan sekolahnya dalam kegiatan ini.

"Kegiatan ini, merupakan suatu kehormatan bagi keluarga besar sekolah dan tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah untuk membuat panduan kurikulum yang fungsional, kontekstual, dan sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat," kata Esti. 

Baca juga: SD Muhammadiyah Surakarta sosialisasikan normal baru melalui video
Baca juga: SD Muhammadiyah Surakarta gelar lomba dai cilik melalui medsos

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024