Kudus (ANTARA) - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera merealisasikan rencana pembentukan sekolah dasar (SD) negeri unggulan di tingkat kecamatan dengan kebutuhan anggaran setiap sekolah mencapai Rp6 miliar, kata Ketua DPRD Kudus Masan.

"Anggaran sebesar itu, akan digunakan seluruhnya untuk pembangunan infrastruktur sekolah percontohan dengan menyesuaikan kebutuhan masa kini," ujarnya di sela-sela meninjau ruang kelas SD 2 Purwosari Kudus, Jumat.

Ia menargetkan sekolah unggulan bisa direalisasikan tahun 2021 dengan rencana kecamatan yang akan dipilih, yakni di Kecamatan Undaan dan Bae.

Baca juga: 15.872 siswa dari SD dan SMP di Kota Semarang terima bantuan Program Indonesia Pintar

Harapannya, ujar dia, masing-masing kecamatan di Kabupaten Kudus terdapat sekolah unggulan, sedangkan untuk Kecamatan Kota dianggap sudah cukup dengan keberadaan SD 1 Barongan, selain bangunan yang cukup memadai sebagai sekolah unggulan, jumlah muridnya juga cukup banyak karena menjadi favorit di wilayah kota.

Keberadaan sekolah unggulan, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi anggaran untuk rehabilitasi bangunan sekolah.

Manfaat lainnya, bisa memaksimalkan ketersediaan tenaga pendidik yang ada karena dengan banyaknya sekolah dasar di sejumlah tempat dan kualitasnya juga masih kalah bersaing dengan swasta, akhirnya banyak yang harus digabung karena kekurangan murid.

Terkait rencana pembentukan sekolah unggulan, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kudus juga sudah melakukan pemetaan.

Di Kecamatan Jekulo terdapat SD 1 Jekulo yang akan menjadi prioritas dijadikan sekolah unggulan, sementara Kecamatan Dawe terdapat dua SD, yakni SD 1 dan SD 6, Kecamatan Bae terdapat SD 1 Bae, dan Kecamatan Mejobo meliputi SD 5, 4 dan 2.

Untuk Kecamatan Gebog meliputi SD 1 dan 7 Gondosari, Kecamatan Jati terdapat SD 1 dan 2 Jati Kulon, Kecamatan Kaliwungu meliputi SD 1 dan 2, dan Kecamatan Undaan meliputi SD 2 dan SD 3 Undaan Lor.

Pembentukan SD unggulan juga dianggap menjadi salah satu solusi rehabilitasi bangunan sekolah secara tuntas karena selama ini anggaran rehabilitasi cukup besar, namun belum efisien karena masih ada yang belum tepat sasaran sehingga masih banyak ruang kelas yang rusak.

Salah satunya, ruang kelas di SD 2 Purwosari, Kecamatan Kota, sudah tidak layak pakai karena saat hujan bocor dan atap juga pada ambrol.

Menurut Operator SD 2 Purwosari Rahardiani mengakui kerusakan terjadi di empat ruang kelas dari enam ruang kelas yang ada.

"Kerusakannya sudah terjadi sejak dua tahun sehingga ada yang tidak bisa dipakai, yakni ruang kelas 3 karena saat hujan juga banjir," ujarnya.

Pihak sekolah juga sudah berulang kali mengajukan proposal perbaikan, namun baru sebatas di survei oleh dinas terkait.

"Jika tahun ini diberi anggaran untuk perbaikan, kami senang sekali walau tak semuanya bisa diperbaiki," ujarnya.*

Baca juga: Siswa TK, SD, dan SMP di Semarang dapat bantuan kuota internet
Baca juga: SD Muhammadiyah Surakarta pentas virtual peringati HUT RI

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024