Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mendorong kreativitas warga untuk menjual jasa berdasarkan potensi yang ada untuk meningkatkan perekonomian karena daerah setempat tidak memiliki sumber daya alam secara memadai.

"Kreativitas serta menjual jasa, adalah slogan masyarakat Kota Magelang, karena tidak adanya sumber daya alam," katanya dalam keterangan di Magelang, Rabu, terkait dengan peresmian Taman Anggrek Rukun Ramah Rezeki di Kampung Tidar Campur, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan.

Keberadaan taman anggrek di kampung itu menambah khazanah kampung tematik yang tumbuh dan berkembang di sejumlah tempat di Kota Magelang.

Baca juga: Kebun Raya Gunung Tidar Magelang dibuka kembali

Ia mengharapkan pembukaan taman anggrek itu menjadi inspirasi bagi kreativitas masyarakat kampung lainnya di kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu.

Sebelumnya, sudah ada "Kampung Warna-Warni" yang menampilkan seni mural di dinding rumah-rumah warga dan aktivitas masyarakat terkait dengan wisata budaya karena warga kampung itu masih mempertahankan kearifan lokal, seperti tradisi Grebeg Tahu dan Sadranan.

Taman Anggrek Rukun Ramah Rezeki Kampung Tidar Campur pada Selasa (15/9) diresmikan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.

"Harapannya, adanya taman anggrek ini dapat mengangkat marwah Magelang sebagai 'Kota Sejuta Bunga'. Pengunjung dapat menikmati wisata Kota Magelang sembari membeli tanaman sebagai oleh-oleh," katanya.

Ketua penyelenggara kegiatan, Sugiarto, mengatakan taman anggrek dirintis sejak 2014 diawali program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

Ia mengatakan kampung berpotensi sentra produksi tahu itu dikembangkan menjadi kampung wisata edukasi dan "Kampung Warna-warni".

Melalui bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kampung Tidar Campur mengembangkan tempat penampungan sementara (TPS) sampah untuk menghasilkan pupuk.

"Dan terbantu adanya Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), program itu pun terus berkembang. Mudah-mudahan ini menjadi potensi dan berkah bagi warga Tidar Campur," katanya.

Taman anggrek itu dilengkapi dengan jaringan wifi, gazebo, hewan reptil, dan tempat swafoto, sedangkan di tengah pandemi COVID-19, diharapkan lokasi tersebut dapat menjadi tempat belajar siswa yang membutuhkan jaringan internet.

"Kampung ini juga aktif melaksanakan kegiatan sosial dengan membentuk 'cantelan berbagi' di tengah pandemi COVID-19. Cantelan ini, warga menaruh sayuran di pagar rumah agar bisa dimanfaatkan warga kurang mampu lainnya. Ini jadi salah satu budaya gotong royong," katanya.

Lurah Tidar Selatan Nur Lamiah mengatakan Kampung Tidar Selatan mempunyai cukup banyak inovasi masyarakat, seperti bidang kemasyarakatan, ekonomi, lingkungan, hingga sosial budaya.

Di bidang kemasyarakatan, katanya, warga membuat "Kampung Warna-Warni" dan "Kampung Dolanan Tidar Sari", di bidang ekonomi mereka mengembangkan UMKM, seperti produk makanan olahan dan oleh-oleh khas.

Di bidang lingkungan terdapat Kampung Anggrek Tidar Campur, Bank Sampah Lancar Trunan, Kampung Organik Trunan, Kampung Mozaik Tidar Warung, dan Kampung Kerajinan Daur Ulang Tidar Warung.

"Seluruhnya dibangun dengan swadaya masyarakat maupun bantuan dari Pemkot Magelang. Ini menjadi bukti jika masyarakat Tidar Selatan masih sangat kental kegotongroyongannya," kata dia. (hms)

Baca juga: Usaha mikro di Kabupaten Magelang bakal dapat stimulus mencapai Rp14 miliar
Baca juga: Wali Kota Magelang ajak tokoh terlibat cegah penularan COVID-19

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024