Jepara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, bakal menggandeng pegiat media sosial (medsos) untuk mengkampanyekan kenormalan baru di Jepara dengan tetap mematuhi protokol kesehatan guna memutus mata rantai penularan COVID-19.

Dalam rangka menyamakan persepsi dengan penggiat media sosial, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Jepara menggelar diskusi di Gedung Sultan Hadlirin Jepara dengan menghadirkan para pegiat medsos dan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Jepara Muh Ali, Pengamat Budaya dan Komunikasi Hadi Priyanto, dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jepara Budi Santoso, Rabu.

"Awal pandemi, medsos belum memberi peran yang signifikan. Namun akhir akhir-akhir ini kesadaran medsos sudah semakin baik karena banyak postingan yang memberikan harapan dan optimism untuk memutus mata rantai COVID-19," kata Kepala Bidang Komunikasi Diskominfo Jepara Wahyanto yang memandu acara diskusi dengan tema "Peran Medsos di Masa Pandemi" di Jepara.

Menurut dia ada ribuan pengelola medsos di Jepara sehingga ketika semuanya bisa digandeng untuk ikut memberikan informasi yang benar, dari sumber-sumber terpercaya terkait COVID-19 tentunya upaya memutus mata rantai penularan semakin baik.

"Masyarakat tentunya memerlukan informasi. Medsos kelihatannya menjadi jalur yang sangat efektif sehingga sudah seharusnya informasi yang disampaikan merupakan informasi yang benar dan berguna," ujarnya.

Baca juga: 24 tenaga kesehatan positif COVID, RSUD Jepara ditutup sementara

Sementara itu, Jubir Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Muh Ali menyebut medsos merupakan salah satu media vital dalam upaya penanganan virus corona.

"Hal terpenting sekarang, dilakukan bersama-sama untuk menekan munculnya kasus-kasus baru. Tentunya dengan mengkampanyekan era kenormalan baru dengan tetap mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.

Ia mengakui sebagian masyarakat Jepara memang sudah mematuhi aturan kenormalan baru, namun tidak sedikit pula yang masih abai dengan tatanan baru tersebut.

Di antaranya, masih ditemukannya warga yang tidak memakai masker di tempat umum atau tidak peduli dengan aturan jaga jarak sosial maupun jaga jarak fisik.

"Kunci penting penanganan corona, yakni dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Masyarakat harus diedukasi mengenai pentingnya penerapan protokol kesehatan. Melalui medsos tentunya sangat efektif untuk memberikan edukasi," ujarnya.

Pengamat budaya dan komunikasi Hadi Priyanto menambahkan medsos memiliki kelebihan dan kekurangan, namun ketika dimanfaatan dengan benar bisa bermanfaat dalam upaya penanganan virus corona.

"Tim COVID-19 tentunya perlu memberi perhatian serius mengenai hal ini. Informasi mengenai corona dan upaya penanganan yang sudah dilakukan harus disampaikan dengan benar kepada masyarakat dan ada upaya-upaya untuk meluruskan atas informasi keliru yang ada di medsos," ujarnya.

Ketua PWI Jepara Budi Santoso mengingatkan betapa pentingnya pengendalian media sosial.

Admin media sosial, kata dia, memiliki peran penting untuk menjaga media sosial yang di bawah kendalinya tersebut.

"Bukan hanya itu, kami juga berharap agar admin media sosial bisa lebih menyaring setiap informasi atau postingan yang ada di ruang media sosial tersebut," ujarnya. 

Baca juga: Jepara targetkan 5.000 warga jalani tes COVID-19
Baca juga: Angka kematian COVID-19 di Kabupaten Jepara turun

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024