Jepara (ANTARA) - Manajemen RSUD RA Kartini Jepara, Jawa Tengah, menutup sementara pelayanan di klinik rawat jalan dan instalasi gawat darurat (IGD), menyusul adanya temuan 24 tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut terkonfirmasi positif penyakit virus corona jenis baru (COVID-19).
"Penutupan sementara klinik rawat jalan dan IGD di RSUD Kartini, mulai 22 hingga 24 Juni 2020," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Jepara Fakhrudin di Jepara, Jumat.
Ia mengungkapkan penutupan tersebut bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari kemungkinan terpapar COVID-19, terutama mereka yang hendak periksa di klinik rawat jalan maupun IGD mengingat di rumah sakit itu juga terdapat 24 tenaga kesehatan yang terpapar virus corona.
Baca juga: Lima pasar di Temanggung ditutup, disemprot disinfektan
Penutupan tersebut, kata dia, hanya untuk pasien baru yang hendak mendapatkan pelayanan rawat jalan maupun di IGD.
"Masyarakat yang hendak periksa kesehatan, maka bisa ke puskesmas terdekat atau layanan kesehatan lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pengendali COVID-19 RSUD RA Kartini Jepara dr Tri Adi Kurniawan membenarkan adanya penutupan sementara klinik rawat jalan dan IGD demi menghindarkan masyarakat terpapar virus corona.
Pasalnya, kata dia, di RSUD RA Kartini tercatat ada 24 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Tenaga kesehatan yang terpapar corona tersebut, dari hasil penelusuran kontak lima orang, di antaranya karena adanya kontak dengan pasien positif COVID-19 di RSUD Kartini, sedangkan 19 orang tidak ada kontak dengan pasien positif yang dirawat di RSUD Kartini.
"Kami menduga, mereka terpapar virus corona bukan dari rumah sakit karena tidak ada kontak dengan pasien yang positif. Bisa saja mereka terpapar dari luar karena tenaga kesehatan yang terpapar ada yang buka praktik di rumah sebagai bidan," ujarnya.
Dalam rangka penyelamatan, maka kedua pelayanan tersebut ditutup sementara agar tidak ada penularan terhadap masyarakat, sedangkan tenaga kesehatan yang positif menjalani isolasi.
Khusus pelayanan hemodialisa, tetap berjalan dan dilayani petugas dengan alat pelindung diri (APD) level tiga tanpa berhenti, demikian halnya pelayanan kemoterapi juga demikian.
Untuk pasien yang menjalani rawat inap, dilayani sampai semua pasien pulang, kemudian setelah semua pasien rawat inap pulang dilakukan dekontaminasi seluruh lingkungan RSUD RA Kartini hingga benar-benar steril, kemudian pelayanan pasien rawat inap siap dibuka lagi.
RSUD Kartini sendiri masih melakukan penyaringan terhadap semua tenaga kesehatannya dengan tes cepat corona (rapid test), kemudian bagi yang reaktif dilanjutkan dengan tes usap tenggorokan untuk menguji apakah positif terinfeksi corona atau tidak.
Baca juga: Empat tenaga medis positif COVID, Wali Kota: Empat Puskesmas di Solo ditutup
Baca juga: Sejumlah pedagang positif COVID, Pasar Karangayu Semarang ditutup 8 hingga 10 Juni
"Penutupan sementara klinik rawat jalan dan IGD di RSUD Kartini, mulai 22 hingga 24 Juni 2020," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Jepara Fakhrudin di Jepara, Jumat.
Ia mengungkapkan penutupan tersebut bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari kemungkinan terpapar COVID-19, terutama mereka yang hendak periksa di klinik rawat jalan maupun IGD mengingat di rumah sakit itu juga terdapat 24 tenaga kesehatan yang terpapar virus corona.
Baca juga: Lima pasar di Temanggung ditutup, disemprot disinfektan
Penutupan tersebut, kata dia, hanya untuk pasien baru yang hendak mendapatkan pelayanan rawat jalan maupun di IGD.
"Masyarakat yang hendak periksa kesehatan, maka bisa ke puskesmas terdekat atau layanan kesehatan lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pengendali COVID-19 RSUD RA Kartini Jepara dr Tri Adi Kurniawan membenarkan adanya penutupan sementara klinik rawat jalan dan IGD demi menghindarkan masyarakat terpapar virus corona.
Pasalnya, kata dia, di RSUD RA Kartini tercatat ada 24 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Tenaga kesehatan yang terpapar corona tersebut, dari hasil penelusuran kontak lima orang, di antaranya karena adanya kontak dengan pasien positif COVID-19 di RSUD Kartini, sedangkan 19 orang tidak ada kontak dengan pasien positif yang dirawat di RSUD Kartini.
"Kami menduga, mereka terpapar virus corona bukan dari rumah sakit karena tidak ada kontak dengan pasien yang positif. Bisa saja mereka terpapar dari luar karena tenaga kesehatan yang terpapar ada yang buka praktik di rumah sebagai bidan," ujarnya.
Dalam rangka penyelamatan, maka kedua pelayanan tersebut ditutup sementara agar tidak ada penularan terhadap masyarakat, sedangkan tenaga kesehatan yang positif menjalani isolasi.
Khusus pelayanan hemodialisa, tetap berjalan dan dilayani petugas dengan alat pelindung diri (APD) level tiga tanpa berhenti, demikian halnya pelayanan kemoterapi juga demikian.
Untuk pasien yang menjalani rawat inap, dilayani sampai semua pasien pulang, kemudian setelah semua pasien rawat inap pulang dilakukan dekontaminasi seluruh lingkungan RSUD RA Kartini hingga benar-benar steril, kemudian pelayanan pasien rawat inap siap dibuka lagi.
RSUD Kartini sendiri masih melakukan penyaringan terhadap semua tenaga kesehatannya dengan tes cepat corona (rapid test), kemudian bagi yang reaktif dilanjutkan dengan tes usap tenggorokan untuk menguji apakah positif terinfeksi corona atau tidak.
Baca juga: Empat tenaga medis positif COVID, Wali Kota: Empat Puskesmas di Solo ditutup
Baca juga: Sejumlah pedagang positif COVID, Pasar Karangayu Semarang ditutup 8 hingga 10 Juni