Jepara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menargetkan bisa melaksanakan tes usap tenggorokan (swab) terhadap 5.000 warga sebagai upaya memutus mata rantai penularan virus corona jenis baru (COVID-19).
"Target tes usap tenggorokan massal karena saat ini Kabupaten Jepara sudah memiliki alat untuk mendeteksi virus corona," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko di Jepara, Kamis.
Dengan hadirnya alat tes corona yang baru dengan metode real time polymerase chain reaction (RT-PCR) tersebut, maka setiap harinya paling tidak bisa melakukan tes usap tenggorokan hingga 200-an orang.
Ia mengungkapkan penyebaran virus corona tidak hanya terjadi di Jepara, melainkan sudah menyebar ke seluruh dunia sehingga oleh WHO disebut sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat.
Kabupaten Jepara sendiri, kata dia, mulai ditemukan kasus pada akhir Maret 2020 di Kecamatan Keling.
Hingga saat ini, lanjut dia, jumlah kasus terkonfirmasi positif corona sebanyak 1.379 orang, sebanyak 1.184 kasus di antaranya dinyatakan sembuh, 116 orang meninggal dan masih isolasi serta dirawat sebanyak 79 orang.
"Penyebarannya sudah hampir merata di Kabupaten Jepara, terkecuali Kecamatan Karimunjawa yang hingga kini masih nihil kasus atau zona hijau," ujarnya.
Dalam rangka percepatan penanganan dan penanggulangan COVID-19, Pemkab Jepara sendiri sudah mengalokasikan anggaran hingga Rp203 miliar.
Meskipun demikian, kata dia, tanpa dukungan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan tentunya sulit menekan kasus penyebarannya.
Untuk itulah, Pemkab Jepara melakukan berbagai upaya mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan, salah satunya lewat kampanye gerakan memakai masker serempak di 184 desa dan 11 kelurahan pada Kamis (3/9).
"Kami juga sudah membagikan masker yang totalnya mencapai 113.000 masker. Mari rajin memakai masker agar kasusnya bisa turun dan COVID-19 bisa segera berakhir," ujarnya.
Ia berharap Pemkab Jepara juga bisa memenuhi target masuk ke zona hijau dari saat ini masih berstatus zona oranye dengan penyebaran virus corona tingkat sedang.
"Target tes usap tenggorokan massal karena saat ini Kabupaten Jepara sudah memiliki alat untuk mendeteksi virus corona," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko di Jepara, Kamis.
Dengan hadirnya alat tes corona yang baru dengan metode real time polymerase chain reaction (RT-PCR) tersebut, maka setiap harinya paling tidak bisa melakukan tes usap tenggorokan hingga 200-an orang.
Ia mengungkapkan penyebaran virus corona tidak hanya terjadi di Jepara, melainkan sudah menyebar ke seluruh dunia sehingga oleh WHO disebut sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat.
Kabupaten Jepara sendiri, kata dia, mulai ditemukan kasus pada akhir Maret 2020 di Kecamatan Keling.
Hingga saat ini, lanjut dia, jumlah kasus terkonfirmasi positif corona sebanyak 1.379 orang, sebanyak 1.184 kasus di antaranya dinyatakan sembuh, 116 orang meninggal dan masih isolasi serta dirawat sebanyak 79 orang.
"Penyebarannya sudah hampir merata di Kabupaten Jepara, terkecuali Kecamatan Karimunjawa yang hingga kini masih nihil kasus atau zona hijau," ujarnya.
Dalam rangka percepatan penanganan dan penanggulangan COVID-19, Pemkab Jepara sendiri sudah mengalokasikan anggaran hingga Rp203 miliar.
Meskipun demikian, kata dia, tanpa dukungan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan tentunya sulit menekan kasus penyebarannya.
Untuk itulah, Pemkab Jepara melakukan berbagai upaya mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan, salah satunya lewat kampanye gerakan memakai masker serempak di 184 desa dan 11 kelurahan pada Kamis (3/9).
"Kami juga sudah membagikan masker yang totalnya mencapai 113.000 masker. Mari rajin memakai masker agar kasusnya bisa turun dan COVID-19 bisa segera berakhir," ujarnya.
Ia berharap Pemkab Jepara juga bisa memenuhi target masuk ke zona hijau dari saat ini masih berstatus zona oranye dengan penyebaran virus corona tingkat sedang.