Boyolali (ANTARA) - Sebanyak 37 anggota Panitia Pengawas Pemilu kecamatan dan kelurahan/desa Kabupaten Boyolali mengikuti tes usap untuk mencegah dan mendeteksi dini penyebaran COVID-19 menjelang Pilkada 2020.
"Bawaslu Boyolali saat pelaksanaan tes usap beberapa waktu lalu terdapat 37 pengawas pemilu dari total 357 anggota yang berhalangan hadir," kata Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Bawaslu Kabupaten Boyolali Muhamad Mahmudi di Boyolali, Rabu.
Oleh kerena itu, kata Mahmudi, Bawaslu melaksanakan tes usap susulan terhadap anggota pengawas pemilu yang belum pernah diperiksa kesehatan, sehingga seluruh pengawas benar-benar terbebas dari COVID-19.
Namun, katanya, jika ada anggota pengawas pemilu yang hasil tes usap dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 dapat segera terdeteksi.
Hal ini, lanjutnya, agar masyarakat juga merasa nyaman dan penyelenggara pemilu lain juga nyaman karena sudah mendapat kepastian.
Mahmudi mengatakan kegiatan tes usap bagi anggota pengawas pemilu dalam rangka melaksanakan perintah Undang Undang untuk menjaga keselamatan penyelenggara pemilu dan masyarakat. Bawaslu melaksanakan test usap terhadap 357 orang anggotanya.
Jumlah tersebut terdiri dari jajaran pengawas di tingkat kabupaten sejumlah 24 orang, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) 66 orang, dan Panwaslu tingkat Kelurahan/desa berjumlah 267 orang.
Baca juga: KPU: Masa pendaftaran peserta Pilkada Boyolali 2020 diperpanjang
Menurut dia, dari 357 anggota pengawas pemilu yang telah melaksanakan tes usap dan keluar hasilnya berjumlah 290 orang.
Dengan hasil dinyatakan positif COVID-19, sebanyak 96 orang (Panwascam 20 orang dan Panwas desa 76 orang), sedangkan 194 orang lainnya dinyatakan negatif.
"Jumlah anggota yang masih menunggu hasil tes usap sebanyak 30 orang, dan 37 orang lainnya baru ikuti tes usap, Rabu ini," kata Mahmudi.
Menyinggung soal hasil tes usap ada puluhan anggotanya yang terkonfirmasi positif COVID-19, dia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan resiko dari pilkada yang dilaksanakan di tengah pandemi, karena mereka baru saja selesai melaksanakan tugas pengawasan tahapan pencocokan dan penelitian (Coklit) serta pemutakhiran data pemilih.
"96 orang anggotanya yang dinyatakan positif berdasarkan hasil usap dalam kondisi sehat dan orang tanpa gejala. Mereka telah menjalani isolasi baik di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Boyolali maupun secara mandiri," katanya.
Pengawas pemilu pada saat melaksanakan tugas pengawasan di tengah pandemi COVID-19 telah dibekali dengan alat pelindung diri (APD), antara lain berupa masker, "face shield", "hand sanitizer" dan sarung tangan.
Kendati demikian, Bawaslu Boyolali selalu melakukan pemantauan terhadap pekembangan kesehatan anggota pengawas pemilu yang terkonfirmasi positif COVID-19 selama menjalani isolasi.
Baca juga: Boyolali tunda sekolah tatap muka jenjang SMP
Baca juga: 22 anggota Bawaslu Boyolali terkonfirmasi positif COVID-19
"Bawaslu Boyolali saat pelaksanaan tes usap beberapa waktu lalu terdapat 37 pengawas pemilu dari total 357 anggota yang berhalangan hadir," kata Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Bawaslu Kabupaten Boyolali Muhamad Mahmudi di Boyolali, Rabu.
Oleh kerena itu, kata Mahmudi, Bawaslu melaksanakan tes usap susulan terhadap anggota pengawas pemilu yang belum pernah diperiksa kesehatan, sehingga seluruh pengawas benar-benar terbebas dari COVID-19.
Namun, katanya, jika ada anggota pengawas pemilu yang hasil tes usap dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 dapat segera terdeteksi.
Hal ini, lanjutnya, agar masyarakat juga merasa nyaman dan penyelenggara pemilu lain juga nyaman karena sudah mendapat kepastian.
Mahmudi mengatakan kegiatan tes usap bagi anggota pengawas pemilu dalam rangka melaksanakan perintah Undang Undang untuk menjaga keselamatan penyelenggara pemilu dan masyarakat. Bawaslu melaksanakan test usap terhadap 357 orang anggotanya.
Jumlah tersebut terdiri dari jajaran pengawas di tingkat kabupaten sejumlah 24 orang, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) 66 orang, dan Panwaslu tingkat Kelurahan/desa berjumlah 267 orang.
Baca juga: KPU: Masa pendaftaran peserta Pilkada Boyolali 2020 diperpanjang
Menurut dia, dari 357 anggota pengawas pemilu yang telah melaksanakan tes usap dan keluar hasilnya berjumlah 290 orang.
Dengan hasil dinyatakan positif COVID-19, sebanyak 96 orang (Panwascam 20 orang dan Panwas desa 76 orang), sedangkan 194 orang lainnya dinyatakan negatif.
"Jumlah anggota yang masih menunggu hasil tes usap sebanyak 30 orang, dan 37 orang lainnya baru ikuti tes usap, Rabu ini," kata Mahmudi.
Menyinggung soal hasil tes usap ada puluhan anggotanya yang terkonfirmasi positif COVID-19, dia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan resiko dari pilkada yang dilaksanakan di tengah pandemi, karena mereka baru saja selesai melaksanakan tugas pengawasan tahapan pencocokan dan penelitian (Coklit) serta pemutakhiran data pemilih.
"96 orang anggotanya yang dinyatakan positif berdasarkan hasil usap dalam kondisi sehat dan orang tanpa gejala. Mereka telah menjalani isolasi baik di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Boyolali maupun secara mandiri," katanya.
Pengawas pemilu pada saat melaksanakan tugas pengawasan di tengah pandemi COVID-19 telah dibekali dengan alat pelindung diri (APD), antara lain berupa masker, "face shield", "hand sanitizer" dan sarung tangan.
Kendati demikian, Bawaslu Boyolali selalu melakukan pemantauan terhadap pekembangan kesehatan anggota pengawas pemilu yang terkonfirmasi positif COVID-19 selama menjalani isolasi.
Baca juga: Boyolali tunda sekolah tatap muka jenjang SMP
Baca juga: 22 anggota Bawaslu Boyolali terkonfirmasi positif COVID-19