Semarang (ANTARA) -
"Pelatihan menulis Aksara Jawa ini diikuti oleh 20 pelajar tingkat SMP dan 20 pelajar SMA/SMK/MA di Desa Lerep, Kabupaten Semarang," kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Ganjar Harimansyah di Semarang, Selasa.
Pelatihan menulis aksara Jawa yang dilakukan melalui aplikasi Zoom ini menghadirkan dua narasumber, yakni dosen Universitas PGRI Semarang
Ganjar Harimansyah menjelaskan bahwa salah satu program utama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di tiap unit pelaksana teknis di daerah, termasuk Balai Bahasa Provinsi Jateng, dalam pelindungan bahasa dan sastra daerah di Indonesia diorientasikan pada pencapaian sasaran strategis.
"Salah satunya adalah meningkatnya jumlah penutur bahasa dan pendukung sastra daerah di kalangan generasi muda," ujarnya.
Untuk mencapai sasaran tersebut, lanjut dia, lima program pelindungan bahasa dan sastra itu adalah pemetaan, kajian vitalitas, konservasi, revitalisasi, serta registrasi bahasa dan sastra.
Selain itu, pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 telah menempatkan pelindungan bahasa dan sastra daerah sebagai amanat konstitusi.
Pada Pasal 32 UUD 1945, disebutkan bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
"Ini menjadi bukti kehadiran negara dalam menghormati dan memelihara bahasa dan sastra daerah," katanya.
Puncak pelatihan menulis aksara Jawa adalah lomba membaca aksara Jawa pada 24 September 2020 secara virtual dan tiap kategori SMP dan SMA akan dipilih tiga juara yang akan mendapatkan uang pembinaan serta piagam.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Semarang M. Risun menyambut baik kegiatan pelatihan menulis aksara Jawa bagi pemuda di wilayah setempat.
Dalam sambutannya secara daring, ia mengatakan bahwa penggunaan bahasa Jawa perlu digalakkan lagi dan masyarakat harus didorong untuk bisa menguasainya, termasuk penulisan aksara Jawa.
"Diperlukan kembali penggalakan penggunaan bahasa Jawa karena bahasa Jawa penuh dengan kearifan lokal," ujarnya.
Risun menambahkan, setiap Kamis pegawai di Pemerintah Kabupaten Semarang berpakaian dan berbahasa Jawa dalam rangka mempertahankan budaya dan bahasa Jawa,sekaligus melestarikan bahasa dan budaya Jawa, termasuk aksara Jawa.
"Generasi muda tidak boleh melupakan aksara Jawa," ujarnya.
Baca juga: Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMS raih peringkat dua "Sinta Score"
Baca juga: Lawan hoaks corona, Japelidi kampanye dalam 42 bahasa daerah
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menggelar pelatihan menulis aksara Jawa secara daring bagi para pelajar tingkat SMP dan SMA pada 8-18 September 2020.
"Pelatihan menulis Aksara Jawa ini diikuti oleh 20 pelajar tingkat SMP dan 20 pelajar SMA/SMK/MA di Desa Lerep, Kabupaten Semarang," kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Ganjar Harimansyah di Semarang, Selasa.
Pelatihan menulis aksara Jawa yang dilakukan melalui aplikasi Zoom ini menghadirkan dua narasumber, yakni dosen Universitas PGRI Semarang
Bambang Sulanjari dan dosen Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo R. Adi Deswijaya.
Baca juga: Magister Pendidikan Bahasa Inggris UMP terakreditasi B
Baca juga: Magister Pendidikan Bahasa Inggris UMP terakreditasi B
Ganjar Harimansyah menjelaskan bahwa salah satu program utama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di tiap unit pelaksana teknis di daerah, termasuk Balai Bahasa Provinsi Jateng, dalam pelindungan bahasa dan sastra daerah di Indonesia diorientasikan pada pencapaian sasaran strategis.
"Salah satunya adalah meningkatnya jumlah penutur bahasa dan pendukung sastra daerah di kalangan generasi muda," ujarnya.
Untuk mencapai sasaran tersebut, lanjut dia, lima program pelindungan bahasa dan sastra itu adalah pemetaan, kajian vitalitas, konservasi, revitalisasi, serta registrasi bahasa dan sastra.
Selain itu, pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 telah menempatkan pelindungan bahasa dan sastra daerah sebagai amanat konstitusi.
Pada Pasal 32 UUD 1945, disebutkan bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
"Ini menjadi bukti kehadiran negara dalam menghormati dan memelihara bahasa dan sastra daerah," katanya.
Puncak pelatihan menulis aksara Jawa adalah lomba membaca aksara Jawa pada 24 September 2020 secara virtual dan tiap kategori SMP dan SMA akan dipilih tiga juara yang akan mendapatkan uang pembinaan serta piagam.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Semarang M. Risun menyambut baik kegiatan pelatihan menulis aksara Jawa bagi pemuda di wilayah setempat.
Dalam sambutannya secara daring, ia mengatakan bahwa penggunaan bahasa Jawa perlu digalakkan lagi dan masyarakat harus didorong untuk bisa menguasainya, termasuk penulisan aksara Jawa.
"Diperlukan kembali penggalakan penggunaan bahasa Jawa karena bahasa Jawa penuh dengan kearifan lokal," ujarnya.
Risun menambahkan, setiap Kamis pegawai di Pemerintah Kabupaten Semarang berpakaian dan berbahasa Jawa dalam rangka mempertahankan budaya dan bahasa Jawa,sekaligus melestarikan bahasa dan budaya Jawa, termasuk aksara Jawa.
"Generasi muda tidak boleh melupakan aksara Jawa," ujarnya.
Baca juga: Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMS raih peringkat dua "Sinta Score"
Baca juga: Lawan hoaks corona, Japelidi kampanye dalam 42 bahasa daerah