Suka Makmue (ANTARA) - Sebanyak 11 ekor gajah liar merusak sejumlah rumah milik warga transmigrasi di Desa Blang Lango, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh.
“Tidak ada korban jiwa di masyarakat akibat amukan gajah ini, namun sejumlah lahan kebun dan beberapa rumah warga mengalami kerusakan,” kata Kepala Resort Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Meulaboh, Zulkarnen di Meulaboh, Selasa.
Tidak hanya itu, kawanan gajah tersebut juga merusak sejumlah rumah dan kebun masyarakat di sejumlah desa seperti di Desa Blang Teungku, Tuwi Meuleusong, Blang Lango, Kandeh, Kila, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya.
Ada pun jenis lahan kebun yang dirusak oleh kawanan satwa liar yang dilindungi oleh pemerintah tersebut meliputi tanaman pohon pisang, kelapa sawit, dan pohon kelapa.
Adapun rumah warga yang dirusak, kata Zulkarnen, meliputi rumah masyarakat yang berada di kawasan transmigrasi yang kini tidak ditempati oleh masyarakat pemilik rumah.
Guna mengatasi gangguan gajah di daerah ini, pihaknya juga sudah berupaya memberikan mercon kepada aparat desa, agar kawanan gajah liar tersebut diharapkan tidak lagi kembali ke pemukiman masyarakat.
“Memang gangguan gajah di Nagan Raya ini sangat meresahkan masyarakat, tapi kita hanya bisa menghalau gajah agar tidak lagi merusak tanaman dan rumah milik warga,” katanya menuturkan.
Amuk kawanan gajah tersebut diduga disebabkan habitat mereka terganggu akibat aktivitas manusia.
“Tidak ada korban jiwa di masyarakat akibat amukan gajah ini, namun sejumlah lahan kebun dan beberapa rumah warga mengalami kerusakan,” kata Kepala Resort Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Meulaboh, Zulkarnen di Meulaboh, Selasa.
Tidak hanya itu, kawanan gajah tersebut juga merusak sejumlah rumah dan kebun masyarakat di sejumlah desa seperti di Desa Blang Teungku, Tuwi Meuleusong, Blang Lango, Kandeh, Kila, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya.
Ada pun jenis lahan kebun yang dirusak oleh kawanan satwa liar yang dilindungi oleh pemerintah tersebut meliputi tanaman pohon pisang, kelapa sawit, dan pohon kelapa.
Adapun rumah warga yang dirusak, kata Zulkarnen, meliputi rumah masyarakat yang berada di kawasan transmigrasi yang kini tidak ditempati oleh masyarakat pemilik rumah.
Guna mengatasi gangguan gajah di daerah ini, pihaknya juga sudah berupaya memberikan mercon kepada aparat desa, agar kawanan gajah liar tersebut diharapkan tidak lagi kembali ke pemukiman masyarakat.
“Memang gangguan gajah di Nagan Raya ini sangat meresahkan masyarakat, tapi kita hanya bisa menghalau gajah agar tidak lagi merusak tanaman dan rumah milik warga,” katanya menuturkan.
Amuk kawanan gajah tersebut diduga disebabkan habitat mereka terganggu akibat aktivitas manusia.