Semarang (ANTARA) - Bank Jateng dipercaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengelola uang negara sebanyak Rp2 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sektor riil agar kembali pulih.
Kerja sama tersebut sebagai tindak lanjut atas penandatanganan perjanjian kerja sama penempatan uang pada 27 Juli 2020 lalu antara Dirjen Perbendaharaan dan Dirut Bank Jateng, hadir dalam kesempatan tersebut Gubernur Ganjar Pranowo, Dirut Bank Jateng Supriyatno, dan Kepala OJK Regional 3 Aman Santosa.
Aman mengatakan OJK secara aktif mendampingi Bank Jateng yang diberikan kepercayaan untuk mengikuti program penempatan uang negara yang diharapkan secepatnya bisa disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, sehingga menjadi pengungkit kebangkitan ekonomi di Jateng.
”Supaya manfaat yang dirasakan nyata, ini harus diberikan dalam bentuk suku bunga yang realistis, relatif murah, yaitu hanya 2,9 persen,” kata Aman.
Penyaluran, lanjut Aman, harus tetap mengedepankan asas-asas prudential karena kredit itu pada saatnya harus dikembalikan.
”Penempatan dana yang bersifat sementara, karena pada saatnya akan ditarik kembali oleh pemerintah, sehingga sejak dini Bank Jateng harus memiliki mitigasi mencari dana pengganti kalau sewaktu-waktu dana ini dikembalikan kepada pemerintah,” kata Aman.
Sesuai PKS yang telah ditandatangani, Bank Jateng memiliki kewajiban terhadap penempatan uang tersebut, yaitu meningkatkan ekspansi kredit dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, menurunkan margin suku bunga kredit terhadap debitur untuk mendorong pemulihan iklim dunia usaha, dan mengelola risiko terhadap ekspansi kredit yang dilakukan dari penempatan dana serta berkontribusi terhadap peningkatan pergerakan ekonomi pada segmen sasaran yang diberikan ekspansi kredit.
Gubernur Ganjar Pranowo dalam arahannya meminta supaya dana Rp2 triliun, bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong perekonomian di Jawa Tengah agar secepatnya pulih dan pertumbuhannya kembali positif.
Baca juga: Bank Jateng Cabang Wonogiri berikan loket khusus pensiunan
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada pimpinan OJK yang telah ikut mengawal Bank Jateng, sehingga dipercaya untuk mengelola uang Rp2 triliun.
Atas nama manajemen dan direksi menilai amanah yang diberikan cukup membanggakan dan di sisi lain merupakan tanggung jawab yang besar.
Menurut Supriyanto Bank Jateng tak hanya melihat dari jumlahnya, tetapi kepercayaan yang diberikan sebagai bukti bahwa Bank Jateng layak dan kredibel untuk mengelola uang tersebut.
"Kami nanti juga turun ke lapangan agar program ini bisa tersalurkan ke sasaran yang tepat. Maka kami akan memfokuskan pada program-program tertentu," ujarnya.
Dia berharap bisa meningkatkan konsumsi masyarakat serta meningkatkan kapabilitas perekonomian pelaku pasar, khususnya UMKM.
"Silakan dikawal dan mudah-mudahan sesuai dengan sasaran yang diharapkan," pungkas Supriyanto.
Hal tersebut disampaikan Supriyatno di sela kegiatan monitoring dan evaluasi oleh Kantor Pusat DJPb dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jateng bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan atas penempatan uang pada Bank Jateng sebesar Rp2 triliun.
”Perlu ditegaskan bahwa dana Rp2 triliun ini agar digunakan Bank Jateng untuk ekspansi kredit terutama pada UMKM dengan usaha yang bersifat produktif. Dana ini tidak boleh digunakan untuk pembelian surat berharga negara dan tidak untuk transaksi valuta asing,” kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jateng Sulaimansyah.
Baca juga: Bank Jateng Syariah serahkan bantuan kendaraan operasional ke Baznas Jateng
Baca juga: Launching digital signature Layar Semar, BPKAD Kota Semarang gandeng Bank Jateng
Kerja sama tersebut sebagai tindak lanjut atas penandatanganan perjanjian kerja sama penempatan uang pada 27 Juli 2020 lalu antara Dirjen Perbendaharaan dan Dirut Bank Jateng, hadir dalam kesempatan tersebut Gubernur Ganjar Pranowo, Dirut Bank Jateng Supriyatno, dan Kepala OJK Regional 3 Aman Santosa.
Aman mengatakan OJK secara aktif mendampingi Bank Jateng yang diberikan kepercayaan untuk mengikuti program penempatan uang negara yang diharapkan secepatnya bisa disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, sehingga menjadi pengungkit kebangkitan ekonomi di Jateng.
”Supaya manfaat yang dirasakan nyata, ini harus diberikan dalam bentuk suku bunga yang realistis, relatif murah, yaitu hanya 2,9 persen,” kata Aman.
Penyaluran, lanjut Aman, harus tetap mengedepankan asas-asas prudential karena kredit itu pada saatnya harus dikembalikan.
”Penempatan dana yang bersifat sementara, karena pada saatnya akan ditarik kembali oleh pemerintah, sehingga sejak dini Bank Jateng harus memiliki mitigasi mencari dana pengganti kalau sewaktu-waktu dana ini dikembalikan kepada pemerintah,” kata Aman.
Sesuai PKS yang telah ditandatangani, Bank Jateng memiliki kewajiban terhadap penempatan uang tersebut, yaitu meningkatkan ekspansi kredit dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, menurunkan margin suku bunga kredit terhadap debitur untuk mendorong pemulihan iklim dunia usaha, dan mengelola risiko terhadap ekspansi kredit yang dilakukan dari penempatan dana serta berkontribusi terhadap peningkatan pergerakan ekonomi pada segmen sasaran yang diberikan ekspansi kredit.
Gubernur Ganjar Pranowo dalam arahannya meminta supaya dana Rp2 triliun, bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong perekonomian di Jawa Tengah agar secepatnya pulih dan pertumbuhannya kembali positif.
Baca juga: Bank Jateng Cabang Wonogiri berikan loket khusus pensiunan
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada pimpinan OJK yang telah ikut mengawal Bank Jateng, sehingga dipercaya untuk mengelola uang Rp2 triliun.
Atas nama manajemen dan direksi menilai amanah yang diberikan cukup membanggakan dan di sisi lain merupakan tanggung jawab yang besar.
Menurut Supriyanto Bank Jateng tak hanya melihat dari jumlahnya, tetapi kepercayaan yang diberikan sebagai bukti bahwa Bank Jateng layak dan kredibel untuk mengelola uang tersebut.
"Kami nanti juga turun ke lapangan agar program ini bisa tersalurkan ke sasaran yang tepat. Maka kami akan memfokuskan pada program-program tertentu," ujarnya.
Dia berharap bisa meningkatkan konsumsi masyarakat serta meningkatkan kapabilitas perekonomian pelaku pasar, khususnya UMKM.
"Silakan dikawal dan mudah-mudahan sesuai dengan sasaran yang diharapkan," pungkas Supriyanto.
Hal tersebut disampaikan Supriyatno di sela kegiatan monitoring dan evaluasi oleh Kantor Pusat DJPb dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jateng bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan atas penempatan uang pada Bank Jateng sebesar Rp2 triliun.
”Perlu ditegaskan bahwa dana Rp2 triliun ini agar digunakan Bank Jateng untuk ekspansi kredit terutama pada UMKM dengan usaha yang bersifat produktif. Dana ini tidak boleh digunakan untuk pembelian surat berharga negara dan tidak untuk transaksi valuta asing,” kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jateng Sulaimansyah.
Baca juga: Bank Jateng Syariah serahkan bantuan kendaraan operasional ke Baznas Jateng
Baca juga: Launching digital signature Layar Semar, BPKAD Kota Semarang gandeng Bank Jateng