Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Desa Pranggong Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali telah menyediakan akses internet secara gratis untuk membantu para siswa yang kesulitan mengikuti belajar jarak jauh atau sistim daring sejak pandemi COVID-19.

"Kegiatan belajar secara daring bagi para siswa terdampak pandemi bukan perkara yang mudah bagi para orang tua murid di Desa Pranggong," kata Kepala Desa Pranggong, Wagimin, di Boyolali, Jateng, Selasa.

Para siswa di Desa Pranggong selama pandemi COVID-19 banyak menemui kendala, terutama soal akses internet pada masa sulit saat ini. Masyarakat yang secara ekonomi kurang mampu tentunya menjadi kendara untuk menyediakan paket data untuk kegiatan belajar daring tersebut.

Namun, Pemerintah Desa Pranggong langsung mencari jalan ke luar melalui Program Peduli Pendidikan diharapkan dapat untuk mengatasi kesulitan para siswa tersebut. Terobosan ini, untuk membantu mempermudah siswa dalam belajar secara daring dengan memberikan akses internet gratis.

Pemdes Pranggong melalui program tersebut memberikan akses internet gratis kepada anak-anak untuk memudahkan siswa belajar secara daring di balai desa setempat.

"Kami mulai saat ini, seluruh pelajar di Desa Pranggong sudah dapat mendapatkan fasilitas internet gratis. Dimana Jumlah penduduk desa sekitar 3.000 jiwa sekitar 10 persennya merupakan pelajar," katanya.

Menurut dia, para siswa cukup datang ke Kantor Desa mereka sudah dapat menyambung ke jaringan wifi untuk mendapatkan akses internet dengan kecepatan tinggi.

"Khusus untuk siswa SD, ada guru yang siap mendampingi muridnya untuk belajar, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan dengan jaga jarak dan mengenakan masker," katanya.

Bahkan, para orang tua di Desa Pranggon terbantu dengan program tersebut, karena dampak pandemi COVID-19 ini, betul-betul sangat dirasakan semua pihak. Ada warganya yang putus hubungan kerja (PHK) dengan perusahaannya, dan mereka tidak mempunyai penghasilan tetap.

Dia mengatakan untuk pengawasan belajar daring para siswa dilakukan oleh perangkat desa setempat. Hal itu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Seluruh siswa agar mendapatkan akses yang maksimal, program belajar di desa ini akan dijadwal. Disesuaikan dengan kepala dusun (Kadus) di Pranggong.

Salah satu siswa kelas 12 SMK Andong Boyolali Yunia Fajar Istiqomah mengatakan mengaku sebelum ada jaringan internet gratis di Desa Pranggong cukup sedih dengan pembelajaran secara daring pada masa wabah COVID-19.

"Selain sulitnya akses internet di desa ini, mahalnya paket data juga menjadi kendala pada siswa," kata Yunia.

Bahkan, orang tuanya seorang petani, sehingga dirinya merasa kasihan jika sering meminta uang untuk membeli paket data internet guna kebutuhan belajar sistem daring.

"Saya sebelumnya minimal harus mengeluarkan uang Rp80 ribu per bulan untuk membeli paket data. Hal ini, belum lagi untuk mencari bahan tugas-tugas lain. Biayanya akan lebih banyak dibanding jika belajar di sekolahan hanya meminta uang saku saja", kata Tunia warga Desa Pronggong.

Namun, Pemdes setelah menyediakan jaringan internet secara gratis di balai desa dapat memudahkan para siswa untuk mengikuti belajar secara daring. Bahkan, para siswa juga mendapatkan pengawasan dari perangkat desa atau guru dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Baca juga: Pemdes di Boyolali siapkan posko untuk karantina warga
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024