Chicago (ANTARA) - Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika investor mencari perlindungan dari kemungkinan terpukulnya ekonomi global yang sedang dilanda pandemi dari peningkatan pertikaian AS-China, yang menghantam dolar ke level terendah dalam 2 tahun.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, berhasil menembus level psikologis 1.900 dolar AS/troy ounce, melonjak 33,5 dolar AS atau 1,77 persen, menjadi ditutup pada 1.931 dolar AS per ounce pada Senin (27/7/2020).
Emas berjangka naik 7,5 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.897,5 dolar AS pada Jumat (24/7/2020), setelah terangkat 24,9 dolar AS atau 1,34 persen menjadi1.890 dolar AS pada Kamis (23/7/2020), dan menguat dua hari sebelumnya masing-masing 21,2 dolar AS dan 26,5 dolar AS.
Indeks dolar mencapai level terendah dua tahun karena ketegangan AS dan China serta kekhawatiran tentang ekonomi AS ketika infeksi COVID-19 tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan di ekonomi terbesar dunia itu.
Emas telah melambung 28 persen sepanjang tahun ini, menandai pergeseran dari sebelum pandemi, ketika emas harus bersaing dengan safe havens lain seperti dolar, terutama di tengah-tengah ketegangan China-AS, yang membatasi aliran masuk ke dalam emas.
China pada Senin (27/7/2020) mengambil alih tempat konsulat AS di kota barat daya Chengdu sebagai pembalasan atas pengusiran Beijing pekan lalu dari konsulatnya di Houston, Texas.
Senat Republik AS diperkirakan akan meluncurkan paket bantuan Virus Corona senilai satu triliun dolar AS. Investor juga akan mengawasi pertemuan The Fed AS mulai Selasa, di mana bank sentral dapat menandai perubahan kebijakan akomodatif lainnya.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, dengan para analis juga menunjuk aliran besar-besaran ke dalam dana-dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) berbasis emas sebagai pendorong di balik reli.
"Penyembuhan untuk COVID-19 memiliki potensi untuk menghidupkan kembali sentimen risiko global dan meningkatkan kepercayaan investor," kata Analis FXTM Lukman Otunuga.
"Gelombang pasang optimisme dari perkembangan positif dapat mengirim para pemain pasar berlari menuju aset-aset berisiko dengan mengorbankan safe-havens."
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 1,65 dolar atau 7,23 persen, menjadi ditutup pada 24,50 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 10,60 dolar AS atau 1,11 persen, menjadi menetap pada 966,6 dolar AS per ounce.
Baca juga: Konflik China-AS, harga emas melesat, dekati 1.900 dolar
Baca juga: Harga emas berjangka juga anjlok 23,4 dolar AS, terimbas kejatuhan harga minyak
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, berhasil menembus level psikologis 1.900 dolar AS/troy ounce, melonjak 33,5 dolar AS atau 1,77 persen, menjadi ditutup pada 1.931 dolar AS per ounce pada Senin (27/7/2020).
Emas berjangka naik 7,5 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.897,5 dolar AS pada Jumat (24/7/2020), setelah terangkat 24,9 dolar AS atau 1,34 persen menjadi1.890 dolar AS pada Kamis (23/7/2020), dan menguat dua hari sebelumnya masing-masing 21,2 dolar AS dan 26,5 dolar AS.
"Dolar kehilangan daya tarik safe-haven dan Anda akan terus melihat lonjakan emas karena dolar jatuh," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.
Indeks dolar mencapai level terendah dua tahun karena ketegangan AS dan China serta kekhawatiran tentang ekonomi AS ketika infeksi COVID-19 tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan di ekonomi terbesar dunia itu.
Emas telah melambung 28 persen sepanjang tahun ini, menandai pergeseran dari sebelum pandemi, ketika emas harus bersaing dengan safe havens lain seperti dolar, terutama di tengah-tengah ketegangan China-AS, yang membatasi aliran masuk ke dalam emas.
China pada Senin (27/7/2020) mengambil alih tempat konsulat AS di kota barat daya Chengdu sebagai pembalasan atas pengusiran Beijing pekan lalu dari konsulatnya di Houston, Texas.
Senat Republik AS diperkirakan akan meluncurkan paket bantuan Virus Corona senilai satu triliun dolar AS. Investor juga akan mengawasi pertemuan The Fed AS mulai Selasa, di mana bank sentral dapat menandai perubahan kebijakan akomodatif lainnya.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, dengan para analis juga menunjuk aliran besar-besaran ke dalam dana-dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) berbasis emas sebagai pendorong di balik reli.
"Penyembuhan untuk COVID-19 memiliki potensi untuk menghidupkan kembali sentimen risiko global dan meningkatkan kepercayaan investor," kata Analis FXTM Lukman Otunuga.
"Gelombang pasang optimisme dari perkembangan positif dapat mengirim para pemain pasar berlari menuju aset-aset berisiko dengan mengorbankan safe-havens."
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 1,65 dolar atau 7,23 persen, menjadi ditutup pada 24,50 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 10,60 dolar AS atau 1,11 persen, menjadi menetap pada 966,6 dolar AS per ounce.
Baca juga: Konflik China-AS, harga emas melesat, dekati 1.900 dolar
Baca juga: Harga emas berjangka juga anjlok 23,4 dolar AS, terimbas kejatuhan harga minyak