Chicago (ANTARA) - Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah investor bergegas mencari keuntungan untuk menutupi kerugian di aset lainnya terutama dipicu oleh jatuhnya pasar minyak ketika virus corona menghancurkan ekonomi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh 23,4 dolar AS atau 1,37 persen, menjadi ditutup pada 1687,8 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya emas berjangka naik 12,4 dolar AS atau 0,73 persen menjadi 1.711,2 dolar AS per ounce, karena jatuhnya harga minyak mentah AS menjadi negatif memukul aset-aset berisiko dan mendorong para investor beralih ke aset aman emas.

Para analis pasar mencatat bahwa penurunan minyak berjangka AS yang belum pernah terjadi sebelumnya ke harga negatif pada Senin (20/4) telah menyebarkan sentimen bearish di antara sebagian besar komoditas, termasuk emas.

"Minyak benar-benar membuat seluruh kompleks komoditas turun ... Banyak orang keluar dari posisi yang sangat menguntungkan dengan sikap menunggu dan melihat untuk melihat apakah ada limpahan lebih lanjut dari energi terhadap logam mulia," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Harga minyak mentah Brent anjlok 25 persen ke level terendah dalam hampir dua dekade, sehari setelah para pedagang panik mengirim minyak AS di bawah minus 40 dolar AS per barel di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan bersejarah karena kehancuran permintaan oleh pandemi virus corona.

Turunnya harga minyak mentah AS dan laporan pendapatan perusahaan yang suram memicu kekhawatiran akan kerusakan yang berkelanjutan pada ekonomi global dari pandemi, mengirim pasar saham global lebih rendah.

Logam mulia kadang-kadang bergerak bersama-sama dengan ekuitas baru-baru ini, terutama karena aksi jual tajam di pasar yang lebih luas memaksa investor untuk menjual logam mulia guna memenuhi margin call dan menutupi kerugian mereka.

"Kejatuhan bersejarah dalam harga minyak dan meningkatnya kekhawatiran atas resesi global yang parah dapat mendorong pengambilan uang tunai, pada dasarnya membongkar harga emas ke guncangan penurunan karena dolar menguat," kata analis FXTM Lukman Otunuga.

"Meskipun kondisi ekonomi makro global tidak menguntungkan, kekacauan seputar wabah virus corona dan prospek suram pasar minyak dapat mempercepat pelarian ke tempat investasi yang aman, emas mungkin bukan tujuan pertama bagi investor."

Emas, dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian politik dan keuangan, telah menghadapi persaingan ketat dari safe-haven lain, dolar. Dolar yang lebih kuat membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,41 poin atau 0,41 persen, ke level 100,37 pada pukul 17,50 GMT, meredam emas.

Sementara indeks Dow Jones Industrial Average turun 552,31 poin atau 2,34 persen, ke level 23.098,13 pada pukul 17.55 GMT, memberikan beberapa dukungan terhadap emas dan mencegahnya dari penurunan lebih lanjut.

Namun, gelombang langkah-langkah stimulus oleh bank-bank sentral untuk mengurangi kerusakan ekonomi dari pandemi virus corona dan arus masuk ke dalam dana-dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) kemungkinan akan menjaga emas tetap didukung, kata para analis.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 73,8 sen atau 4,73 persen, menjadi ditutup pada 14,876 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 37,6 dolar AS atau 4,72 persen, menjadi menetap pada 758,4 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas Antam melesat lagi, hari ini naik Rp4.000

Baca juga: Harga emas batangan anjlok lagi jadi Rp750.000 per gram
 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024