Cilacap (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyiagakan personel untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana di wilayah itu.

"Saat sekarang memang sudah memasuki musim kemarau. Namun berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, musim kemarau sekarang diprakirakan kemarau basah, sehingga tetap ada hujan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Senin.

Oleh karena itu, pihaknya telah menyiagakan personel BPBD Kabupaten Cilacap termasuk yang berada di Unit Pelaksana Teknis BPBD Wilayah Kroya, Cilacap, Majenang, maupun Sidareja, serta sukarelawan BPBD lainnya.

Personel BPBD maupun sukarelawan tersebut disiagakan selama 24 jam dalam tujuh hari secara bergantian sehingga bisa dapat segera diterjunkan jika sewaktu-waktu terjadi bencana hidrometeorologi dan sebagainya.

Disinggung mengenai bencana kekeringan seiring dengan datangnya musim kemarau, dia mengatakan hingga saat ini belum ada wilayah terdampak kekeringan.

"Sampai sekarang belum ada desa yang mengajukan bantuan air bersih, mungkin karena masih ada hujan," katanya.

Bahkan, dia memperkirakan dampak musim kemarau 2020 di Cilacap tidak sebesar 2019 karena saat itu musim kemarau berlangsung selama tujuh bulan sehingga ada 54 desa yang terdampak kekeringan.

Analis cuaca Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan memprakirakan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan, khususnya Kabupaten Cilacap, relatif kecil meskipun hingga sekarang masih sering terjadi hujan sebagai dampak kemarau basah.

"Potensi terjadinya banjir maupun longsor itu kecil karena untuk wilayah Jawa Tengah, gangguan berupa La Nina lemah. Jadi, pengaruhnya paling hujan ringan, enggak sampai hujan sedang hingga lebat," katanya.

Dia mengimbau masyarakat di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya rob saat berlangsung pasang maksimum karena sekarang masih sering terjadi gelombang tinggi seiring dengan datangnya musim angin timuran.

Khusus di wilayah perairan selatan Kabupaten Cilacap, kata dia, pasang maksimun pada 22 Juli 2020, pukul 09.00 WIB, diprakirakan mencapai dua meter.

Pihaknya akan terus memantau perkembangan tinggi gelombang di perairan selatan Jabar, Jateng, dan DIY meskipun saat ini berkisar 2,5-4 meter, sedangkan di wilayah Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diprakirakan 4-6 meter atau sangat tinggi

"Kami prakirakan dampaknya tidak sampai seperti yang terjadi pada bulan Mei karena saat itu gelombangnya sangat tinggi (tinggi gelombang di wilayah perairan atau pantai berkisar 4-6 meter, red.) sehingga rob yang terjadi sampai masuk permukiman. Jika tinggi gelombang di wilayah perairan berkisar 2,5-4 meter, potensi terjadinya banjir air pasang atau rob di permukiman relatif kecil," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024