Magelang (ANTARA) - Pengelola wisata alam Jurang Jero di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Desa Ngargosoko, Srumbung, Kabupaten Magelang melakukan simulasi penerimaan kunjungan wisata dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru.
Kepala Balai TNGM Pujiati di Magelang, Rabu, mengatakan hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang reaktivasi Kawasan Taman Nasional untuk kunjungan wisata alam dalam kondisi transisi akhir COVID-19.
Ia menjelaskan objek wisata Jurang Jero menyimpan beberapa potensi atraksi alam, antara lain pemandangan Gunung Merapi, hutan pinus, dan camping ground. Selain itu juga didukung dengan atraksi wisata Jeep, ATV, minitrail, taman bermain alam, dan kolam keceh.
"Dalam kondisi terakhir COVID-19, TNGM masuk dalam salah satu kawasan wisata yang akan dibuka bersama 29 taman wisata alam dan suaka margasatwa yang ada di Indonesia," katanya.
Menurut dia Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem juga telah menyetujui dan memberikan arahan reaktivasi taman nasional secara bertahap untuk kunjungan wisata alam pada masa adaptasi kebiasaan baru pandemi COVID-19.
Ia menyebutkan pihak obyek wisata Jurang Jero saat ini telah memperbanyak tempat cuci tangan, menyediakan bilik semprot disinfektan, memasang papan peringatan jaga jarak, pengecekan suhu tubuh yang dimulai dari pos masuk.
"Harapan kami melalui simulasi reaktivasi ini balai taman nasional dapat turut menggeliatkan perekonomian di kawasan konservasi tentunya dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan yang berlaku," katanya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin saat memantau simulasi reaktivasi bertahap obyek wisata Jurang Jero menyampaikan situasi pandemi COVID-19 telah berdampak pada banyak hal, salah satu yang paling terasa adalah sektor pariwisata dengan prosentase hampir mencapai 80 persen.
"Ada krisis pariwisata, dari situ bisa berakibat krisis ekonomi dan berlanjut krisis sosial dan krisis keamanan, maka kita harus pelan-pelan mencoba persiapan untuk menuju adaptasi kebiasaan baru, salah satunya dengan melakukan reaktivasi secara bertahap obyek-obyek wisata melalui proses simulasi sesuai dengan protokol kesehatan," katanya.
Menurut dia wisata alam saat ini telah menjadi primadona bagi para wisatawan dan para pecinta alam.
Lokasi TNGM Jurang Jero dengan luas wilayah mencapai 66,38 hektare, otomatis wisatawan bisa melakukan salah satu syarat protokol kesehatan, yakni menjaga jarak.
"Harapan dengan dibukanya obyek-obyek wisata nantinya, tetap mematuhi protokol kesehatan. Jangan sampai nantinya objek wisata ini malah jadi kalster baru penularan COVID-19," katanya.
Kepala Balai TNGM Pujiati di Magelang, Rabu, mengatakan hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang reaktivasi Kawasan Taman Nasional untuk kunjungan wisata alam dalam kondisi transisi akhir COVID-19.
Ia menjelaskan objek wisata Jurang Jero menyimpan beberapa potensi atraksi alam, antara lain pemandangan Gunung Merapi, hutan pinus, dan camping ground. Selain itu juga didukung dengan atraksi wisata Jeep, ATV, minitrail, taman bermain alam, dan kolam keceh.
"Dalam kondisi terakhir COVID-19, TNGM masuk dalam salah satu kawasan wisata yang akan dibuka bersama 29 taman wisata alam dan suaka margasatwa yang ada di Indonesia," katanya.
Menurut dia Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem juga telah menyetujui dan memberikan arahan reaktivasi taman nasional secara bertahap untuk kunjungan wisata alam pada masa adaptasi kebiasaan baru pandemi COVID-19.
Ia menyebutkan pihak obyek wisata Jurang Jero saat ini telah memperbanyak tempat cuci tangan, menyediakan bilik semprot disinfektan, memasang papan peringatan jaga jarak, pengecekan suhu tubuh yang dimulai dari pos masuk.
"Harapan kami melalui simulasi reaktivasi ini balai taman nasional dapat turut menggeliatkan perekonomian di kawasan konservasi tentunya dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan yang berlaku," katanya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin saat memantau simulasi reaktivasi bertahap obyek wisata Jurang Jero menyampaikan situasi pandemi COVID-19 telah berdampak pada banyak hal, salah satu yang paling terasa adalah sektor pariwisata dengan prosentase hampir mencapai 80 persen.
"Ada krisis pariwisata, dari situ bisa berakibat krisis ekonomi dan berlanjut krisis sosial dan krisis keamanan, maka kita harus pelan-pelan mencoba persiapan untuk menuju adaptasi kebiasaan baru, salah satunya dengan melakukan reaktivasi secara bertahap obyek-obyek wisata melalui proses simulasi sesuai dengan protokol kesehatan," katanya.
Menurut dia wisata alam saat ini telah menjadi primadona bagi para wisatawan dan para pecinta alam.
Lokasi TNGM Jurang Jero dengan luas wilayah mencapai 66,38 hektare, otomatis wisatawan bisa melakukan salah satu syarat protokol kesehatan, yakni menjaga jarak.
"Harapan dengan dibukanya obyek-obyek wisata nantinya, tetap mematuhi protokol kesehatan. Jangan sampai nantinya objek wisata ini malah jadi kalster baru penularan COVID-19," katanya.