WHO paparkan kemungkinan penularan COVID-19 lewat udara

Jumat, 10 Juli 2020 18:37 WIB

Jakarta (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan beberapa kemungkinan COVID-19 menular lewat udara dalam rangkuman ilmiahnya yang diperbarui, Kamis (9/7).

Rangkuman ilmiah berjudul "Transmisi SARS-CoV-2: implikasi untuk langkah pencegahan" pertama kali terbit di laman resmi WHO pada 29 Maret 2020, kemudian diperbarui setelah adanya beberapa laporan terbaru mengenai kemungkinan penularan COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), lewat udara.

Dalam rangkuman tersebut, WHO menyebutkan COVID-19 dapat menular lewat udara saat ada aktivitas medis yang menghasilkan partikel udara (aerosol). Beberapa temuan turut melaporkan ada tenaga kesehatan yang positif COVID-19 padahal mereka tidak melakukan prosedur medis tersebut.

Menurut WHO, sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan jejak RNA SARS-CoV-2 yang cukup di udara, khususnya dalam ruangan yang ditempati oleh pasien COVID-19. "Dalam sampel yang menunjukkan ada jejak virus, jumlah RNA yang terdeteksi sangat rendah, ... sehingga tidak dapat memastikan virus dapat ditularkan lewat udara," jelas WHO.

Walaupun demikian, WHO mengakui kemungkinan COVID-19 dapat ditularkan lewat udara dalam ruangan tertutup dengan ventilasi buruk.

"Beberapa laporan penularan COVID-19 terkait dengan ruangan tertutup yang dipadati banyak orang. Kasus itu membuka kemungkinan adanya penularan lewat kombinasi antara udara dan tetesan cairan pernapasan (droplet), misalnya saat latihan paduan suara, di restoran, atau di kelas-kelas olahraga di pusat kebugaran," kata WHO dalam rangkumannya.

Baca juga: Rekomendasi dokter jika COVID-19 dinyatakan menular lewat udara

Baca juga: WHO ulas laporan yang sebut COVID-19 ditularkan lewat udara


Beberapa kajian menunjukkan secara teoritis COVID-19 dapat ditularkan lewat udara. "Teori-teori yang ada mengindikasikan bahwa: 1) tetesan cairan pernapasan dapat menghasilkan partikel udara lewat proses penguapan, dan 2) aktivitas bernapas serta berbicara turut mengeluarkan partikel udara. Dengan demikian, seseorang yang menghirup udara mengandung partikel virus dengan jumlah cukup pun dapat tertular penyakit," demikian disampaikan WHO.

Meskipun secara teoritis dimungkinkan, peneliti masih mempelajari seberapa banyak kandungan droplet yang memungkinkan proses penguapan cairan jadi udara itu terwujud. Selain itu, peneliti juga masih berusaha mengetahui seberapa banyak kadar virus SARS-CoV-2 yang harus ada di partikel udara sehingga dapat menjangkit orang sehat.

Sejauh ini, ada beberapa eksperimen dalam laboratorium yang menunjukkan jejak RNA SARS-CoV-2 di udara selama 3-16 jam. Namun, eksperimen itu menggunakan nebulizer -- alat pengubah cairan jadi uap, sehingga menurut WHO, temuan itu tidak dapat menjelaskan situasi seseorang yang batuk normal.

Dalam bagian akhir rangkumannya, WHO masih berpegang pada bukti sebagian besar kasus COVID-19 terjadi karena virus ditularkan lewat droplet. Beberapa kasus penularan terjadi lewat udara saat tenaga kesehatan melakukan prosedur medis tertentu.

WHO juga mengakui adanya kemungkinan COVID-19 menular lewat udara dalam situasi tertentu, khususnya dalam ruangan dengan ventilasi buruk yang dipadati banyak orang. Namun, "penelitian dan eksperimen yang lebih banyak sangat dibutuhkan untuk menyelidiki dugaan tersebut serta memeriksa sejauh mana pengaruhnya terhadap penularan COVID-19," kata organisasi kesehatan dunia itu.

Baca juga: WHO: Pandemi belum berakhir karena kasus harian capai rekor tertinggi

Baca juga: Dua pekan lagi WHO dapatkan hasil awal uji coba obat COVID-19

 

 


Pewarta : Genta Tenri Mawangi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

RSUD Kudus segera bangun "stroke center" lengkapi layanan kesehatan

8 jam lalu

Persi Jateng ingatkan pentingnya cegah "fraud" penyelenggaraan JKN

12 jam lalu

Lari gembira di Banyumas, ratusan peserta turut serta

05 May 2024 13:36 Wib

"Trainer": Kader JKN merupakan orang-orang pilihan

02 May 2024 16:11 Wib

RSUD Demak terapkan antrean "online", peserta JKN dilayani cepat

02 May 2024 16:03 Wib
Terpopuler

RTMM-SPSI ajak pekerja informal ikut jaminan sosial ketenagakerjaan

PERISTIWA - 04 May 2024 6:23 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 02 May 2024 8:39 Wib

Pemkot Pekalongan lakukan pelatihan olah limbah organik jadi pupuk

PERISTIWA - 07 May 2024 8:23 Wib

ANTARA Biro Jateng lepas mahasiswa magang Polines

PERISTIWA - 04 May 2024 6:37 Wib

BPJS Kesehatan Purwokerto dan mitra RS pastikan prosedur pelayanan

PERISTIWA - 02 May 2024 9:05 Wib