Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan stok elpiji selama masa pandemi penyakit virus corona (COVID-19) tersedia aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
"Jika sebelumnya menjelang momen hari-hari besar mengajukan tambahan alokasi, untuk saat ini menjelang Idul Adha belum ada rencana karena beberapa momen yang bisa mendorong lonjakan permintaan elpiji ukuran 3 kg tidak ada," kata Kepala Seksi Fasilitasi Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Teddy Hermawan di Kudus, Minggu.
Di antaranya, lanjut dia, musim haji dan musim hajatan untuk tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena keberangkatan haji tahun ini ditunda, sedangkan hajatan juga jarang terjadi karena adanya imbauan larangan berkerumun.
Kalaupun ada lonjakan permintaan, PT Pertamina biasanya menambah alokasi hingga 4 persen dari kebutuhan rata-rata per bulan.
Sementara sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), kata dia, juga terpengaruh sehingga permintaan elpiji dari sektor UMKM dimungkinkan juga berbeda dengan sebelumnya.
Baca juga: Permintaan BBM dan elpiji di Temanggung-Wonosobo anjlok 30
Akan tetapi, lanjut dia, keberadaan pengecer elpiji 3 kg yang biasanya keliling ke sejumlah pengecer turut berperan dalam menstabilkan penyerapan elpiji bersubsidi tersebut.
"Jika sebelumnya elpiji habis diborong pedagang kaki lima atau sektor kuliner rumahan, kini di tangan pengecer yang berjualan keliling bisa semakin meluas dalam pendistribusiannya karena sejak awal merekalah yang memiliki jaringan penjualan elpiji hingga tingkat pelosok desa," ujarnya.
Wajar saja, kata dia, permintaan elpiji selama pandemi COVID-19 cenderung stabil.
Penyaluran elpiji sepanjang Januari-Mei 2020 mencapai 3.658.440 tabung atau 42,67 persen dari alokasi sebesar 8,57 juta tabung selama 2020.
Penyaluran tertinggi terjadi pada bulan Mei 2020 yang mencapai 776.080 tabung, sedangkan April 2020 hanya 731.560 tabung, Maret 2020 sebanyak 723.360 tabung dan Februari 2020 sebanyak 686.000 tabung dan Januari 2020 sebanyak 741.440 tabung.
Terkait dengan pelanggaran dalam distribusi, kata dia, tidak ditemukan, termasuk laporan kelangkaan elpiji di lapangan juga tidak ada karena masih ada alternatif elpiji nonsubsidi.
Untuk rembesan elpiji 3 kg dari kabupaten lain memang masih ada, namun tidak banyak karena stok yang ada sudah cukup.
Baca juga: Dirut RS Puri Raharja meninggal karena COVID-19
"Jika sebelumnya menjelang momen hari-hari besar mengajukan tambahan alokasi, untuk saat ini menjelang Idul Adha belum ada rencana karena beberapa momen yang bisa mendorong lonjakan permintaan elpiji ukuran 3 kg tidak ada," kata Kepala Seksi Fasilitasi Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Teddy Hermawan di Kudus, Minggu.
Di antaranya, lanjut dia, musim haji dan musim hajatan untuk tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena keberangkatan haji tahun ini ditunda, sedangkan hajatan juga jarang terjadi karena adanya imbauan larangan berkerumun.
Kalaupun ada lonjakan permintaan, PT Pertamina biasanya menambah alokasi hingga 4 persen dari kebutuhan rata-rata per bulan.
Sementara sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), kata dia, juga terpengaruh sehingga permintaan elpiji dari sektor UMKM dimungkinkan juga berbeda dengan sebelumnya.
Baca juga: Permintaan BBM dan elpiji di Temanggung-Wonosobo anjlok 30
Akan tetapi, lanjut dia, keberadaan pengecer elpiji 3 kg yang biasanya keliling ke sejumlah pengecer turut berperan dalam menstabilkan penyerapan elpiji bersubsidi tersebut.
"Jika sebelumnya elpiji habis diborong pedagang kaki lima atau sektor kuliner rumahan, kini di tangan pengecer yang berjualan keliling bisa semakin meluas dalam pendistribusiannya karena sejak awal merekalah yang memiliki jaringan penjualan elpiji hingga tingkat pelosok desa," ujarnya.
Wajar saja, kata dia, permintaan elpiji selama pandemi COVID-19 cenderung stabil.
Penyaluran elpiji sepanjang Januari-Mei 2020 mencapai 3.658.440 tabung atau 42,67 persen dari alokasi sebesar 8,57 juta tabung selama 2020.
Penyaluran tertinggi terjadi pada bulan Mei 2020 yang mencapai 776.080 tabung, sedangkan April 2020 hanya 731.560 tabung, Maret 2020 sebanyak 723.360 tabung dan Februari 2020 sebanyak 686.000 tabung dan Januari 2020 sebanyak 741.440 tabung.
Terkait dengan pelanggaran dalam distribusi, kata dia, tidak ditemukan, termasuk laporan kelangkaan elpiji di lapangan juga tidak ada karena masih ada alternatif elpiji nonsubsidi.
Untuk rembesan elpiji 3 kg dari kabupaten lain memang masih ada, namun tidak banyak karena stok yang ada sudah cukup.
Baca juga: Dirut RS Puri Raharja meninggal karena COVID-19