Temanggung (ANTARA) - Permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji non subsidi selama pandemi COVID-19 di wilayah Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah turun sekitar 20-30 persen kata Sales Brand Manager PT Pertamina wilayah Temanggung Wonosobo Muhammad Yoga Prabowo.
"Permintaan BBM rata-rata turun 30 persen untuk semua produk seperti pertalite, pertamax, dan premium," katanya usai membagikan sembako kepada pelaku UMKM terdampak COVID-19 bersama Hiswana Migas Kedu di Kabupaten Temanggung, Selasa.
Ia menyampaikan yang paling terasa kemarin solar karena mungkin angkutan menjadi lebih sedikit selama pandemi COVID-19 ini.
Menurut dia untuk elpiji 3 kilogram permintaan masih konsisten, tetapi untuk elpiji nonsubsidi turun sekitar 20-30 persen.
Ia menyebutkan dalam kondisi normal permintaan elpiji dalam satu hari sekitar 10 metrik ton untuk wilayah Temanggung dan Wonosobo, tetapi untuk Temanggung saja mungkin di angka 5 metrik ton dari permintaan harian tersebut turun sekitar 20-30 persen.
"Penurunan permintaan itu karena UMKM tidak jalan. Memang rumah makan, konsumen nonPSO ini memang mayoritas selain rumah tangga ada konsumen rumah makan, hotel, catering, dan UMKM, mereka tidak jualan otomatis permintaan turun," katanya.
Ia mengatakan dalam menghadapi Lebaran ini sudah diantisipasi, kemarin sudah disiapkan alokasi tambahan untuk mengantisipasi adanya lonjakan yang drastis di angka 3 persen dari alokasi harian untuk elpiji 3 kilogram.
"Untuk yang non subsidi memang turun, sehingga kalau nanti ada lonjakan signifikan masih aman. Menjelang Lebaran ini belum ada peningkatan permintaan. Jelang Lebaran ini masih seperti di level hari biasa jadi masih bisa ditangani," katanya.
Baca juga: Penyerapan BBM di Kudus cenderung turun
Baca juga: Larangan mudik, Pertamina tetap jaga stok BBM & LPG di Jateng
"Permintaan BBM rata-rata turun 30 persen untuk semua produk seperti pertalite, pertamax, dan premium," katanya usai membagikan sembako kepada pelaku UMKM terdampak COVID-19 bersama Hiswana Migas Kedu di Kabupaten Temanggung, Selasa.
Ia menyampaikan yang paling terasa kemarin solar karena mungkin angkutan menjadi lebih sedikit selama pandemi COVID-19 ini.
Menurut dia untuk elpiji 3 kilogram permintaan masih konsisten, tetapi untuk elpiji nonsubsidi turun sekitar 20-30 persen.
Ia menyebutkan dalam kondisi normal permintaan elpiji dalam satu hari sekitar 10 metrik ton untuk wilayah Temanggung dan Wonosobo, tetapi untuk Temanggung saja mungkin di angka 5 metrik ton dari permintaan harian tersebut turun sekitar 20-30 persen.
"Penurunan permintaan itu karena UMKM tidak jalan. Memang rumah makan, konsumen nonPSO ini memang mayoritas selain rumah tangga ada konsumen rumah makan, hotel, catering, dan UMKM, mereka tidak jualan otomatis permintaan turun," katanya.
Ia mengatakan dalam menghadapi Lebaran ini sudah diantisipasi, kemarin sudah disiapkan alokasi tambahan untuk mengantisipasi adanya lonjakan yang drastis di angka 3 persen dari alokasi harian untuk elpiji 3 kilogram.
"Untuk yang non subsidi memang turun, sehingga kalau nanti ada lonjakan signifikan masih aman. Menjelang Lebaran ini belum ada peningkatan permintaan. Jelang Lebaran ini masih seperti di level hari biasa jadi masih bisa ditangani," katanya.
Baca juga: Penyerapan BBM di Kudus cenderung turun
Baca juga: Larangan mudik, Pertamina tetap jaga stok BBM & LPG di Jateng