Kudus (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta pemerintah segera menentukan metode pembelajaran pada tahun ajaran baru 2020/2021 agar sekolah, orang tua, dan murid dapat segera mempersiapkan diri.

"Pemerintah juga perlu mengevaluasi sistem belajar jarak jauh yang diterapkan selama masa pandemi penyakit virus corona (COVID-19). Hasil evaluasi agar menjadi dasar dalam menentukan pola pembelajaran yang efektif di tengah masih terjadinya pandemi COVID-19 di Tanah Air," ujar Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulis yang diterima di Kudus, Jumat.

Menurut dia perlu mulai diperbincangkan mengenai kapan sekolah akan mulai dibuka dan sistem pembelajaran pada tahun ajaran baru ini, sehingga sekolah, orang tua, dan murid bisa mempersiapkan diri.

Rerie merujuk Cambridge University, pada level perguruan tinggi yang memberi contoh kepastian pembelajaran karena diumumkan kuliah diselenggarakan secara daring hingga musim panas 2021, sedangkan perkuliahan di kampus ditiadakan.

"Di tengah ketidakpastian berakhirnya wabah COVID-19 di Tanah Air, menetapkan pola belajar yang tepat dengan mempertimbangkan faktor penyebaran virus corona yang masih terjadi, merupakan keputusan yang bijak," ujar Rerie.

Untuk itu, Rerie mengimbau agar pemerintah mendengarkan masukan dari pakar pendidikan, kesehatan, bahkan psikologi anak dan orang tua untuk menentukan metode belajar mengajar yang tepat saat ini.

"Pertimbangkan juga keluhan dari sisi siswa, orang tua, dan guru selama pemberlakuan belajar jarak jauh di masa wabah COVID-19," ujarnya.

Politisi dari Partai Nasdem tersebut mengungkapkan keluhan tersebut mulai dari siswa yang jenuh belajar di rumah, terbatasnya sarana internet, gawai, kekhawatiran, dan terbatasnya pengetahuan orang tua, keterbatasan keterampilan guru dalam mengajar jarak jauh dan hal teknis maupun psikologis yang harus dicarikan solusinya.

"Demikian pula dengan dimulainya kembali aktivitas perkantoran di mana orang tua banyak yang kembali bekerja sehingga perlu dipertimbangkan agar diperoleh metode yang komprehensif," ujarnya.

Waktu yang relatif pendek dan ancaman paparan corona yang belum diketahui kapan berakhirnya, kata Rerie, memang butuh keputusan yang cepat dan tepat agar pendidikan dan anak-anak tidak terabaikan.

Adanya sosialisasi masif terkait pola belajar yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru, kata dia, juga diperlukan agar semua pihak bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

"Jangan sampai ketika tahun ajaran baru dimulai banyak sekolah, orang tua dan murid yang tidak bisa melaksanakan sistem belajar yang ditetapkan," ujarnya.

Sementara itu Rerie juga meminta pemerintah daerah memperhatikan keluhan para orang tua murid dalam proses pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Sejumlah kendala teknis, seperti kesulitan mendaftar secara daring, keberatan atas kriteria pendaftaran dan beberapa keluhan lain, harus menjadi perhatian pemerintah daerah, agar beban orang tua di tengah wabah COVID-19 ini tidak bertambah. ***3***

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024