Semarang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV memastikan ketersediaan dan penyaluran LPG di wilayah Jawa Tengah menjelang Lebaran, Idul Fitri 1441 H dalam kondisi aman dan cukup dan diprediksi terjadi peningkatan konsumsi 2 persen. 

Pjs General Manager Pertamina MOR IV Teuku Johan Miftah dalam keterangan persnya, Senin, mengatakan Pertamina memprediksi peningkatan konsumsi terjadi 2 persen selama Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri. 

"Rata-rata harian normal penyaluran LPG saat ini di angka 4.035 MT (Metric Ton) dan akan naik menjadi 4.095 MT. Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dari Ramadan dan Idul Fitri tahun 2019 yang berkisar di angka 4.090 MT per hari," kata Johan. 

Ia menambahkan, untuk stok LPG yang berada di Fuel Terminal Pertamina saat ini dalam kondisi aman sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat hari raya nanti.

"Untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan permintaan LPG khususnya ukuran 3 kg bersubsidi (PSO), Pertamina mengimbau masyarakat untuk tetap patuh pada aturan yang telah ditetapkan dan tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan LPG. Jika nantinya terjadi lonjakan permintaan LPG 3 kg bersubsidi, maka Pertamina bersama pemerintah daerah dan instansi terkait akan berkoordinasi untuk mengalokasikan pasokan tambahan dengan tidak mengurangi jumlah kuota yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat," kata Johan.

LPG 3 kg, kata Johan, hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu, sehingga Pertamina berharap kepada warga masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi yang baik dapat menggunakan LPG nonsubsidi yaitu varian bright gas. 

Baca juga: Pertamina salurkan bantuan COVID-19 di Jateng-DIY senilai Rp1,5 miliar

Johan menyebutkan saat ini di Jawa Tengah Pertamina memiliki lebih dari 40.000 pangkalan LPG PSO dan 4.800 outlet non-PSO dengan Harga Eceran Tertinggi LPG 3 kg bersubsidi per tabung sesuai aturan pemerintah daerah sebesar Rp15.500 (harga tersebut diperuntukkan bagi agen dan pangkalan yang berada di wilayah dalam radius penyaluran Stasiun Pusat Pengisian Bulk Elpiji). 

Sedangkan wilayah yang berada jauh dari SPPBE akan ditambah dengan ongkos distribusi namun tidak lebih dari Rp17.000 per tabung dan bila terdapat pangkalan Pertamina yang menjual di atas harga HET, maka konsumen dapat melaporkannya ke aparat setempat atau melalui kontak Pertamina 135.

Terkait dengan penurunan BBM akibat pandemi COVID-19, Johan menambahkan, Pertamina (Persero) akan tetap melakukan pengawasan dan penyaluran BBM kepada konsumen meskipun konsumsi BBM d Pertamina di wilayah MOR IV tahun 2020 jauh menurun. 

Pada tahun 2019, realisasi penyaluran BBM jenis gasoline (Premium, Pertalite dan Pertamax Series) meningkat 26 persen dari rata-rata harian normal 12.000 Kiloliter menjadi 15.000 KL, namun pada tahun ini perkiraan rata-rata harian saat Ramadhan dan Idul Fitri untuk BBM jenis gasoline hanya berkisar di angka 9.800 KL atau turun hampir 40 persen. 

Untuk BBM jenis gasoil (Solar dan Dex Series) juga mengalami penurunan dari tahun lalu yaitu pada tahun 2019 rata-rata di bulan Ramadhan konsumsi berkisar di angka 5.800 KL per hari, namun di tahun ini berkisar di angka 5.000 KL atau turun 14 persen.

Tetap berlakunya larangan mudik untuk masyarakat umum, tambah Johan, membuat Pertamina tidak membuka titik-titik SPBU modular di jalan tol Trans Jawa namun stok BBM di 7 titik SPBU regular yang berada di jalur Tol Trans Jawa atau wilayah MOR IV (SPBU Jalur A arah ke Surabaya di KM. 379, 429 dan 519 serta SPBU jalur B ke Jakarta yaitu di KM. 260, 360, 389 dan 519) tetap disiagakan dan dalam jumlah yang cukup. 

Baca juga: Pertamina beri cashback 30 persen dan bagikan takjil di SPBU
Baca juga: Pertamina beri cashback 50 persen untuk 10.000 angkot yang isi Pertalite dan Dexlite tiap hari

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024