Semarang (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) akan membagikan dividen Rp748,09 miliar kepada pemerintah daerah se-Jawa Tengah selaku pemegang saham dan jumlah tersebut meningkat dibandingkan dari tahun sebelumnya sebesar Rp705,14 miliar, kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno usai RUPS Tahunan di Puri Gedeh Semarang, Jumat (8/5).
''Laporan tahunan kami diterima, Bank Jateng dari sisi kantor akuntan publik dinyatakan wajar, sehat. Laba Bank Jateng, Rp748,09 miliar, dari jumlah itu 71persen di antaranya dibagikan sebagai deviden. Jumlah ini sangat besar. Biasanya perusahaan membagi deviden 30 persen, sebab kami sadar dalam suasana pandemi pemegang saham butuh dukungan finansial,'' kata Supriyatno.
Pihak manajemen termasuk karyawan Bank Jateng, lanjut Supriyatno, juga menyisihkan sebagian haknya untuk membantu masyarakat terdampak pandemi COVID-19.
“Sepanjang tahun 2019, Bank Jateng mampu membukukan laba bersih Rp1,05 triliun dan dari jumlah tersebut 71 persen digunakan untuk pembayaran dividen dan sisanya 29 persen digunakan untuk cadangan," katanya.
Baca juga: Bank Jateng serahkan bantuan 10rb masker ke masyarakat terdampak COVID-19
Lebih jauh Supriyatno menjelaskan peningkatan dividen Bank Jateng tersebut merupakan apresiasi lembaga yang dipimpinnya kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungan yang baik selama ini.
“Sinergi yang baik antara Bank Jateng dan Pemda, termasuk Cash Management System (CMS) Pemda, akan semakin meningkatkan kinerja dan kontribusi Perseroan," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, RUPS dilakukan melalui media conference (sebagai bentuk pelaksanaan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19) dan diikuti seluruh pemegang saham yang terdiri atas 36 Pemda se-Jateng (seluruhnya memberikan persetujuan Laporan Tahunan Direksi dan laporan pengawasan Dewan Komisaris, termasuk mengesahkan laporan keuangan tahun buku 2019.
Pada RUPS tersebut, juga menyetujui pelepasan tanggung jawab sepenuhnya kepada direksi dan dewan komisaris atas pengurusan dan pengawasan Bank Jateng selama tahun buku 2019 serta menyetujui penunjukkan akuntan publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan perseroan tahun buku 2020.
Supriyatno menambahkan di tengah pandemi COVID-19, Bank Jateng mampu mencatatkan capaian kinerja yang baik yakni hingga akhir April 2020, total aset mencapai Rp72,75 triliun meningkat dari akhir tahun 2019 sebesar Rp71,86 triliun.
Baca juga: Bank Jateng serahkan bantuan suplemen minuman ke tenaga medis
Peningkatan aset tersebut ditopang dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp57,73 triliun, penyaluran kredit hingga Rp48,93 triliun, dan selama 4 bulan terakhir laba usaha mencapai Rp513 miliar tumbuh 35,71 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Dengan adanya wabah COVID-19, kata Supriyatno, Bank Jateng juga telah melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terkena dampak pandemi tersebut dan data per 30 April 2020 menunjukkan terdapat 6.197 nasabah yang dilakukan restrukturisasi senilai Rp2,99 triliun (restrukturisasi kredit tersebut sesuai ketentuan yang diatur OJK).
Menurut Supriyatno pandemi di tahun 2020 merupakan tantangan dari manajemen PT Bank Jateng, sehingga diperlukan terobosan di antaranya dengan digital banking.
''Salah satu terobosannya adalah digital banking. Kuncinya di sana. Nasabah sudah melakukan itu dan harus kita tingkatkan. Sekaligus kita tingkatkan loyalitas dari nasabah agar tidak berpindah ke bank lain," tutup Supriyatno.
Baca juga: Bank Jateng berikan APD kepada RSUD Kraton Kabupatan Pekalongan
''Laporan tahunan kami diterima, Bank Jateng dari sisi kantor akuntan publik dinyatakan wajar, sehat. Laba Bank Jateng, Rp748,09 miliar, dari jumlah itu 71persen di antaranya dibagikan sebagai deviden. Jumlah ini sangat besar. Biasanya perusahaan membagi deviden 30 persen, sebab kami sadar dalam suasana pandemi pemegang saham butuh dukungan finansial,'' kata Supriyatno.
Pihak manajemen termasuk karyawan Bank Jateng, lanjut Supriyatno, juga menyisihkan sebagian haknya untuk membantu masyarakat terdampak pandemi COVID-19.
“Sepanjang tahun 2019, Bank Jateng mampu membukukan laba bersih Rp1,05 triliun dan dari jumlah tersebut 71 persen digunakan untuk pembayaran dividen dan sisanya 29 persen digunakan untuk cadangan," katanya.
Baca juga: Bank Jateng serahkan bantuan 10rb masker ke masyarakat terdampak COVID-19
Lebih jauh Supriyatno menjelaskan peningkatan dividen Bank Jateng tersebut merupakan apresiasi lembaga yang dipimpinnya kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungan yang baik selama ini.
“Sinergi yang baik antara Bank Jateng dan Pemda, termasuk Cash Management System (CMS) Pemda, akan semakin meningkatkan kinerja dan kontribusi Perseroan," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, RUPS dilakukan melalui media conference (sebagai bentuk pelaksanaan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19) dan diikuti seluruh pemegang saham yang terdiri atas 36 Pemda se-Jateng (seluruhnya memberikan persetujuan Laporan Tahunan Direksi dan laporan pengawasan Dewan Komisaris, termasuk mengesahkan laporan keuangan tahun buku 2019.
Pada RUPS tersebut, juga menyetujui pelepasan tanggung jawab sepenuhnya kepada direksi dan dewan komisaris atas pengurusan dan pengawasan Bank Jateng selama tahun buku 2019 serta menyetujui penunjukkan akuntan publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan perseroan tahun buku 2020.
Supriyatno menambahkan di tengah pandemi COVID-19, Bank Jateng mampu mencatatkan capaian kinerja yang baik yakni hingga akhir April 2020, total aset mencapai Rp72,75 triliun meningkat dari akhir tahun 2019 sebesar Rp71,86 triliun.
Baca juga: Bank Jateng serahkan bantuan suplemen minuman ke tenaga medis
Peningkatan aset tersebut ditopang dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp57,73 triliun, penyaluran kredit hingga Rp48,93 triliun, dan selama 4 bulan terakhir laba usaha mencapai Rp513 miliar tumbuh 35,71 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Dengan adanya wabah COVID-19, kata Supriyatno, Bank Jateng juga telah melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terkena dampak pandemi tersebut dan data per 30 April 2020 menunjukkan terdapat 6.197 nasabah yang dilakukan restrukturisasi senilai Rp2,99 triliun (restrukturisasi kredit tersebut sesuai ketentuan yang diatur OJK).
Menurut Supriyatno pandemi di tahun 2020 merupakan tantangan dari manajemen PT Bank Jateng, sehingga diperlukan terobosan di antaranya dengan digital banking.
''Salah satu terobosannya adalah digital banking. Kuncinya di sana. Nasabah sudah melakukan itu dan harus kita tingkatkan. Sekaligus kita tingkatkan loyalitas dari nasabah agar tidak berpindah ke bank lain," tutup Supriyatno.
Baca juga: Bank Jateng berikan APD kepada RSUD Kraton Kabupatan Pekalongan