Semarang (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selama periode Januari–Maret 2020 di tengah pandemi COVID-19 berhasil mempertahankan penyalurkan gas bumi sebesar 882 BBTUD dengan mengelola lebih dari 390 ribu pelanggan.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menjelaskan PGN akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi seiring tingginya kebutuhan energi di dalam negeri sekaligus sebagai peluang bagi PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi.
"Di tengah perlambatan perekonomian global dampak dari pandemi Covid-19, PGN tetap melaksanakan penyaluran gas bumi guna memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri bumi, serta menjalankan proyek-proyek strategis efisiensi energi dan mengurangi beban subsidi seperti gasifikasi kilang pertamina, gasifikasi pembangkit listrik, serta pembangunan jargas rumah tangga, sektor UMKM, dan transportasi," jelas Rachmat.
Terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat pada akhir Maret 2020 yang juga berdampak pada penurunan volume niaga gas bumi, lanjut Rachmat, penurunan harga ICP sebagai imbas dari adanya pandemi COVID-19 telah diantisipasi dengan tepat.
PGN mengambil kebijakan optimasi melalui efisiensi biaya yang tidak terkait langsung dengan pendapatan dan kehandalan jaringan pipa serta optimasi arus kas melalui prioritisasi anggaran investasi.
"Kami sangat memahami COVID-19 akan berdampak secara signifikan terhadap performa PGN termasuk juga kepada pelanggan. Oleh karena itu, kami melakukan beberapa antisipasi atas potensi dampak termaksud di antaranya melalui penerapan kebijakan relaksasi atau keringanan kepada pelanggan terdampak, serta penyesuaian batas pemakaian minimum pada pelanggan, sehingga akan menstimulus konsumsi gas bumi Pelanggan," kata Rachmat.
Baca juga: PGN salurkan Rp3,7 miliar untuk penanganan COVID-19
Relaksasi tersebut bertujuan agar pelanggan gas bumi terutama sektor industri tetap kompetitif dan mampu berproduksi ditengah pandemi, sehingga tetap dapat menggerakkan roda perekonomian dalam negeri.
PGN, lanjut Rachmat juga telah melakukan mitigasi risiko atas bisnis proses yang terdampak signifikan, meliputi perlindungan pekerja, kehandalan infrastruktur, manajemen supply and demand, serta optimasi instrumen keuangan.
Beberapa antisipasi atas dampak kinerja keuangan di antaranya dengan menerapkan efisiensi Opex & Capex, melakukan evaluasi keekonomian rencana investasi, exercise liability Management, dan improvement business plan niaga gas bumi.
"Pada prinsipnya PGN akan tetap berusaha agar PGN tetap menjaga kinerja operasional yang baik dan kinerja keuangan yang sehat dan positif agar senantiasa dapat berkontribusi positif terhadap perkembangan bangsa dan negara," kata Rachmat.
Pada pandemi COVID-19, tambah Rachmat, PGN tengah menyelesaikan proyek pembangunan terminal LNG Teluk Lamong dan saat ini progressnya sudah sekitar 90 persen dan siap diuji coba (nantinya, gas akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa Timur, baik yang disalurkan melalui gas pipa maupun dalam bentuk retail LNG).
PGN menargetkan tahun 2024 telah melakukan pemenuhan energi bagi 4 juta sambungan rumah tangga dan volume 1800 BBTUD niaga domestik dapat diwujudkan serta penambahan infrastruktur gas untuk menunjang target tersebut dengan 500 KM pipa distribusi untuk eksisting dan perluasan wilayah, 528 KM pipa transmisi, 7 LNG filling station untuk truk maupun kapal, 5 FSRU, dan 34 Mini LNG untuk seluruh sektor pengguna gas bumi.
Baca juga: PGN tingkatkan transaksi nontunai di SPBG
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menjelaskan PGN akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi seiring tingginya kebutuhan energi di dalam negeri sekaligus sebagai peluang bagi PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi.
"Di tengah perlambatan perekonomian global dampak dari pandemi Covid-19, PGN tetap melaksanakan penyaluran gas bumi guna memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri bumi, serta menjalankan proyek-proyek strategis efisiensi energi dan mengurangi beban subsidi seperti gasifikasi kilang pertamina, gasifikasi pembangkit listrik, serta pembangunan jargas rumah tangga, sektor UMKM, dan transportasi," jelas Rachmat.
Terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat pada akhir Maret 2020 yang juga berdampak pada penurunan volume niaga gas bumi, lanjut Rachmat, penurunan harga ICP sebagai imbas dari adanya pandemi COVID-19 telah diantisipasi dengan tepat.
PGN mengambil kebijakan optimasi melalui efisiensi biaya yang tidak terkait langsung dengan pendapatan dan kehandalan jaringan pipa serta optimasi arus kas melalui prioritisasi anggaran investasi.
"Kami sangat memahami COVID-19 akan berdampak secara signifikan terhadap performa PGN termasuk juga kepada pelanggan. Oleh karena itu, kami melakukan beberapa antisipasi atas potensi dampak termaksud di antaranya melalui penerapan kebijakan relaksasi atau keringanan kepada pelanggan terdampak, serta penyesuaian batas pemakaian minimum pada pelanggan, sehingga akan menstimulus konsumsi gas bumi Pelanggan," kata Rachmat.
Baca juga: PGN salurkan Rp3,7 miliar untuk penanganan COVID-19
Relaksasi tersebut bertujuan agar pelanggan gas bumi terutama sektor industri tetap kompetitif dan mampu berproduksi ditengah pandemi, sehingga tetap dapat menggerakkan roda perekonomian dalam negeri.
PGN, lanjut Rachmat juga telah melakukan mitigasi risiko atas bisnis proses yang terdampak signifikan, meliputi perlindungan pekerja, kehandalan infrastruktur, manajemen supply and demand, serta optimasi instrumen keuangan.
Beberapa antisipasi atas dampak kinerja keuangan di antaranya dengan menerapkan efisiensi Opex & Capex, melakukan evaluasi keekonomian rencana investasi, exercise liability Management, dan improvement business plan niaga gas bumi.
"Pada prinsipnya PGN akan tetap berusaha agar PGN tetap menjaga kinerja operasional yang baik dan kinerja keuangan yang sehat dan positif agar senantiasa dapat berkontribusi positif terhadap perkembangan bangsa dan negara," kata Rachmat.
Pada pandemi COVID-19, tambah Rachmat, PGN tengah menyelesaikan proyek pembangunan terminal LNG Teluk Lamong dan saat ini progressnya sudah sekitar 90 persen dan siap diuji coba (nantinya, gas akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa Timur, baik yang disalurkan melalui gas pipa maupun dalam bentuk retail LNG).
PGN menargetkan tahun 2024 telah melakukan pemenuhan energi bagi 4 juta sambungan rumah tangga dan volume 1800 BBTUD niaga domestik dapat diwujudkan serta penambahan infrastruktur gas untuk menunjang target tersebut dengan 500 KM pipa distribusi untuk eksisting dan perluasan wilayah, 528 KM pipa transmisi, 7 LNG filling station untuk truk maupun kapal, 5 FSRU, dan 34 Mini LNG untuk seluruh sektor pengguna gas bumi.
Baca juga: PGN tingkatkan transaksi nontunai di SPBG