Solo (ANTARA) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta menyiapkan uang tunai sebesar Rp4,3 triliun, atau meningkat lima persen dari periode sama tahun lalu, untuk kebutuhan Lebaran 2020.

"Angka ini meningkat lima persen dari tahun 2019 yaitu sebesar Rp4,17 triliun," kata Kepala BI Kanwil Surakarta Bambang Pramono di Solo, Selasa.

Ia mengatakan persediaan uang tunai tersebut sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan nominal dan pecahan yang sudah dalam kondisi layak edar.

Baca juga: BI Purwokerto siapkan uang tunai Rp3,3 triliun untuk Lebaran

Terkait dengan kegiatan penukaran uang baru, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah lembaga keuangan untuk memberikan kemudahan kepada warga.

"Di antaranya dengan perbankan, Perbarindo, Asbisindo, PT Pegadaian, dan PT Pos Indonesia agar memberikan layanan penukaran kepada masyarakat dan stakeholders terkait," katanya.

Sementara itu, dengan mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19, layanan kas keliling dan penukaran uang di ruang publik bersama perbankan ditiadakan.

Meski demikian, layanan penukaran uang kepada masyarakat dan instansi maupun mitra kerja tetap dilakukan oleh perbankan di seluruh Soloraya termasuk BPR dan BPRS serta Pegadaian dan PT Pos Indonesia.

"Kami juga meminta kepada perbankan agar memberikan layanan dengan menegakkan protokol pencegahan COVID-19 yang diberlakukan oleh pemerintah setempat, di antaranya penggunaan masker, pemindaian suhu tubuh, dan penerapan physical distancing," katanya.

Secara keseluruhan, dikatakannya, sebanyak 175 titik loket layanan penukaran maupun penarikan uang pecahan kecil akan dilaksanakan mulai tanggal 4-22 Mei 2020.

"Dalam hal ini kami tidak melakukan pembatasan jumlah penukaran, namun dalam pelaksanaannya perlu diatur agar terdapat pemerataan bagi masyarakat yang membutuhkan uang tunai tersebut," katanya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan penukaran uang melalui jasa penukaran uang tidak resmi atau perantara lainnya.

"Karena ada risikonya, di antaranya tidak ada jaminan ketepatan jumlah uang yang ditukar, kemungkinan menerima uang palsu, serta adanya pungutan biaya," katanya.

Baca juga: BI injeksi likuiditas Rp503,8 triliun lewat pelonggaran moneter
Baca juga: BI: Kegiatan dunia usaha triwulan I-2020 anjlok, SBT minus 5,56 persen

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024