Wonosobo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah menyiapkan sejumlah tempat untuk isolasi pasien COVID-19, seperti Balai Latihan Kerja Wonosobo dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sidojoyo jika rumah sakit tidak mampu menampung mereka.

Sekretaris Daerah Pemkab Wonosobo One Andang Wardoyo di Wonosobo, Sabtu, mengatakan saat ini pihaknya masih mengandalkan tiga rumah sakit untuk isolasi pasien, baik PDP maupun positif COVID-19, yaitu RSUD Setjonegoro, RS PKU Muhamadiyah, dan Rumah Sakit Islam Wonosobo.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam temu wicara bersama Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo dr Mohamad Riyatno dan Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo Afif Nurhidayat yang disiarkan sejumlah stasiun radio di Wonosobo.

Baca juga: Pemkab Wonosobo fasilitasi tempat isolasi mandiri pasien sembuh dari COVID-19

Selain BLK dan SKB, Pemkab Wonosobo menyiapkan Puskesmas Wonosobo I dan Puskesmas Selomerto 1 untuk isolasi pasien COVID-19.

"Bahkan apabila memang di tempat-tempat tersebut nantinya penuh juga, kami akan menggunakan gedung eks-Akper Pemprov Jateng," katanya.

Data terbaru tentang perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten Wonosobo, sesuai hasil pemutakhiran pada situs resmi corona.wonosobokab.go.id pada Sabtu, jumlah penderita yang terinfeksi 18 orang, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 70 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo dr Mohamad Riyatno menyampaikan pertambahan jumlah positif COVID-19 sebagai hal yang wajar terjadi mengingat saat ini puluhan sampel untuk uji laboratorium masih dalam proses pemeriksaan.

"Dari sekian ratus 'rapid tes' (tes cepat) yang sudah dilakukan, ada 59 kasus yang sangat berpotensi menambah jumlah positif COVID-19, karena 'rapid tes' sebagai 'screening' (penyaringan) awal deteksi kasus memang menunjukkan hasil reaktif," katanya.

Mengingat baru sebagian yang keluar hasilnya dan 17 di antaranya menunjukkan positif COVID-19, pihaknya mengaku masih terus menunggu apakah hasil uji laboratorium untuk sampel lainnya positif atau negatif.

Ia mengatakan sebagian besar hasil tes cepat reaktif, merupakan hasil penelusuran orang dengan risiko (ODR) COVID-19 yang memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan, hasil tes cepat itu reaktif juga berasal dari orang tidak dengan riwayat perjalanan, namun telah berkontak erat dengan PDP.

Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo Afif Nurhidayat menuturkan langkah dalam penanganan COVID-19 memang semestinya disiapkan lebih cepat dan terarah.

"Masyarakat juga mesti mendukung upaya untuk memutus mata rantai COVID-19 ini dengan meningkatkan kesadaran untuk tetap di rumah, apabila harus keluar rumah mengenakan masker, menjauhi keramaian dan kerumunan, serta menjaga kebersihan diri dengan disiplin mencuci tangan serta menjaga kebersihan lingkungan masing-masing," kata dia.

Pihak legislatif, katanya mendukung penuh langkah pemerintah, baik dalam upaya pencegahan maupun penanggulangan COVID-19, termasuk di dalamnya kebijakan untuk pemfokusan ulang anggaran belanja daerah.

"Saya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya memutus mata rantai penularan maupun dalam hal penanggulangan dampak bencana nonalam ini, dengan mengedepankan kepedulian terhadap sesama demi kemanusiaan," katanya.

Baca juga: Kades di Wonosobo hibahkan lahan untuk makam korban COVID-19
Baca juga: Kapolres Wonosobo ikut makamkan jenazah korban COVID-19

 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024