Cilacap, Jateng (ANTARA) - Gelombang tinggi diprakirakan masih berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan.

"Saat sekarang di wilayah laut selatan Jateng, Jabar dan DIY sedang memasuki masa peralihan dari musim angin baratan menuju angin timuran, sehingga arah anginnya bervariasi," katanya di Cilacap, Jateng, Kamis.

Kendati arahnya bervariasi, dia mengatakan kecepatan angin di laut selatan Jabar-DIY cukup tinggi sehingga dapat memicu terjadinya gelombang tinggi.

Baca juga: BMKG: Jateng diprakirakan masuki kemarau pada Mei 2020

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi khususnya di wilayah Samudra Hindia selatan Jateng, Samudra Hindia selatan Jabar, dan Samudra Hindia selatan DIY.

Dalam hal ini, lanjut dia, tinggi gelombang di wilayah Samudra Hindia tersebut diprakirakan berkisar 2,5-4 meter dengan kecepatan angin 5-20 knot yang bertiup dari arah timur-tenggara.

"Peringatan dini gelombang tinggi tersebut berlaku mulai tanggal 16 April 2020, pukul 07.00 WIB, hingga 18 April 2020, pukul 07.00 WIB, dan akan kami perbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.

Sementara untuk tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar hingga DIY pada periode yang sama, kata dia, diprakirakan berkisar 1,25-2,5 meter atau masuk kategori sedang.

"Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jasa kelautan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi serta memerhatikan risiko keselamatan pelayaran," katanya.

Menurut dia, hal itu disebabkan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berbahaya bagi perahu nelayan berukuran kecil serta kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berbahaya bagi tongkang.

Selain itu, kata dia, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berbahaya bagi kapal feri serta kecepatan angin lebih dari 27 knot serta tinggi gelombang di atas 4 meter berbahaya bagi kapal berukuran besar seperti kapal cargo dan kapal pesiar.

Terkait dengan kondisi cuaca di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng, ia mengatakan berdasarkan prakiraan, hujan lebat masih berpotensi terjadi karena saat sekarang sedang berlangsung masa transisi dari musim hujan menuju kemarau.

"Potensi terjadinya hujan cenderung pada sore hingga malam hari dan bersifat sporadis atau lokal. Kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya angin puting beliung saat hujan lebat disertai angin kencang dan petir," demikian Rendi Krisnawan.

Baca juga: BMKG Banjarnegara sosialisasikan mitigasi gempa dan tsunami ke sekolah
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024