Semarang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah Frans Kongi mengatakan puluhan perusahaan di wilayah tersebut terpaksa menghentikan sementara produksinya sebagai dampak dari penyebaran COVID-19.

"Ada sekitar 40 perusahaan yang sudah setop produksi. Tersebar di Jawa Tengah," katanya dalam diskusi hukum yang digelar Rumah Pancasila di Semarang, Sabtu.

Puluhan perusahaan yang setop produksi tersebut, antara lain bergerak di bidang garmen serta furnitur.

Dampak dari penyebaran corona, lanjut dia, dirasakan para pengusaha sekitar satu hingga dua bulan terakhir.

Salah satu kendala utama dihadapi pengusaha, kata dia, ketergantungan terhadap bahan baku impor, utamanya dari China.

Baca juga: Produksi terganggu, Apindo Jateng berharap penghentian impor dari China tidak lama

Ia mencontohkan bahan baku farmasi, obat-obatan, tekstil, hingga besi yang harus didatangkan dari China.

Selain itu, pengusaha kesulitan mengekspor produknya pada situasi seperti sekarang ini.

"Pabrik kalau tetap produksi juga bingung karena pasarnya juga tidak ada," katanya.

Ia menyebut opsi untuk merumahkan karyawan agar perusahaan bisa tetap beroperasi.

Perusahaan-perusahaan yang masih berproduksi, kata dia, juga telah menerapkan protokol keselamatan di saat darurat pandemi corona ini.

Pakar hukum Universitas Nusa Cendana Kupang, Bernard L.Tanya, mengatakan saat kondisi negara seperti sekarang ini yang paling penting dilakukan yakni membangun solidaritas sosial.

"Permasalah yang dihadapi pengusaha bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga peran serta dan pengertian para pekerja," katanya.

Baca juga: Apindo Surakarta usul pemerintah subsidi THR buruh
Baca juga: Industri perkayuan Temanggung terpuruk

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024