Jakarta (ANTARA) - Triyaningsih, salah seorang atlet yang bersinar semasa Pengurus Pusat Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dipimpin Bob Hasan, menyatakan tak akan pernah melupakan perhatian tokoh nasional lintas bidang yang lebih akrab dengan atletik yang meninggal dunia di RSPAD, Jakarta, hari ini tersebut.
"Pak Hasan itu, totalitas banget. Perhatian kepada semua atlet. Enggak cuma yang berprestasi tapi juga yang cedera. Selalu memberikan motivasi dengan caranya yang khas. Makanya enggak bakal lupa dengan perhatiannya," kata Triyaningsih kepada ANTARA, Selasa.
Spesialis lari jarak jauh itu mengaku selama menjalani pemusatan latihan, Bob Hasan terus memperhatikan perkembangan atlet. Meski tidak intensif berkomunikasi, namun setiap kali bertemu atlet dia sudah pasti mengajak diskusi.
Baca juga: PON - Agus Prayogo dan Triyaningsih Rebut Emas Maraton
"Sayang pada semua atletnya dan menganggap seperti anaknya sendiri. Dulu (saya) sering juga dipanggil ke rumahnya," kata spesialis 5.000 meter, 10.000 meter dan marathon itu.
Salah satu atlet senior Indonesia itu menilai Bob adalah sosok yang tegas, namun humoris sehingga hubungan atlet dengan pengurus PB PASI menjadi dekat.
"Terima kasih atas loyalitas dan dedikasi bapak untuk olahraga Indonesia, khususnya cabang olahraga atletik. Selamat jalan Pahlawan Olahraga, jasamu akan selalu kami kenang," kata Triyaningsih.
Triyaningsih mengawali tugas membela negara pada SEA Games 2003 di Vietnam. Di sana, dia hanya menempati posisi empat 5.000 meter putri, tetapui memecahkan rekor nasional junior dengan catatan 16 menit 21 detik.
Baca juga: - Rini Patahkan Dominasi Triyaningsih
Pada 2005, Triyaningsih tidak turun, namun dua tahun kemudian pada SEA Games turun pada nomor 5.000 meter dan 10.000 meter. Di sini, dia memecahkan rekor 5.000 meter dengan 15 menit 54,32 detik. Pada SEA Games 2009 Triyaningsih turun lagi pada dua nomor itu.
Triyaningsih adalah atlet yang berlari paling jauh dalam cabang atletik SEA Games 2011 di Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan. Ia mengikuti tiga nomor lari, yaitu 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton, dan semuanya meraih hasil terbaik.
Emas 10 ribu meter terus didapat oleh Triyaningsih pada multievent dua tahunan itu secara berurutan mulai dari SEA Games 2013 Naypyitaw Myanmar, SEA Games 2015 Singapura dan SEA Games 2017 Malaysia. Pada SEA Games 2019 atlet berusia 33 tahun itu gagal menyumbangkan emas.
Baca juga: Triyaningsih Juarai Putri Jakarta Marathon dapat Hadiah Rp 120 Juta
"Pak Hasan itu, totalitas banget. Perhatian kepada semua atlet. Enggak cuma yang berprestasi tapi juga yang cedera. Selalu memberikan motivasi dengan caranya yang khas. Makanya enggak bakal lupa dengan perhatiannya," kata Triyaningsih kepada ANTARA, Selasa.
Spesialis lari jarak jauh itu mengaku selama menjalani pemusatan latihan, Bob Hasan terus memperhatikan perkembangan atlet. Meski tidak intensif berkomunikasi, namun setiap kali bertemu atlet dia sudah pasti mengajak diskusi.
Baca juga: PON - Agus Prayogo dan Triyaningsih Rebut Emas Maraton
"Sayang pada semua atletnya dan menganggap seperti anaknya sendiri. Dulu (saya) sering juga dipanggil ke rumahnya," kata spesialis 5.000 meter, 10.000 meter dan marathon itu.
Salah satu atlet senior Indonesia itu menilai Bob adalah sosok yang tegas, namun humoris sehingga hubungan atlet dengan pengurus PB PASI menjadi dekat.
"Terima kasih atas loyalitas dan dedikasi bapak untuk olahraga Indonesia, khususnya cabang olahraga atletik. Selamat jalan Pahlawan Olahraga, jasamu akan selalu kami kenang," kata Triyaningsih.
Triyaningsih mengawali tugas membela negara pada SEA Games 2003 di Vietnam. Di sana, dia hanya menempati posisi empat 5.000 meter putri, tetapui memecahkan rekor nasional junior dengan catatan 16 menit 21 detik.
Baca juga: - Rini Patahkan Dominasi Triyaningsih
Pada 2005, Triyaningsih tidak turun, namun dua tahun kemudian pada SEA Games turun pada nomor 5.000 meter dan 10.000 meter. Di sini, dia memecahkan rekor 5.000 meter dengan 15 menit 54,32 detik. Pada SEA Games 2009 Triyaningsih turun lagi pada dua nomor itu.
Triyaningsih adalah atlet yang berlari paling jauh dalam cabang atletik SEA Games 2011 di Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan. Ia mengikuti tiga nomor lari, yaitu 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton, dan semuanya meraih hasil terbaik.
Emas 10 ribu meter terus didapat oleh Triyaningsih pada multievent dua tahunan itu secara berurutan mulai dari SEA Games 2013 Naypyitaw Myanmar, SEA Games 2015 Singapura dan SEA Games 2017 Malaysia. Pada SEA Games 2019 atlet berusia 33 tahun itu gagal menyumbangkan emas.
Baca juga: Triyaningsih Juarai Putri Jakarta Marathon dapat Hadiah Rp 120 Juta