Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kalangan guru di semua tingkatan sekolah agar tidak membebani para pelajar dengan tugas-tugas yang berat selama mengikuti pembelajaran di rumah sebagai antisipasi penyebaran virus Corona jenis baru (COVID-19).
"Murid-murid jangan dibebani dengan tugas-tugas yang rata-rata, mereka yang komplain ke saya, bukan justru belajar metode daring tapi guru memberi tugas-tugas yang banyak dengan 'deadline' yang 'mepet'," katanya di Semarang, Minggu.
Baca juga: Ganjar liburkan dua minggu sekolah se-Jateng untuk antisipasi COVID-19
Baca juga: Ganjar menggratiskan biaya pemeriksaan COVID-19
Menurut Ganjar, selain dinilai tidak efektif pemberian tugas yang berat tersebut justru bisa membuat para siswa dirundung stres.
Orang nomor satu di Jateng itu mengaku jika menerima banyak komplain dari para pelajar akibat tugas dari guru yang makin banyak.
"Mungkin mereka bosan dan proses belajar daringnya itu tidak interaktif, cenderung satu arah berbentuk beban-beban tugas yang panjang," ujarnya.
Ganjar menyebut jika materi pembelajaran di rumah akan lebih efektif jika berkaitan dengan COVID-19.
"Mulai dari apa itu Corona, bagaimana mencegah, perilaku apa yang harus diubah sampai bagaimana bicara dengan temannya agar semua mengerti 'social distancing'," katanya.
Selain itu, materi atau tugas juga bisa berisi muatan yang bersifat menumbuhkan kreativitas pelajar seperti buah apa yang bisa menjaga ketahanan tubuh, vitamin apa yang harus diminum sehingga tubuh bisa tahan sehingga virus bisa dilawan, buah yang kandungannya mungkin bisa ditanyakan kepada siswa-siswi.
Menyikapi hal tersebut, Ganjar mengambil beberapa langkah yakni selain pelajar, mulai Senin (23/3) seluruh guru juga melaksanakan pembelajaran dari rumah alias "work from home" untuk semua tingkatan jenjang pendidikan.
Terkait hal itu, Ganjar menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan berkomunikasi dengan pemerintah kabupaten/kota masing-masing.
"Guru-guru, anda juga boleh bekerja di rumah, sekolahan dijaga oleh kepala sekolah, TU atau guru piket secara bergantian sehingga mereka bisa bekerja di rumah lebih banyak," ujarnya. (LHP)
Baca juga: Solo dan Semarang jadi prioritas pemeriksaan cepat COVID-19
Baca juga: Ganjar kumpulkan tokoh agama bahas acara besar keagamaan di Jateng
Baca juga: Pemprov Jateng liburkan ASN untuk antisipasi penyebaran COVID-19
"Murid-murid jangan dibebani dengan tugas-tugas yang rata-rata, mereka yang komplain ke saya, bukan justru belajar metode daring tapi guru memberi tugas-tugas yang banyak dengan 'deadline' yang 'mepet'," katanya di Semarang, Minggu.
Baca juga: Ganjar liburkan dua minggu sekolah se-Jateng untuk antisipasi COVID-19
Baca juga: Ganjar menggratiskan biaya pemeriksaan COVID-19
Menurut Ganjar, selain dinilai tidak efektif pemberian tugas yang berat tersebut justru bisa membuat para siswa dirundung stres.
Orang nomor satu di Jateng itu mengaku jika menerima banyak komplain dari para pelajar akibat tugas dari guru yang makin banyak.
"Mungkin mereka bosan dan proses belajar daringnya itu tidak interaktif, cenderung satu arah berbentuk beban-beban tugas yang panjang," ujarnya.
Ganjar menyebut jika materi pembelajaran di rumah akan lebih efektif jika berkaitan dengan COVID-19.
"Mulai dari apa itu Corona, bagaimana mencegah, perilaku apa yang harus diubah sampai bagaimana bicara dengan temannya agar semua mengerti 'social distancing'," katanya.
Selain itu, materi atau tugas juga bisa berisi muatan yang bersifat menumbuhkan kreativitas pelajar seperti buah apa yang bisa menjaga ketahanan tubuh, vitamin apa yang harus diminum sehingga tubuh bisa tahan sehingga virus bisa dilawan, buah yang kandungannya mungkin bisa ditanyakan kepada siswa-siswi.
Menyikapi hal tersebut, Ganjar mengambil beberapa langkah yakni selain pelajar, mulai Senin (23/3) seluruh guru juga melaksanakan pembelajaran dari rumah alias "work from home" untuk semua tingkatan jenjang pendidikan.
Terkait hal itu, Ganjar menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan berkomunikasi dengan pemerintah kabupaten/kota masing-masing.
"Guru-guru, anda juga boleh bekerja di rumah, sekolahan dijaga oleh kepala sekolah, TU atau guru piket secara bergantian sehingga mereka bisa bekerja di rumah lebih banyak," ujarnya. (LHP)
Baca juga: Solo dan Semarang jadi prioritas pemeriksaan cepat COVID-19
Baca juga: Ganjar kumpulkan tokoh agama bahas acara besar keagamaan di Jateng
Baca juga: Pemprov Jateng liburkan ASN untuk antisipasi penyebaran COVID-19