Pati (ANTARA) - Sebanyak dua warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terpaksa dirawat di ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati serta Rumah Sakit Fatabiq Pati setelah keduanya menjalani umrah di Arab Saudi sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan terpapar virus COVID-19.
"Status pasien tersebut baru dugaan sekaligus antisipasi karena memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri," kata Bupati Pati Haryanto didampingi Wakil Bupati Saiful Arifin di Pati, Senin.
Ia menjelaskan langkah antisipasi tersebut sebagai upaya mencegah penyebaran virus COVID-19, terutama warga yang baru pulang dari luar negeri, baik umrah maupun bekerja sebagai TKI.
Kedua warganya itu, sebelumnya memang pulang dari bepergian ke luar negeri pada Selasa (10/3), namun pada Jumat (13/3) mengeluhkan batuk dan demam.
Untuk itu, mereka harus dilakukan perawatan untuk memastikan penyakit yang dideritanya.
Karena rumah sakit rujukan tidak jauh, maka pasien tersebut dirujuk ke RSUD Kudus dan Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi.
"Kami sudah berkomunikasi dengan RSUD Kudus dan ternyata penuh, sedangkan dengan RSUD Karyadi belum ada jawaban karena lewatnya secara daring. Tetapi nanti akan kami informasikan secara intensif dan pasien sekarang terisolasi keluarga tidak boleh menjenguk dan yang menangani adalah petugas," katanya.
Ia mengingatkan kepada masyarakat agar tidak panik sehingga bisa menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan dan silakan melakukan aktivitas seperti biasa.
Bupati menyampaikan bahwa dalam kondisi seperti ini, masyarakat perlu menerapkan gerakan masyarakat sehat melalui aktivitas cuci tangan dengan sabun, pakai antiseptik maupun tisu basah.
"Sementara hindari komunikasi dengan berjabat tangan maupun ciuman. Saya yakin hanya menggunakan isyarat saja pasti orang sudah paham. Insya Allah kalau ini diterapkan, kondisi akan segera kembali normal," kata Haryanto.
Sementara itu, Direktur RSUD Soewondo Pati Suworo Nurcahyono membenarkan adanya pasien yang berstatus pasien dalam pengawasan pasien karena mengalami gejala mirip terpapar virus COVID-19.
Pasien tersebut masuk ke IGD RSUD Soewondo Pati pada Minggu (15/3) sore, kemudian setelah menjalani pemeriksaan langsung dirawat di ruang isolasi.
Lantaran bukan rumah sakit yang ditunjuk, dan sebelumnya hendak dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi Kudus, namun saat itu penuh.
"Untuk memastikan pasien tersebut positif atau tidak, harus mengirim sampel spesimen atau 'swab' tenggorokan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sedangkan kami belum memiliki media untuk membawa sampel tersebut," ujarnya.
Terkait hal itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno mengakui sebelumnya memang penuh karena ada rujukan dari Cepu dan Jepara, sedangkan kapasitas tempat tidurnya hanya dua.
Untuk saat ini, katanya, masih kosong satu tempat tidur karena salah satu pasien rujukan setelah dilakukan pemeriksaan mengalami penyakit TBC.
"Kami juga dihubungi pihak RSUP Kariadi karena sedang penuh, dipersilakan dirawat di RSUD Loekmono Hadi Kudus. Saat ini kami menunggu pihak rumah sakit pati," demikian Aris Jukisno.
"Status pasien tersebut baru dugaan sekaligus antisipasi karena memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri," kata Bupati Pati Haryanto didampingi Wakil Bupati Saiful Arifin di Pati, Senin.
Ia menjelaskan langkah antisipasi tersebut sebagai upaya mencegah penyebaran virus COVID-19, terutama warga yang baru pulang dari luar negeri, baik umrah maupun bekerja sebagai TKI.
Kedua warganya itu, sebelumnya memang pulang dari bepergian ke luar negeri pada Selasa (10/3), namun pada Jumat (13/3) mengeluhkan batuk dan demam.
Untuk itu, mereka harus dilakukan perawatan untuk memastikan penyakit yang dideritanya.
Karena rumah sakit rujukan tidak jauh, maka pasien tersebut dirujuk ke RSUD Kudus dan Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi.
"Kami sudah berkomunikasi dengan RSUD Kudus dan ternyata penuh, sedangkan dengan RSUD Karyadi belum ada jawaban karena lewatnya secara daring. Tetapi nanti akan kami informasikan secara intensif dan pasien sekarang terisolasi keluarga tidak boleh menjenguk dan yang menangani adalah petugas," katanya.
Ia mengingatkan kepada masyarakat agar tidak panik sehingga bisa menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan dan silakan melakukan aktivitas seperti biasa.
Bupati menyampaikan bahwa dalam kondisi seperti ini, masyarakat perlu menerapkan gerakan masyarakat sehat melalui aktivitas cuci tangan dengan sabun, pakai antiseptik maupun tisu basah.
"Sementara hindari komunikasi dengan berjabat tangan maupun ciuman. Saya yakin hanya menggunakan isyarat saja pasti orang sudah paham. Insya Allah kalau ini diterapkan, kondisi akan segera kembali normal," kata Haryanto.
Sementara itu, Direktur RSUD Soewondo Pati Suworo Nurcahyono membenarkan adanya pasien yang berstatus pasien dalam pengawasan pasien karena mengalami gejala mirip terpapar virus COVID-19.
Pasien tersebut masuk ke IGD RSUD Soewondo Pati pada Minggu (15/3) sore, kemudian setelah menjalani pemeriksaan langsung dirawat di ruang isolasi.
Lantaran bukan rumah sakit yang ditunjuk, dan sebelumnya hendak dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi Kudus, namun saat itu penuh.
"Untuk memastikan pasien tersebut positif atau tidak, harus mengirim sampel spesimen atau 'swab' tenggorokan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sedangkan kami belum memiliki media untuk membawa sampel tersebut," ujarnya.
Terkait hal itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno mengakui sebelumnya memang penuh karena ada rujukan dari Cepu dan Jepara, sedangkan kapasitas tempat tidurnya hanya dua.
Untuk saat ini, katanya, masih kosong satu tempat tidur karena salah satu pasien rujukan setelah dilakukan pemeriksaan mengalami penyakit TBC.
"Kami juga dihubungi pihak RSUP Kariadi karena sedang penuh, dipersilakan dirawat di RSUD Loekmono Hadi Kudus. Saat ini kami menunggu pihak rumah sakit pati," demikian Aris Jukisno.