Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah "Pendidikan Holistik: Ijtihad Muhammadiyah Abad Kedua" di Aula A.K. Ansori, Gedung Rektorat UMP, Sabtu.

Seminar yang ditujukan untuk mengkaji pendidikan holistik itu dibuka oleh Rektor UMP Dr. Anjar Nugroho, M.Si., M.H.I. dengan pembicara kunci Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Drs. H.A. Dahlan Rais, M.Hum.

Narasumber lainnya dalam seminar tersebut, yakni Dr. Anjar Nugroho, M.Si., M.H.I., Dr. Robby H. Abror, M.Hum., Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., R. Alpha Amirrachman, Ph.D., Agus Purwanto, D.Sc., dan Dr. Mohamad Ali, S.Ag., M.Pd.

Baca juga: Mahasiswa UMP kampanyekan upaya pencegahan virus corona

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UMP Dr. Anjar Nugroho, M.Si., M.H.I. mengatakan Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah yang digelar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan seminar yang ke 12. 

"Alhamdulillah kita semua bisa berkumpul di Aula A.K. Ansori ini untuk melaksanakan Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah. Ini seminar yang ke-12 tahun pertama yang diselenggarakan di beberapa PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah), totalnya ada 22, dan UMP mendapat giliran yang ke-12," ungkapnya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan pendidikan Muhammadiyah menjadi bagian dari keseluruhan pendidikan di Indonesia. 

"Bagaimana pendidikan Muhammadiyah? Secara filosofis sangat holistik, yakni membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berdisiplin, bertanggung jawab, cinta tanah air, memajukan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridai Allah SWT," jelasnya. 

Baca juga: Cegah penularan Covid-19, akademisi Fikes UMP ajak masyarakat lakukan PHBS

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Drs. H.A. Dahlan Rais, M.Hum. mengatakan pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, serta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan jasmani maupun rohani.

"Kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang berikutnya, yang terbaru Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (khususnya) Pasal 3, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa," katanya.

Ia mengharapkan berkembangnya potensi peserta didik agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.

Baca juga: Rektor UMP berkomitmen siapkan generasi muda yang mendunia

"Akal pikiran manusia itu memiliki kreativitas, manusia yang memiliki dorongan-dorongan yang harus menjadi perhatian dalam pendidikan yang berikutnya," katanya.

Saat ditemui wartawan, Dahlan Rais mengatakan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Aisyiyah yang akan digelar di Kota Solo pada tanggal 1-5 Juli 2020, mengusung tema "Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta".

"Tema itu kan berat sekali, dan Muhammadiyah serius. Itu suatu niat yang tulus untuk memberikan partisipasi dan kontribusi kepada masyarakat dan bangsa," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, bahan-bahan muktamar tidak hanya dari utusan muktamar saja, juga diperkuat dengan landasan akademik seperti seminar di sejumlah PTM, empat di antaranya seminar internasional.

Dalam hal ini, lanjut dia, materi dan hasil seminar tersebut akan dibawa ke muktamar sebagai bahan pelengkap dan penguat.

"Maka setidaknya ada dua materi itu, dari hasil-hasil seminar ini, kemudian usul dan saran dari peserta muktamar, serta sesungguhnya sudah ada yang lainnya lagi, yaitu hal-hal yang perlu disampaikan dan diantisipasi," katanya. (tgr).

Baca juga: UMP dan UTM gelar kolokium bersama di Johor Bahru
Baca juga: UMP siap bantu kepolisian melalui Digital Forensics Center

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024